Program UPS gagal, Depok perluas TPA Ciayung
A
A
A
Sindonews.com - Dewan Perwakilan Rakyat Daweah (DPRD) Depok mengkritik Pemerintah Kota Depok telah gagal menanggulangi masalah persampahan seiring dengan membludaknya kapasitas sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipayung Depok. Setiap hari, masyarakat Depok membuang 4.500 meter kubik sampah.
Ketua DPRD Depok Rintisyanto menegaskan, semestinya 3.000 meter kubik sampah bisa diolah ditiap Unit Pengolahan Sampah (UPS). Namun kenyataannya, hanya 18 UPS yang berjalan optimal.
"Harusnya bisa diolah, sudah tujuh tahun kita jalankan program UPS, sampai saat ini baru 22 yang terbangun. Dan dari 22 hanya 18 efektif, program optimalisasi UPS saya anggap gagal. Kita dorong pemkot antisipasi membludaknya sampah," tukasnya kepada wartawan, Jumat (1/3/2013).
Menanggapi kritik pedas itu, Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail langsung memboyong seluruh pejabat Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Depok termasuk Plt Kepala DKP Kunarisasih meninjau TPA Cipayung. Dia menegaskan, bahwa peninjauan itu salah satu bagian untuk memperoleh adipura.
"Tinjauan hari ini saya melihat dibeberapa tempat, melihat tinjauan, peningkatan atas perbaikan. Penilaian pertama, salah satunya di TPA. Ada beberapa teknis yang harus diikuti, ada pengolahan, hasil pengolahan jadi kompos," jelasnya.
Dia melanjutkan, bahwa Kementrian Pekerjaan Umum akan menggelontorkan dana Rp149 milyar untuk perluasan TPA Cipayung. Hal itu dilakukan untuk memperpanjang usia TPA.
"Kolam C ada perencanaan dibangun intermediate treatment facility yaitu proses pengolahan sampah menjadi gas, kompos, listrik, dan residu. Ini menelan Rp149 milyar dari Kementerian PU, Depok kebagian tugas siapkan lahan. Sebelah barat lahan akan dibeli untuk mulai pembebasan lahan tahun ini, kontruksi juga tahun ini," tegasnya.
Menanggapi kritik DPRD, Nur Mahmudi berjanji akan terus mengoptomalisasi pengolahan sampah ditiap UPS. Dia juga menegaskan bahwa kualitas air minum di TPA masih bisa diminum asalkan lebih dari radius 100 hingga 200 meter.
"Kalau belum optimal ya memang harus dioptimalkan, kapasitas daya angkut dan pengolahannya. Kita selesaikan ini secara simultan. Kualitas air tanah, menurut evaluasi enggak ada masalah, 100-200 meter. Kalau yang dekat warning saja, jangan minum air sampah," tukasnya.
Ketua DPRD Depok Rintisyanto menegaskan, semestinya 3.000 meter kubik sampah bisa diolah ditiap Unit Pengolahan Sampah (UPS). Namun kenyataannya, hanya 18 UPS yang berjalan optimal.
"Harusnya bisa diolah, sudah tujuh tahun kita jalankan program UPS, sampai saat ini baru 22 yang terbangun. Dan dari 22 hanya 18 efektif, program optimalisasi UPS saya anggap gagal. Kita dorong pemkot antisipasi membludaknya sampah," tukasnya kepada wartawan, Jumat (1/3/2013).
Menanggapi kritik pedas itu, Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail langsung memboyong seluruh pejabat Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Depok termasuk Plt Kepala DKP Kunarisasih meninjau TPA Cipayung. Dia menegaskan, bahwa peninjauan itu salah satu bagian untuk memperoleh adipura.
"Tinjauan hari ini saya melihat dibeberapa tempat, melihat tinjauan, peningkatan atas perbaikan. Penilaian pertama, salah satunya di TPA. Ada beberapa teknis yang harus diikuti, ada pengolahan, hasil pengolahan jadi kompos," jelasnya.
Dia melanjutkan, bahwa Kementrian Pekerjaan Umum akan menggelontorkan dana Rp149 milyar untuk perluasan TPA Cipayung. Hal itu dilakukan untuk memperpanjang usia TPA.
"Kolam C ada perencanaan dibangun intermediate treatment facility yaitu proses pengolahan sampah menjadi gas, kompos, listrik, dan residu. Ini menelan Rp149 milyar dari Kementerian PU, Depok kebagian tugas siapkan lahan. Sebelah barat lahan akan dibeli untuk mulai pembebasan lahan tahun ini, kontruksi juga tahun ini," tegasnya.
Menanggapi kritik DPRD, Nur Mahmudi berjanji akan terus mengoptomalisasi pengolahan sampah ditiap UPS. Dia juga menegaskan bahwa kualitas air minum di TPA masih bisa diminum asalkan lebih dari radius 100 hingga 200 meter.
"Kalau belum optimal ya memang harus dioptimalkan, kapasitas daya angkut dan pengolahannya. Kita selesaikan ini secara simultan. Kualitas air tanah, menurut evaluasi enggak ada masalah, 100-200 meter. Kalau yang dekat warning saja, jangan minum air sampah," tukasnya.
(san)