Cuaca buruk masih mengancam
A
A
A
Sindonews.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan cuaca buruk berupa hujan deras disertai angin kencang akan melanda kawasan Jabodetabek hingga sepekan ke depan.
Kepala Subbidang Informasi Meteorologi BMKG Hary Tirto Djatmiko mengatakan, cuaca buruk tersebut karena munculnya bibit-bibit badai di Selat Hindia yang ditandai dengan hangatnya suhu muka laut.
Dalam hal ini yang paling hangat di selatan, setelah itu diikuti dengan pusaran dengan kecepatan angin di atas 60 kilometer per jam di laut serta penurunan tekanan udara. Hary Tirto Djatmiko mengungkapkan, cuaca seperti ini terjadi karena suhu muka laut di wilayah Indonesia cukup panas yang diperkirakan berkisar 28.0 – 31.0 derajat.
“Suhu muka laut terpanas terjadi di Samudera Hindia sebelah selatan Nusa Tenggara, perairan sebelah utara Australia dan perairan sebelah utara Papua Nugini. Pola tekanan rendah diperkirakan terjadi di Teluk Carpentaria dan Samudera Hindia sebelah selatan Nusa Tenggara, hujan lebat disertai angin kencang dengan durasi singkat dapat terjadi di beberapa tempat di wilayah Indonesia,” ungkap Hary Tirto Djatmiko kemarin.
Dia mengungkapkan, situasi ini berkaitan dengan makin dekatnya posisi matahari ke wilayah khatulistiwa. Akibat itu, seminggu ke depan akan terjadi hujan deras disertai angin kencang dengan durasi lima sampai 15 menit.
Selain di wilayah Jabodetabek, periode terjadi angin kencang dengan kecepatan 35 kilometer/ jam juga akan terjadi di wilayah lainnya. Hary mengimbau kepada masyarakat agar lebih waspada jika terjadi hujan disertai angin kencang.
Untuk pengendara roda dua lebih baik tidak meneruskan perjalanan jika terjadi hujan yang disertai angin kencang. Pengendara motor juga diharapkan tidak berteduh di bawah pohon ataupun papan iklan. “Periode ini masih akan terus terjadi sehingga diharapkan agar lebih waspada,” ucapnya.
Sementara itu, hujan deras disertai angin kencang yang melanda Ibu Kota kemarin menyebabkan puluhan pohon tumbang. Perjalanan kereta rel listrik (KRL) Jabodetabek rute Tanah Abang – Manggarai dan sebaliknya bahkan terganggu akibat pohon tumbang di Jalan Latuharhari, Jakarta Pusat.
Pohon tersebut mengenai kawat listrik aliran atas (LAA) sehingga KRL tidak beroperasi. Penumpang menumpuk di sejumlah stasiun karena jadwal keberangkatan KRL mengalami keterlambatan.
Kepala Humas Daop I Jakarta PT KAI Mateta Rijalulhaq mengatakan, pohon tumbang tersebut merusak instalasi sarana kereta api. Karena itulah, perjalanan KRL Jabodetabek terganggu. “Jika putus, butuh waktu yang cukup lama untuk memperbaikinya,” kata Mateta.
Selain di Jalan Latuharhari, pohon tumbang juga terjadi di Jalan Cikini Raya, Jalan Suprapto, Jalan Percetakan Negara, dan Jalan Cendana.
Dua puluh orang petugas diturunkan untuk mengevakuasi pohon yang tumbang serta dua truk pengangkut batang pohon.
Kepala Suku Dinas Pertamanan Jakarta Pusat Nuraida Lievayanti mengatakan, ketika mendegar ada pohon tumbang, pihaknya langsung terjun ke lapangan. “Kami secepatnya menurunkan tim untuk mengevakuasi pohon yang tumbang ,” katanya. Sebagai antisipasi, pihaknya melakukan penopingan terhadap pohon yang sudah lebat.
Pendataan terhadap pohon yang sudah waktunya ditebang juga terus dilakukan. Hujan deras disertai angin kencang yang terjadi kemarin dini hari bahkan menumbangkan pohon beringin di Jalan Raden Inten, Jakarta Timur. Sutrisno,37, warga setempat, menuturkan, pohon tersebut patah di beberapa bagian dan sempat membuat sebagian jalan tertutup. “Untung tidak sampai ada korban jiwa karena kejadian masih pagi dan jalan juga masih lumayan sepi,” ujarnya.
Petugas dari Dinas Pertamanan dan Pemakaman Jakarta Timur yang datang ke lokasi kemudian langsung membereskan dan merapikan pohon tersebut agar tidak menutupi jalan. Pohon beringin yang memang cukup besar tersebut rawan patah apabila ada angin yang bertiup kencang. “Memang seharusnya dipotong sedikit supaya tidak berbahaya,” tandasnya.
Jojo, pengawas dari Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, mengatakan, pohon tumbang tersebut karena tidak kuat diterjang angin kencang. “Angin lumayan kencang sehingga pohon tidak mampu menahan,” paparnya.
Pihaknya selama ini rutin mengecek kelaikan pohon,terutama yang terindikasi tumbang karena usia dan struktur batangnya. Lebih lanjut Jojo mengingatkan agar masyarakat tidak berteduh di bawah pohon, terutama ketika hujan turun disertai angin kencang.
“Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, lebih baik menghindari pohon besar ketika hujan turun disertai angin,” tambahnya.(lin)
Kepala Subbidang Informasi Meteorologi BMKG Hary Tirto Djatmiko mengatakan, cuaca buruk tersebut karena munculnya bibit-bibit badai di Selat Hindia yang ditandai dengan hangatnya suhu muka laut.
Dalam hal ini yang paling hangat di selatan, setelah itu diikuti dengan pusaran dengan kecepatan angin di atas 60 kilometer per jam di laut serta penurunan tekanan udara. Hary Tirto Djatmiko mengungkapkan, cuaca seperti ini terjadi karena suhu muka laut di wilayah Indonesia cukup panas yang diperkirakan berkisar 28.0 – 31.0 derajat.
“Suhu muka laut terpanas terjadi di Samudera Hindia sebelah selatan Nusa Tenggara, perairan sebelah utara Australia dan perairan sebelah utara Papua Nugini. Pola tekanan rendah diperkirakan terjadi di Teluk Carpentaria dan Samudera Hindia sebelah selatan Nusa Tenggara, hujan lebat disertai angin kencang dengan durasi singkat dapat terjadi di beberapa tempat di wilayah Indonesia,” ungkap Hary Tirto Djatmiko kemarin.
Dia mengungkapkan, situasi ini berkaitan dengan makin dekatnya posisi matahari ke wilayah khatulistiwa. Akibat itu, seminggu ke depan akan terjadi hujan deras disertai angin kencang dengan durasi lima sampai 15 menit.
Selain di wilayah Jabodetabek, periode terjadi angin kencang dengan kecepatan 35 kilometer/ jam juga akan terjadi di wilayah lainnya. Hary mengimbau kepada masyarakat agar lebih waspada jika terjadi hujan disertai angin kencang.
Untuk pengendara roda dua lebih baik tidak meneruskan perjalanan jika terjadi hujan yang disertai angin kencang. Pengendara motor juga diharapkan tidak berteduh di bawah pohon ataupun papan iklan. “Periode ini masih akan terus terjadi sehingga diharapkan agar lebih waspada,” ucapnya.
Sementara itu, hujan deras disertai angin kencang yang melanda Ibu Kota kemarin menyebabkan puluhan pohon tumbang. Perjalanan kereta rel listrik (KRL) Jabodetabek rute Tanah Abang – Manggarai dan sebaliknya bahkan terganggu akibat pohon tumbang di Jalan Latuharhari, Jakarta Pusat.
Pohon tersebut mengenai kawat listrik aliran atas (LAA) sehingga KRL tidak beroperasi. Penumpang menumpuk di sejumlah stasiun karena jadwal keberangkatan KRL mengalami keterlambatan.
Kepala Humas Daop I Jakarta PT KAI Mateta Rijalulhaq mengatakan, pohon tumbang tersebut merusak instalasi sarana kereta api. Karena itulah, perjalanan KRL Jabodetabek terganggu. “Jika putus, butuh waktu yang cukup lama untuk memperbaikinya,” kata Mateta.
Selain di Jalan Latuharhari, pohon tumbang juga terjadi di Jalan Cikini Raya, Jalan Suprapto, Jalan Percetakan Negara, dan Jalan Cendana.
Dua puluh orang petugas diturunkan untuk mengevakuasi pohon yang tumbang serta dua truk pengangkut batang pohon.
Kepala Suku Dinas Pertamanan Jakarta Pusat Nuraida Lievayanti mengatakan, ketika mendegar ada pohon tumbang, pihaknya langsung terjun ke lapangan. “Kami secepatnya menurunkan tim untuk mengevakuasi pohon yang tumbang ,” katanya. Sebagai antisipasi, pihaknya melakukan penopingan terhadap pohon yang sudah lebat.
Pendataan terhadap pohon yang sudah waktunya ditebang juga terus dilakukan. Hujan deras disertai angin kencang yang terjadi kemarin dini hari bahkan menumbangkan pohon beringin di Jalan Raden Inten, Jakarta Timur. Sutrisno,37, warga setempat, menuturkan, pohon tersebut patah di beberapa bagian dan sempat membuat sebagian jalan tertutup. “Untung tidak sampai ada korban jiwa karena kejadian masih pagi dan jalan juga masih lumayan sepi,” ujarnya.
Petugas dari Dinas Pertamanan dan Pemakaman Jakarta Timur yang datang ke lokasi kemudian langsung membereskan dan merapikan pohon tersebut agar tidak menutupi jalan. Pohon beringin yang memang cukup besar tersebut rawan patah apabila ada angin yang bertiup kencang. “Memang seharusnya dipotong sedikit supaya tidak berbahaya,” tandasnya.
Jojo, pengawas dari Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, mengatakan, pohon tumbang tersebut karena tidak kuat diterjang angin kencang. “Angin lumayan kencang sehingga pohon tidak mampu menahan,” paparnya.
Pihaknya selama ini rutin mengecek kelaikan pohon,terutama yang terindikasi tumbang karena usia dan struktur batangnya. Lebih lanjut Jojo mengingatkan agar masyarakat tidak berteduh di bawah pohon, terutama ketika hujan turun disertai angin kencang.
“Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, lebih baik menghindari pohon besar ketika hujan turun disertai angin,” tambahnya.(lin)
()