RS tolak rawat bayi, ini kata Ahok

Senin, 18 Februari 2013 - 15:57 WIB
RS tolak rawat bayi,...
RS tolak rawat bayi, ini kata Ahok
A A A
Sindonews.com - Meninggalnya bayi kembar Dera Nur Anggraini akibat ditolak berobat oleh rumah sakit, menuai reaksi keras masyarakat. Diantaranya bahkan datang dari Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok).

Menurut dia, meninggalnya bayi Dera dikarenakan sistem data kapasitas ruangan dan pelayanan kesehatan belum terintegrasi satu sama lain. Sehingga, pihak rumah sakit tidak bisa mengetahui rumah sakit mana yang kapasitas ruang rawat inap kelas III yang masih kosong.

“Itu yang saya bilang. Kalau kita tidak membuat sistem data dan layanan secara online, maka kita tidak bisa melayani pasien secara terpadu. Paling tidak dengan adanya sistem online tersebut, pasien tidak mencari sendiri rumah sakit, melainkan pihak rumah sakit yang mencarinya,” kata Ahok di Balai Kota DKI, Jakarta, Senin (18/2/2013).

Dengan membangun sistem data online, maka RS di Jakarta dipaksakan untuk mencari ruangan bagi pasien yang membutuhkan dan sedang dirawat di RS tersebut. Karena, pihak RS dapat mengetahui mana RS yang kapasitas ruangan rawat inap kelas III masih kosong dan yang penuh.

Sehingga, RS bisa merujuk pasien yang telah datang tersebut ke RS yang masih memiliki ruang rawat inap kelas III yang masih kosong atau tersedia banyak.

“Kalau pasien yang nyari sendiri, dia mana tahu, kan tidak punya datanya. Nah kita ingin ada sistem online yang dijalankan oleh semua RS di Jakarta. Jadi ketahuan RS mana yang kosong. Tinggal kirim pakai ambulan ke RS yang kosong. Kalau enggak ada data, ya jadi bingung. Sampai di sini penuh, sampai di sana penuh,” terangnya.

Untuk memudahkan itu, Pemprov DKI akan menyiapkan layanan terpadu dengan nomor 119. Dengan nomor tersebut, keluarga pasien bisa mengetahui RS mana yang kosong, sehingga pasien bisa langsung diantarkan ke RS tersebut.

“Kalau sekarang kan saling lempar. RS mana yang kosong enggak mau tahu. Kalau RS nya sudah penuh ya sudah penuh. Kalau penuh kasiah pasiennya kan. Bisa saja jadi tak tertolong, akibat waktunya habis mencari tempat rawat inap,” tuturnya.

Seperti diketahui, setelah sepekan berjuang melawan penyakitnya, seorang bayi kembar Dera Nur Anggraini mengembuskan napas terakhirnya pada Sabtu 16 Februari 2013. Dera meninggal sekira pukul 18.00 WIB di Rumah Sakit Zahira, Jakarta Selatan.

Dera lahir secara kembar dan prematur meninggal akibat mengalami masalah dengan pernapasan, karena ada kelainan pada kerongkongannya. Rumah sakit tempat Dera saat ini tidak bisa melakukan operasi karena tidak mempunyai alat memadai.

Dokter di Rumah Sakit Zahira menyarankan agar dirujuk ke rumah sakit lain. Orangtuanya, sudah mencari RS lain seperti RSCM, Fatmawati, RSPP, RSUD Budhi Asih, dan Rumah Sakit Harapan Kita, tapi tak ada satu pun yang menerimanya.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0017 seconds (0.1#10.140)