Massa pro SBY gelar aksi damai di MK & Istana
A
A
A
Sindonews.com - Ratusan orang dari Masyarakat Pemuda Muslim Anti Konstitusi (MPM-PK) menggelar aksi damai di Mahkamah Konstitusi dan Istana Merdeka Jakarta hari ini. Aksi itu bertajuk 'Hormati Presiden SBY Sebagai Kepala Negara Bung'.
Dengan Menggunakan enam Metromini dan satu mobil komando sound sytem. Sebanyak 150 demonstran yang terdiri dari pemuda dan mahasiswa melakukan aksi longmarch dari Istiqlal menuju Mahkamah Konstitusi dan Istana Negara.
Mereka mendesak semua pihak agar senantiasa menjaga kewibawaan serta menghormati Presiden SBY sebagai kepala negara, dengan tidak terus menerus menyudutkan apalagi sampai mencerca yang menjatuhkan kewibawaan pemerintah itu sendiri.
Pembelaan terhadap SBY itu ditunjukkan dengan membawa berbagai atribut. Beberapa spanduk besar bertuliskan, 'Hormati dan Jaga Kewibawaan Presiden SBY', 'Stop Menyudutkan Presiden SBY' dan 'Spanduk Sesuai Konstitusi Pemerintahan SBY Sampai Dengan 2014' dan masih banyak lagi.
Juru bicara MPM-PK, Heru Purwoko mengatakan, pemerintahan SBY-Boediono merupakan pemerintah yang sah hasil Pemilu 2009 dimana pada Pilpres 2009 lalu. Menurutnya, rakyat telah memberi mandat kepada Presiden SBY untuk memimpin bangsa dan negara sampai dengan 2014.
"Paska 2009 pemerintahan SBY telah melakukan banyak hal untuk bangsa dan negara. Rakyat pun bisa merasakan langsung berbagai keberhasilan kinerja pemerintahan SBY," kata Heru dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (21/3/2013).
Lebih lanjut, kata Heru, tidak elok rasanya apabila ditengah pemerintahan yang tengah berjalan masih saja ada kelompok atau elite tertentu yang kerap mencari-cari kesalahan pemerintah, yang bahkan mungkin berujung pada rencana pemakzulan.
"Apakah dengan atas nama demokrasi bisa dengan sesukanya menyudutkan, menyebarkan kebencian, mencaci maki bahkan mengancam kepala negara?" tanya Heru.
Sebagai bagian dari rakyat Indonesia, MPM-PK menyatakan sikap tetap mengormati Presiden SBY sebagai kepala negara. Ia juga mengajak semua pihak, berdemokrasi dengan sehat, santun, penuh etika agar tidak kebablasan, melanggar aturan dan merugikan rakyat.
"Stop menyudutkan, mencaci maki, mengancam Presiden SBY, sesuai konstitusi Pemerintahan SBY sampai dengan 2014. Sukseskan program kinerja Pemerintahan SBY di 1, 5 tahun waktu yang tersisa untuk kemajuan bangsa dan negara serta kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia," tukasnya.
Dengan Menggunakan enam Metromini dan satu mobil komando sound sytem. Sebanyak 150 demonstran yang terdiri dari pemuda dan mahasiswa melakukan aksi longmarch dari Istiqlal menuju Mahkamah Konstitusi dan Istana Negara.
Mereka mendesak semua pihak agar senantiasa menjaga kewibawaan serta menghormati Presiden SBY sebagai kepala negara, dengan tidak terus menerus menyudutkan apalagi sampai mencerca yang menjatuhkan kewibawaan pemerintah itu sendiri.
Pembelaan terhadap SBY itu ditunjukkan dengan membawa berbagai atribut. Beberapa spanduk besar bertuliskan, 'Hormati dan Jaga Kewibawaan Presiden SBY', 'Stop Menyudutkan Presiden SBY' dan 'Spanduk Sesuai Konstitusi Pemerintahan SBY Sampai Dengan 2014' dan masih banyak lagi.
Juru bicara MPM-PK, Heru Purwoko mengatakan, pemerintahan SBY-Boediono merupakan pemerintah yang sah hasil Pemilu 2009 dimana pada Pilpres 2009 lalu. Menurutnya, rakyat telah memberi mandat kepada Presiden SBY untuk memimpin bangsa dan negara sampai dengan 2014.
"Paska 2009 pemerintahan SBY telah melakukan banyak hal untuk bangsa dan negara. Rakyat pun bisa merasakan langsung berbagai keberhasilan kinerja pemerintahan SBY," kata Heru dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (21/3/2013).
Lebih lanjut, kata Heru, tidak elok rasanya apabila ditengah pemerintahan yang tengah berjalan masih saja ada kelompok atau elite tertentu yang kerap mencari-cari kesalahan pemerintah, yang bahkan mungkin berujung pada rencana pemakzulan.
"Apakah dengan atas nama demokrasi bisa dengan sesukanya menyudutkan, menyebarkan kebencian, mencaci maki bahkan mengancam kepala negara?" tanya Heru.
Sebagai bagian dari rakyat Indonesia, MPM-PK menyatakan sikap tetap mengormati Presiden SBY sebagai kepala negara. Ia juga mengajak semua pihak, berdemokrasi dengan sehat, santun, penuh etika agar tidak kebablasan, melanggar aturan dan merugikan rakyat.
"Stop menyudutkan, mencaci maki, mengancam Presiden SBY, sesuai konstitusi Pemerintahan SBY sampai dengan 2014. Sukseskan program kinerja Pemerintahan SBY di 1, 5 tahun waktu yang tersisa untuk kemajuan bangsa dan negara serta kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia," tukasnya.
(kri)