Ahok audit RS telantarkan bayi hingga tewas
A
A
A
Sindonews.com - Bayi kembar pasangan Elias Setya Nugroho dan Lisa Damawati, Dera Nur Anggraini meninggal dunia, setelah ditelantarkan pihak rumah sakit. Dera lahir dalam keadaan prematur, karena usia kandungan si kembar yang baru menginjak tujuh bulan.
Sebelum meninggal, orang tua Dera mendatangi rumah sakit rujukan untuk mendapatkan penanganan medis atas dirinya yang menderita kelainan pada tenggorokannya. Nahas, rumah sakit rujukan yang didatangi menolak merawat bayi malang itu. Hingga akhirnya dia menghembuskan nafas terakhirya pada Sabtu 16 Februari 2013.
Kabar tewasnya Dera, cepat menyebar di Jakarta. Masyarakat pun memandang sinis pihak rumah sakit yang menolaknya hanya karena orang tua Dera tak puanya uang untuk membayar uang muka rumah sakit Rp10-15 juta.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama pun angkat bicara. Dia mengaku, akan mengkonfirmasi kebenaran informasi tentang rumah sakit yang menolak merawat bayi tersebut, karena alasan tidak memiliki ruang ICU dan alat untuk merawat bayi tersebut.
"Kami dorong untuk dilakukan audit ke rumah sakit yang bersangkutan. Harusnya siapa pun yang sakit di Jakarta mendapat pertolongan segera. Rumah sakit swasta, negeri, pusat, dan daerah, harus peduli dengan pelayanan kesehatan," katanya kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (18/2/2013).
Dia menambahkan, dirinya menyampaikan keprihatinannya terhadap pelayanan rumah sakit dan akan mengupayakan perbaikan pelayanan bagi masyarakat agar kasus ini tidak terulang lagi. "Kasus seperti ini tidak boleh terulang lagi, ini pelajaran berharga bagi kita," terang Ahok.
Dera sendiri sudah sempat di rujuk ke RSCM, Fatmawati dan Rumah Sakit Harapan Kita, tapi tak ada satu pun rumah sakit itu menerimanya. Pihak rumah sakit beralasan tidak ada ruang ICU yang kosong dan alat bantu untuk melayani bayi penderita kelainan pada tenggorokannya.
Sebelum meninggal, orang tua Dera mendatangi rumah sakit rujukan untuk mendapatkan penanganan medis atas dirinya yang menderita kelainan pada tenggorokannya. Nahas, rumah sakit rujukan yang didatangi menolak merawat bayi malang itu. Hingga akhirnya dia menghembuskan nafas terakhirya pada Sabtu 16 Februari 2013.
Kabar tewasnya Dera, cepat menyebar di Jakarta. Masyarakat pun memandang sinis pihak rumah sakit yang menolaknya hanya karena orang tua Dera tak puanya uang untuk membayar uang muka rumah sakit Rp10-15 juta.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama pun angkat bicara. Dia mengaku, akan mengkonfirmasi kebenaran informasi tentang rumah sakit yang menolak merawat bayi tersebut, karena alasan tidak memiliki ruang ICU dan alat untuk merawat bayi tersebut.
"Kami dorong untuk dilakukan audit ke rumah sakit yang bersangkutan. Harusnya siapa pun yang sakit di Jakarta mendapat pertolongan segera. Rumah sakit swasta, negeri, pusat, dan daerah, harus peduli dengan pelayanan kesehatan," katanya kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (18/2/2013).
Dia menambahkan, dirinya menyampaikan keprihatinannya terhadap pelayanan rumah sakit dan akan mengupayakan perbaikan pelayanan bagi masyarakat agar kasus ini tidak terulang lagi. "Kasus seperti ini tidak boleh terulang lagi, ini pelajaran berharga bagi kita," terang Ahok.
Dera sendiri sudah sempat di rujuk ke RSCM, Fatmawati dan Rumah Sakit Harapan Kita, tapi tak ada satu pun rumah sakit itu menerimanya. Pihak rumah sakit beralasan tidak ada ruang ICU yang kosong dan alat bantu untuk melayani bayi penderita kelainan pada tenggorokannya.
(san)