Baru, nomor rumah di kampung pakai sistem blok

Senin, 28 Januari 2013 - 10:37 WIB
Baru, nomor rumah di...
Baru, nomor rumah di kampung pakai sistem blok
A A A
Sindonews.com - Sistem kependudukan di daerah pemekaran Tangerang Selatan, belum tertata rapi. Tidak adanya kesamaan dalam membuat nomor rumah, menyisakan masalah kependudukan yang terjadi di masa Kabupaten Tangerang.

Kendati begitu, ada sebagian warga yang masih memegang semangat mandiri. Mereka tidak berpijak pada aturan lama dan membuat terobosan dengan memakai sistem blok pada nomor rumah di kampung-kampung.

Diantara warga yang sedikit itu, terdapat di lingkungan RT 01/11, Kelurahan Pondok Aren. Kendati warga di lingkungan RT ini yang terlama melakukan pendataan di lingkungan RW11. Namun sistem yang mereka buat dalam mendata kependudukan sungguh baru, dan sangat bagus diterapkan.

"Kami memakai sistem blok untuk mendata penduduk, ada blok A-F," ujar Ketua RT 01/11 Hidayat kepada Sindonews, saat tengah mendata penduduk yang rumahnya pakai nomor lama, Senin (28/1/2013).

Dia melanjutkan, yang membedakan sistem blok ini dengan nomor kependudukan yang dipakai Pemerintah Kabupaten Tangerang sebelumnya, adalah kemudahan dalam mencari penduduk. Nomor rumah dibuat berurutan sesuai gang tempat warga tinggal.

"Jadi setiap ada peristiwa atau orang cari alamat, tinggal kita cek saja tinggal di blok apa? Nomor berapa? Nanti di situ kita cek ada tidak warga yang dimaksud," terang pria yang akrab di sapa Bang Kaping ini.

Dia menambahkan, setiap nomor rumah sudah didata sesuai dengan E-KTP yang ada di Kecamatan Pondok Aren. Mereka yang sudah berkeluarga, juga sudah didata dan dimasukkan dalam data base lingkungan RT01.

"Yang pakai sistem blok itu cuma di lingkungan RT01, sisanya masih menggunakan sistem yang lama. Nomornya kacak dan tidak tersusun dengan rapi," terangnya.

Untuk melakukan pendataan penduduk, dia mengaku, melibatkan unsur pemuda di lingkungan setempat. Begitupun dalam membuat nomor rumah. Mulai dari design hingga cetak plat nomor rumah, semua dikerjakan oleh pemuda. Hasilnya tidak terlalu buruk.

"Cetak pernomor rumah Rp7.000. Itu modalnya. Setiap rumah kita pungut biaya Rp10.000 plus ongkos pasang. Rata-rata setiap RT mematok angka segitu. Bahkan ada yang sampai Rp15.000," bebernya.

Dilibatkannya unsur pemuda dalam pendataan dan pemetaan lingkungan di RT01, sambung dia, merupakan atas inisiatifnya sendiri. Hal itu dia maksudkan untuk menggali potensi yang dimiliki pemuda setempat.

"Di lingkungan Rt 01/11, ada 278 nomor rumah. Sudah satu bulan ini, kita jalan memasang nomor rumah. Biasanya, kita jalan setiap Sabtu dan Minggu. Saat banyak pemuda sedang libur bekerja," tukasnya.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1052 seconds (0.1#10.140)