Bang Wi, getol terapkan BMW di Jakarta

Jum'at, 19 Oktober 2012 - 23:26 WIB
Bang Wi, getol terapkan BMW di Jakarta
Bang Wi, getol terapkan BMW di Jakarta
A A A
Sindonews.com - Setiap pemimpin di Jakarta selalu meninggalkan jejak yang tidak bisa dilupakan warganya. Salahsatu yang pernah akrab dengan warga Jakarta adalah Wiyogo Atmodarminto mantan Gubernur DKI Jakarta periode 1987-1992.

Gubernur yang berlatar militer ini dinilai tegas namun tidak mengesampingkan sisi humanismenya. Salahsatu pemikirannya dalam mengubah wajah Jakarta sekarang ini adalah dengan konsep Bersih, Manusiawi, dan ber-wibawa (BMW).

Konsep inilah yang melatarinya untuk membenahi sejumlah keruwetan di Jakarta. Diantaranya dengan mengoptimalkan penggunaan tanah, perbaikan sanitasi, serta mengurangi persoalan transportasi dan kemacetan.

Pada saat Jakarta dipimpin Wiyogo atau yang akrab disapa Bang Wi, mulai melihat gelagat kalau jalanan Jakarta sudah tak mampu menampung kendaraan. Maka dicetuskanlah sistem 3 in 1 di Jakarta. Tujuannya, agar tidak seluruh pemilik kendaraan membawa mobilnya saat beraktivitas.

Saat itu, sistem tersebut cukup berhasil menekan kemacetan di jalan-jalan protokol Ibukota. Namun, seiring perkembangan waktu, sistem 3 in 1 yang bertahan hingga sekarang ini tak efektif lagi mampu mengurai kemacetan. Ditambah lagi pertumbuhan kendaraan cukup pesat, keberadaan joki membuat sistem 3 in 1 tak lagi efektif.

Disamping menggagas sistem 3 in 1, Bang Wi juga menilai kalau becak ikut menambah keruwetan di jalanan Jakarta. Ditambah lagi, becak dianggap moda transportasi yang kurang manusiawi.

Kendati pada saat itu banyak yang menentang kebijakan ini, namun sikap tegas Bang Wi membuat kemacetan di Jakarta sedikit berkurang. Sejak becak dihapuskan, sudah tidak terlihat lagi becak-becak yang berjejer di mulut jalan. Sedikit banyak, langkah ini telah mengurangi kemacetan di Jakarta.

Sebelum becak dihapus, mantan Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) periode 1978-1980 ini rupanya telah memikirkan mau dikemanakan para pengemudi becak ini. Bang Wi lantas menggulirkan program pengalihan dari pengemudi becak menjadi sopir angkot atau buskota.

Untuk pembangunan infrastruktur, apa yang dilakukan Bang Wi memang tidak sedahsyat Ali Sadikin. Namun melalui kegiatan BMW, Bang Wi menginginkan pembangunan di Ibu Kota tidak hanya berbentuk fisik semata, melainkan pembangunan yang meliputi aspek kemanusiaan dan tidak lupa memiliki wibawa di mata dunia.

Mantan Duta Besar Jepang periode 1983-1987 ini juga berperan menata Monumen Nasional (MOnas) lebih baik. Ia memprakarasai pemindahan Pekan Raya Jakarta (PRJ) dari Monas ke Kemayoran. Kebijakan ini cukup penting karena pada waktu itu PRJ menjadi ajang membangkitnya perekonomian rakyat.

Bang Wi yang berlatar belakang militer juga merombak sistem kinerja birokrasi untuk mengimbangi pertumbuhan Jakarta menuju kota modern dan maju.

Perubahan yang bisa kita rasakan hingga sekarang salah satunya hari kerja pegawai negeri yang dulu enam hari dijadikan lima hari dengan alasan efektivitas kerja.
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6410 seconds (0.1#10.140)