Jokowi bantah adanya tekanan
A
A
A
Sindonews.com - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo membantah jika keputusannya merestui pembangunan enam ruas jalan tol di Ibu Kota, dikarenakan tekanan dari pemerintah pusat.
Menurutnya, proses persiapan pembangunan itu masih panjang, oleh karenanya dirinya pun masih terus mendengarkan masukan dari sejumlah pihak tentang fungsi dari ruas tol tersebut.
“Oh ndak lah. Masa saya ditekan. Sekali lagi itu kan masih panjang. Saya menyetujui dengan catatan transportasi massal boleh masuk, ya Kopaja, Metro Mini yang kondisinya sudah baik. Saya dengarkanlah semua masukan itu,” ujar Jokowi di Balai Kota, Jumat (11/1/2013).
Menurutnya, pemeirntah akan mendengarkan paparan dari investor yang menggarap proyek tersebut, memastikan jika pembangunan jalan layang tol ini bisa dilintasi oleh kendaraan umum massal.
“Itu nanti tunggu investor mau menjelaskan, karena jika tansportasi massal bisa masuk tol itu bukan urusan gampang. Itu nanti pasti ada hitung-hitungan ekonominya, jadi nanti dilihat,” paparnya.
Lebih lanjut Jokowi mengatakan jika pembangunan dari jalan tol layang ini ditujukan untuk memenuhi rasio jalan di Ibu Kota yang baru mencapai 6,2% menjadi 12%.
Selain itu, pembangunan ini juga diharapkan dapat mengimbangi rencana penambahan jumlah armada angkutan yang akan beroperasi di Jakarta.
“Saya bilang kan dua-duanya itu harus jalan, kalau jalannya kurang ya mesti ditambah. Jika transportasi massalnya kurang ya transportasi massalnya ditambah,” terangnya.
Menurutnya, proses persiapan pembangunan itu masih panjang, oleh karenanya dirinya pun masih terus mendengarkan masukan dari sejumlah pihak tentang fungsi dari ruas tol tersebut.
“Oh ndak lah. Masa saya ditekan. Sekali lagi itu kan masih panjang. Saya menyetujui dengan catatan transportasi massal boleh masuk, ya Kopaja, Metro Mini yang kondisinya sudah baik. Saya dengarkanlah semua masukan itu,” ujar Jokowi di Balai Kota, Jumat (11/1/2013).
Menurutnya, pemeirntah akan mendengarkan paparan dari investor yang menggarap proyek tersebut, memastikan jika pembangunan jalan layang tol ini bisa dilintasi oleh kendaraan umum massal.
“Itu nanti tunggu investor mau menjelaskan, karena jika tansportasi massal bisa masuk tol itu bukan urusan gampang. Itu nanti pasti ada hitung-hitungan ekonominya, jadi nanti dilihat,” paparnya.
Lebih lanjut Jokowi mengatakan jika pembangunan dari jalan tol layang ini ditujukan untuk memenuhi rasio jalan di Ibu Kota yang baru mencapai 6,2% menjadi 12%.
Selain itu, pembangunan ini juga diharapkan dapat mengimbangi rencana penambahan jumlah armada angkutan yang akan beroperasi di Jakarta.
“Saya bilang kan dua-duanya itu harus jalan, kalau jalannya kurang ya mesti ditambah. Jika transportasi massalnya kurang ya transportasi massalnya ditambah,” terangnya.
(stb)