Parpol gagal cetak pemimpin sejati
Parpol gagal cetak pemimpin sejati
A
A
A
Sindonews.com - Calon Gubernur DKI Jakarta dari jalur independen Faisal Basri mengatakan, dipilihnya jalur independen dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jakarta, karena partai politik telah gagal menciptakan pemimpin yang sejati.
Dalam bursa pemilihan Gubernur Jakarta, Faisal akan berpasangan dengan Biem Benjamin. "Kami sadar perjuangan untuk melakukan koreksi atas kehidupan partai politik yang masih jauh dari harapan dalam menjalankan peran dan fungsinya," ujar Faisal di rumahnya, Jalan Tebet Barat 1 No. 23, Jakarta Selatan, Jumat (10/2/2012).
Ditambahkan Faisal, saat ini partai politik hanya berperan menjadi mesin pencari uang. "Partai politik sebagai mesin pencetak pemimpin, dalam kondisi yang seperti sekarang belum mampu melahirkan pemimpin yang kredibel, visioner dan senantiasa membela kepentingan rakyat," terangnya.
Lebih jauh, dia menjelaskan, partai politik yang mencari keuntungan dalam bursa pemilihan umum kepala daerah (Pemilukada). Sebab, untuk maju melalui partai politik dibutuhkan biaya yang sangat besar.
"Itu sebabnya, tak aneh jika kemudian banyak kepala daerah yang diusung lewat partai politik, tak sedikit yang tersangkut KKN (Korupsi Kolusi Nepotisme)," ungkapnya. (san)
Dalam bursa pemilihan Gubernur Jakarta, Faisal akan berpasangan dengan Biem Benjamin. "Kami sadar perjuangan untuk melakukan koreksi atas kehidupan partai politik yang masih jauh dari harapan dalam menjalankan peran dan fungsinya," ujar Faisal di rumahnya, Jalan Tebet Barat 1 No. 23, Jakarta Selatan, Jumat (10/2/2012).
Ditambahkan Faisal, saat ini partai politik hanya berperan menjadi mesin pencari uang. "Partai politik sebagai mesin pencetak pemimpin, dalam kondisi yang seperti sekarang belum mampu melahirkan pemimpin yang kredibel, visioner dan senantiasa membela kepentingan rakyat," terangnya.
Lebih jauh, dia menjelaskan, partai politik yang mencari keuntungan dalam bursa pemilihan umum kepala daerah (Pemilukada). Sebab, untuk maju melalui partai politik dibutuhkan biaya yang sangat besar.
"Itu sebabnya, tak aneh jika kemudian banyak kepala daerah yang diusung lewat partai politik, tak sedikit yang tersangkut KKN (Korupsi Kolusi Nepotisme)," ungkapnya. (san)
()
Explore More