Presiden Perdamaian: SBY jangan cengeng!
A
A
A
Sindonews.com - Ada yang unik dalam aksi demonstrasi menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi di depan Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat.
Dari tengah-tengah massa aksi, muncul seorang wanita nyentrik yang mengaku bernama Ir Rr Herawaty Rinto Paeran. Wanita asli Maluku ini, ditemani dua pria rekannya. Wanita yang mengaku kesehariannya bekerja sebagai kontraktor ini berpakaian layaknya miss universe.
Dengan kacamata hitam, bertopi coklat bercorak macan tutul, berbaju putih, menggunakan banyak cincin yang cukup besar dan selendang bertuliskan Presiden Perdamaian.
Dalam aksinya, wanita ini menyebarkan pamflet yang mengklaim bahwa dirinya sebagai presiden perdamaian dan bertuliskan 'Satulah bangsaku, Indonesiaku dalam damai'. Dia mengaku, kedatangannya di tengah-tengah massa pengunjuk rasa untuk mengecam pula rencana Pemerintah menaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
"Presiden SBY ini kurang tegas. Tak berani mengambil risiko. Pemimpin itu harusnya tak cengeng, pemimpin itu harus bijak dan berani," ujarnya kepada wartawan di depan Istana Presiden, Jakarta Pusat, Selasa (27/3/2012).
Hingga saat ini, aksi demonstrasi menolak rencana pemerintah menaikkan harga BBM mulai 1 April 2012 masih terus berlangsung. (san)
Dari tengah-tengah massa aksi, muncul seorang wanita nyentrik yang mengaku bernama Ir Rr Herawaty Rinto Paeran. Wanita asli Maluku ini, ditemani dua pria rekannya. Wanita yang mengaku kesehariannya bekerja sebagai kontraktor ini berpakaian layaknya miss universe.
Dengan kacamata hitam, bertopi coklat bercorak macan tutul, berbaju putih, menggunakan banyak cincin yang cukup besar dan selendang bertuliskan Presiden Perdamaian.
Dalam aksinya, wanita ini menyebarkan pamflet yang mengklaim bahwa dirinya sebagai presiden perdamaian dan bertuliskan 'Satulah bangsaku, Indonesiaku dalam damai'. Dia mengaku, kedatangannya di tengah-tengah massa pengunjuk rasa untuk mengecam pula rencana Pemerintah menaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
"Presiden SBY ini kurang tegas. Tak berani mengambil risiko. Pemimpin itu harusnya tak cengeng, pemimpin itu harus bijak dan berani," ujarnya kepada wartawan di depan Istana Presiden, Jakarta Pusat, Selasa (27/3/2012).
Hingga saat ini, aksi demonstrasi menolak rencana pemerintah menaikkan harga BBM mulai 1 April 2012 masih terus berlangsung. (san)
()