Priyo Budi kritik gaya blusukan Jokowi
A
A
A
Sindonews.com - Pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) telah memasuki masa kerja 100 hari sejak dilantik, pada Oktober 2012 lalu.
Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso menilai, Jokowi masih harus terus melakukan gaya khas kepemimpinannya yang kerap turun ke kampung atau disebut blusukan. Tetapi dia menyarankan agar mantan Wali Kota Solo itu bisa mengambil keputusan setiap melakukan kegiatan tersebut.
"Tetap blusukan, enggak apa-apa. Tetapi harus berani teken keputusan-keputusan yang pelik. Jakarta butuh keberanian seorang pemimpin," jelas Priyo kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Selatan, Jumat (25/1/2013).
Menurut dia, saat ini masyarakat ibu kota sangat membutuhkan figur pemimpin yang berani mengambil keputusan, sehingga bisa membuat Jakarta menjadi lebih baik.
"Kedepan, seorang pemimpin ditunggu untuk merombak dan mengubah Jakarta di tengah penilaian publik yang anggap Jakarta kota tua yang tidak ada harapan," terangnya.
Lebih lanjut, Priyo mengingatkan Jokowi agar tak ragu mengambil keputusan. Meskipun, kadang keputusan yang dia buat tidak tepat sasaran. Namun menurutnya, hal itu masih lebih baik ketimbang tidak melakukan apa-apa.
"Saya berpesan, lebih baik ambil putusan salah enggak apa-apa, ketimbang tidak ambil keputusan apa-apa dan daripada stuck sama sekali," sambungnya.
Politisi Partai Golkar ini pun baru akan mau menilai kinerja Jokowi dan Ahok setelah pasangan ini memasuki masa kerja selama satu tahun, karena dia berpendapat dengan 100 hari belum bisa menilai kinerja keduanya.
"Jika Jokowi dan Ahok berhasil dalam satu tahun ke depan berubah baik, itu baru bisa dievaluasi. Yang bersangkutan masih harus diuji, bisa berikan harapan pada masyarakat Jakarta atau tidak?" tantangnya.
Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso menilai, Jokowi masih harus terus melakukan gaya khas kepemimpinannya yang kerap turun ke kampung atau disebut blusukan. Tetapi dia menyarankan agar mantan Wali Kota Solo itu bisa mengambil keputusan setiap melakukan kegiatan tersebut.
"Tetap blusukan, enggak apa-apa. Tetapi harus berani teken keputusan-keputusan yang pelik. Jakarta butuh keberanian seorang pemimpin," jelas Priyo kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Selatan, Jumat (25/1/2013).
Menurut dia, saat ini masyarakat ibu kota sangat membutuhkan figur pemimpin yang berani mengambil keputusan, sehingga bisa membuat Jakarta menjadi lebih baik.
"Kedepan, seorang pemimpin ditunggu untuk merombak dan mengubah Jakarta di tengah penilaian publik yang anggap Jakarta kota tua yang tidak ada harapan," terangnya.
Lebih lanjut, Priyo mengingatkan Jokowi agar tak ragu mengambil keputusan. Meskipun, kadang keputusan yang dia buat tidak tepat sasaran. Namun menurutnya, hal itu masih lebih baik ketimbang tidak melakukan apa-apa.
"Saya berpesan, lebih baik ambil putusan salah enggak apa-apa, ketimbang tidak ambil keputusan apa-apa dan daripada stuck sama sekali," sambungnya.
Politisi Partai Golkar ini pun baru akan mau menilai kinerja Jokowi dan Ahok setelah pasangan ini memasuki masa kerja selama satu tahun, karena dia berpendapat dengan 100 hari belum bisa menilai kinerja keduanya.
"Jika Jokowi dan Ahok berhasil dalam satu tahun ke depan berubah baik, itu baru bisa dievaluasi. Yang bersangkutan masih harus diuji, bisa berikan harapan pada masyarakat Jakarta atau tidak?" tantangnya.
(san)