Inkonsistensi ruang terbuka hijau sebabkan banjir Jakarta
A
A
A
Sindonews.com - Kementerian Pekerjaan Umum (PU) menyatakan, permasalahan utama terjadinya banjir di Jakarta disebabkan belum efektifnya pengendalian pemanfaatan ruang terbuka hijau (RTH), yang hanya 9,6 persen dari luas kota Jakarta.
Direktur Jenderal Penataan Ruang Kementerian PU Imam S. Ernawi mengatakan, pengendalian RTH telah tertuang dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) kabupaten/ kota, khususnya sebelum berlakunya UU No 26/2007 tentang Penataan Ruang.
"Salah satu indikator penting, memanfaatkan RTH yang esensial untuk keseimbangan dan kelangsungan hidup kota," kata Imam saat menghadiri jumpa pers presentasi karya Sayembara Gagasan Perencanaan dan Perancangan Kota Green Metropolis Jakarta 2050 di Kantor PU, Jakarta, Rabu (23/1/2013).
Sebagai informasi, luas RTH Jakarta pada 1972 lalu seluas 51 persen. Hal ini jelas jauh menurun dibandingkan tahun 2012 kemarin, RTH hanya menjadi 9,6 persen saja dari luas kota Jakarta.
"Kedepan diperlukan pula fokus penanganan pada aspek rekayasa sosial dan ekonomi, yang menyentuh sendi-sendi kehidupan masyarakat perkotaan pada lingkup kawasan metropolitan Jakarta dan sekitarnya," tambahnya.
Aspek rekayasa sosial dan ekonomi tersebut, lanjut dia, melalui perencanaan dan perancangan kota yang lebih sensitif terhadap isu lingkungan dan mengadopsi prinsip pembangunan perkotaan berkelanjutan.
Direktur Jenderal Penataan Ruang Kementerian PU Imam S. Ernawi mengatakan, pengendalian RTH telah tertuang dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) kabupaten/ kota, khususnya sebelum berlakunya UU No 26/2007 tentang Penataan Ruang.
"Salah satu indikator penting, memanfaatkan RTH yang esensial untuk keseimbangan dan kelangsungan hidup kota," kata Imam saat menghadiri jumpa pers presentasi karya Sayembara Gagasan Perencanaan dan Perancangan Kota Green Metropolis Jakarta 2050 di Kantor PU, Jakarta, Rabu (23/1/2013).
Sebagai informasi, luas RTH Jakarta pada 1972 lalu seluas 51 persen. Hal ini jelas jauh menurun dibandingkan tahun 2012 kemarin, RTH hanya menjadi 9,6 persen saja dari luas kota Jakarta.
"Kedepan diperlukan pula fokus penanganan pada aspek rekayasa sosial dan ekonomi, yang menyentuh sendi-sendi kehidupan masyarakat perkotaan pada lingkup kawasan metropolitan Jakarta dan sekitarnya," tambahnya.
Aspek rekayasa sosial dan ekonomi tersebut, lanjut dia, melalui perencanaan dan perancangan kota yang lebih sensitif terhadap isu lingkungan dan mengadopsi prinsip pembangunan perkotaan berkelanjutan.
(stb)