Banjir masih menggenangi Perumahan Mutiara Pluit
A
A
A
Sindonews.com - Warga Perumahan Mutiara Pluit, Kecamatan Periuk, Kota Tangerang, membutuhkan tambahan pompa untuk menyedot air banjir yang sudah lebih sepekan menggenang.
"Kami masih bingung harus kemana membuang air yang berada disini pasalnya dilokasi ini tidak ada saluran air. Perbedaanya bila di Total Persada, pembuangan bisa langsung ke Kali Sabi, bila Perumahan Mutiara Pluit itu tidak ada,” kata Kamaludin, salah seorang tim dari Satkorlak Kota Tangerang, Kamis (24/1/2013).
Dikatakan Kamal, saat ini pihaknya sudah memaksimalkan mobil unit damkar untuk membantu menyedot air. Tetapi dengan metode ini, dia memastikan prosesnya akan lama apabila tidak terbantu terik matahari.
“Air tidak akan kemana-mana. Satu-satunya jalan, kami membuangnya kejalan utama perumahan yang lebih tinggi. Untuk titik banjir yang satu ini paling sulit diatasi, pasalnya tidak ada tempat pembuangan," ungkapnya.
Sementara itu, Edo Suroso, Kepala RW 08, Perumahan Mutiara Pluit, Periuk, Kota Tangerang, mengatakan bahwa untuk di perumahan ini masih ada lima RT di RW 08 yang terendam banjir sedalam satu meter. Dan sekurangnya ratusan warga dari 80 kepala keluarga (kk) masih mengungsi di posko pengungsian.
"Perumahan kami ini benar-benar mirip baskom ataupun mangkok, perumahan dikelilingi kali dan Situ Bulakan. Jadi air yang masuk ya tidak bisa kemana-mana kecuali disedot dengan pompa-pompa air," terangnya.
Hingga saat ini, dari lima pompa yang dimiliki warga hanya tiga pompa yang aktif. Akibatnya, air pun lambat untuk dikeluarkan oleh pompa tersebut.
"Kami berharap pemerintah segera memberikan solusi. Kalau menunggu tiga pompa yang difungsikan bisa bisa sampai akhir bulan baru surut," tegasnya.
"Kami masih bingung harus kemana membuang air yang berada disini pasalnya dilokasi ini tidak ada saluran air. Perbedaanya bila di Total Persada, pembuangan bisa langsung ke Kali Sabi, bila Perumahan Mutiara Pluit itu tidak ada,” kata Kamaludin, salah seorang tim dari Satkorlak Kota Tangerang, Kamis (24/1/2013).
Dikatakan Kamal, saat ini pihaknya sudah memaksimalkan mobil unit damkar untuk membantu menyedot air. Tetapi dengan metode ini, dia memastikan prosesnya akan lama apabila tidak terbantu terik matahari.
“Air tidak akan kemana-mana. Satu-satunya jalan, kami membuangnya kejalan utama perumahan yang lebih tinggi. Untuk titik banjir yang satu ini paling sulit diatasi, pasalnya tidak ada tempat pembuangan," ungkapnya.
Sementara itu, Edo Suroso, Kepala RW 08, Perumahan Mutiara Pluit, Periuk, Kota Tangerang, mengatakan bahwa untuk di perumahan ini masih ada lima RT di RW 08 yang terendam banjir sedalam satu meter. Dan sekurangnya ratusan warga dari 80 kepala keluarga (kk) masih mengungsi di posko pengungsian.
"Perumahan kami ini benar-benar mirip baskom ataupun mangkok, perumahan dikelilingi kali dan Situ Bulakan. Jadi air yang masuk ya tidak bisa kemana-mana kecuali disedot dengan pompa-pompa air," terangnya.
Hingga saat ini, dari lima pompa yang dimiliki warga hanya tiga pompa yang aktif. Akibatnya, air pun lambat untuk dikeluarkan oleh pompa tersebut.
"Kami berharap pemerintah segera memberikan solusi. Kalau menunggu tiga pompa yang difungsikan bisa bisa sampai akhir bulan baru surut," tegasnya.
(san)