MRT terlalu mahal, bebankan warga Jakarta
A
A
A
Sindonews.com - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menilai, biaya Mass Rapid Transit (MRT) terlampau mahal dan akan membebani uang khas daerah. Karena, kebutuhan masyarakat Jakarta akan transportasi massal adalah nilai ekonomis.
"Jadi harus ada studinya, dan tidak bisa ujug-ujungnya ditetapkan Rp35 ribu. Kemudian nanti DKI mensubsidi sekitar Rp240-an sekian M, kalau misalnya pengembalian invesnya sampai berapa tahun untuk subsidinya sangat besar kalau tidak ada studi ini," ujar Ilyani, pengurus harian YLKI di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (20/2/2013).
Menurutnya, harga MRT sendiri sangat mahal bila ditotal Rp35 ribu. Sehingga masyarakat yang menggunakannya akan membayar Rp70 ribu untuk satu kali jalan pulang pergi.
"Kalau dari total semuanya, itu diekonomiskan Rp35 ribu. Pulang pergi Rp70 ribu. Biaya terendah tadi saya lihat itu Rp15 ribu. Itu kan sangat besar. Makanya perlu ada ability to pay dan willingness to pay," terangnya.
Dia juga menekankan agar jangan sampai proyek untuk mengatasi kemacetan dengan pembangunan MRT ini, justru lebih besar dibandingkan dengan kerugian akibat kemacetan.
"Jadi harus ada studinya, dan tidak bisa ujug-ujungnya ditetapkan Rp35 ribu. Kemudian nanti DKI mensubsidi sekitar Rp240-an sekian M, kalau misalnya pengembalian invesnya sampai berapa tahun untuk subsidinya sangat besar kalau tidak ada studi ini," ujar Ilyani, pengurus harian YLKI di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (20/2/2013).
Menurutnya, harga MRT sendiri sangat mahal bila ditotal Rp35 ribu. Sehingga masyarakat yang menggunakannya akan membayar Rp70 ribu untuk satu kali jalan pulang pergi.
"Kalau dari total semuanya, itu diekonomiskan Rp35 ribu. Pulang pergi Rp70 ribu. Biaya terendah tadi saya lihat itu Rp15 ribu. Itu kan sangat besar. Makanya perlu ada ability to pay dan willingness to pay," terangnya.
Dia juga menekankan agar jangan sampai proyek untuk mengatasi kemacetan dengan pembangunan MRT ini, justru lebih besar dibandingkan dengan kerugian akibat kemacetan.
(san)