Mahasiswi PGSD yang hilang sempat hubungi keluarga
A
A
A
Sindonews.com – Teguh ayah Shinta Kumoyowati Santosa (20) mahasiswi semester dua, Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT) yang menghilang, sempat mengubungi keluarganya.
Menurutnya, pada 15 Februari 2013 lalu, Shinta sempat menelpon ibunya sambil menangis. Dia juga meminta uang Rp2,5 juta untuk ongkos pulang. Namun saat ditanya keberadaannya, Shinta langsung mematikan ponselnya.
"Dia ngomong sambil nangis, katanya saya akan pulang, sekarang lagi ngumpet-ngumpet. Hal itu bikin saya khawatir, pasti ada yang disembunyikan. Saya juga sempat mentransfer uang ke Rp1,5 juta ke rekeningnya, tapi sampai sekarang dia tidak juga pulang," katanya, Minggu (31/3/2013).
Teguh mengaku, setelah Shinta menghilang, dirinya belum melaporkan ke polisi. Dia masih berupaya mencari ke tempat teman-teman anaknya. Dia juga sempat mencari ke orang pintar, namun tidak juga menemukan titik terang.
"Saya sudah berusaha tapi tidak ada hasil. Saya curiga dia dicuci otak oleh kelompok radikal, karena biasanya korbannya mahasiswi muslimah. Yah upaya terakhir saya akan lewat jalur hukum," katanya.
Ibu korban, Warti mengaku sebelum menghilang, anaknya tidak pernah menceritakan masalah yang berarti. Shinta dikenal sebagai anak yang baik, rajin ibadah dan jarang main keluar rumah.
"Ya kalau curhat biasanya soal pelajaran kuliah atau minta uang untuk ongkos. Tidak ada cerita yang macam-macam, seperti pacar, karena dia tidap pernah pacaran," katanya.
Menurutnya, pada 15 Februari 2013 lalu, Shinta sempat menelpon ibunya sambil menangis. Dia juga meminta uang Rp2,5 juta untuk ongkos pulang. Namun saat ditanya keberadaannya, Shinta langsung mematikan ponselnya.
"Dia ngomong sambil nangis, katanya saya akan pulang, sekarang lagi ngumpet-ngumpet. Hal itu bikin saya khawatir, pasti ada yang disembunyikan. Saya juga sempat mentransfer uang ke Rp1,5 juta ke rekeningnya, tapi sampai sekarang dia tidak juga pulang," katanya, Minggu (31/3/2013).
Teguh mengaku, setelah Shinta menghilang, dirinya belum melaporkan ke polisi. Dia masih berupaya mencari ke tempat teman-teman anaknya. Dia juga sempat mencari ke orang pintar, namun tidak juga menemukan titik terang.
"Saya sudah berusaha tapi tidak ada hasil. Saya curiga dia dicuci otak oleh kelompok radikal, karena biasanya korbannya mahasiswi muslimah. Yah upaya terakhir saya akan lewat jalur hukum," katanya.
Ibu korban, Warti mengaku sebelum menghilang, anaknya tidak pernah menceritakan masalah yang berarti. Shinta dikenal sebagai anak yang baik, rajin ibadah dan jarang main keluar rumah.
"Ya kalau curhat biasanya soal pelajaran kuliah atau minta uang untuk ongkos. Tidak ada cerita yang macam-macam, seperti pacar, karena dia tidap pernah pacaran," katanya.
(stb)