Tangerang masih terendam, warga bertahan mengungsi
A
A
A
Sindonews.com - Ratusan pemukiman warga di Perumahan Mutiara Pluit, dan Perumahan Total Persada, di Kecamatan Priuk, Kota Tangerang, hingga kini masih tergenang air luapan Kali Sabi setinggi 1-1,5 meter.
Walaupun kondisi air sudah surut jauh dari sebelumnya, warga masih enggan kembali kerumah. Mereka masih bertahan menempati pengungsian, karena kondisi air yang kini menggenang di rumah-rumah warga berwarna hitam dan berbau serta bercampur sampah.
"Airnya sekarang kotor sekali, apalagi sampahnya menumpuk. Dari pada gatal-gatal lebih baik menunggu sampai surut," kata Sukitem, warga Perumahan Mutiara Pluit, Kota Tangerang, Selasa (22/1/2013).
Sukitem dan warga lainnya berharap, pemerintah setempat dapat segera mengerahkan mesin penyedot air (pompa) untuk membantu mengeluarkan air dari perumahan. Warga juga berharap pemerintah tanggap dalam menangani peristiwa pasca banjir.
"Kami memang masih butuh nasi bungkus, pengungsian, dan hal lainnya. Tetapi tolong juga lah kerahkan Dinas Kebersihan untuk membersihkan sampah yang mulai menumpuk. Kalau tidak dibersihkan, bisa jadi sarang penyakit bagi pengungsi yang kini tubuhnya sangat rentan," terangnya.
Berdasrakan pantauan di lapangan, sejumlah kendaraan yang tidak sempat diselamatkan pemiliknya saat air meluap terlihat masih teronggok. Bahkan disekitar rumah warga berbagai peralatan dapur terlihat masih mengambang disekitar halaman rumah.
Untuk diketahui sepekan lalu, perumahan Total Persada menjadi lokasi perumahan yang banjirnya paling tinggi di Kota Tangerang. Air yang mencapai 2,5 hingga 3 meter menenggelamkan dua RW yang dihuni sekitar 400 KK atau 1000 jiwa. Sementara di Perumahan Mutiara Pluit, ketinggian air awalnya mencapai 2,3 meter.
Walaupun kondisi air sudah surut jauh dari sebelumnya, warga masih enggan kembali kerumah. Mereka masih bertahan menempati pengungsian, karena kondisi air yang kini menggenang di rumah-rumah warga berwarna hitam dan berbau serta bercampur sampah.
"Airnya sekarang kotor sekali, apalagi sampahnya menumpuk. Dari pada gatal-gatal lebih baik menunggu sampai surut," kata Sukitem, warga Perumahan Mutiara Pluit, Kota Tangerang, Selasa (22/1/2013).
Sukitem dan warga lainnya berharap, pemerintah setempat dapat segera mengerahkan mesin penyedot air (pompa) untuk membantu mengeluarkan air dari perumahan. Warga juga berharap pemerintah tanggap dalam menangani peristiwa pasca banjir.
"Kami memang masih butuh nasi bungkus, pengungsian, dan hal lainnya. Tetapi tolong juga lah kerahkan Dinas Kebersihan untuk membersihkan sampah yang mulai menumpuk. Kalau tidak dibersihkan, bisa jadi sarang penyakit bagi pengungsi yang kini tubuhnya sangat rentan," terangnya.
Berdasrakan pantauan di lapangan, sejumlah kendaraan yang tidak sempat diselamatkan pemiliknya saat air meluap terlihat masih teronggok. Bahkan disekitar rumah warga berbagai peralatan dapur terlihat masih mengambang disekitar halaman rumah.
Untuk diketahui sepekan lalu, perumahan Total Persada menjadi lokasi perumahan yang banjirnya paling tinggi di Kota Tangerang. Air yang mencapai 2,5 hingga 3 meter menenggelamkan dua RW yang dihuni sekitar 400 KK atau 1000 jiwa. Sementara di Perumahan Mutiara Pluit, ketinggian air awalnya mencapai 2,3 meter.
(san)