Lion Air pecat pilot, dan siap diaudit
A
A
A
Sindonews.com - Sikap tegas kini mulai ditunjukkan Perusahaan Maskapai Penerbangan Lion Air menyusul ditangkapnya beberapa pilot saat sedang berpesta sabu oleh Badan Narkotika Nasional (BNN). Manajemen Lion Air akan menindak tegas setiap karyawannya termasuk pilot jika terbukti terlibat dalam jaringan narkoba.
"Kami akan pecat pilot yang terlibat dalam kasus narkoba. Kami sudah pernah memecat pilot karena terbukti menggunakan narkoba. Memang waktu itu tidak kami publikasikan," tegas Direktur Umum Lion Air Edward Sirait kepada wartawan di kantor BNN, Jalan MT Haryono, Jakarta Timur, Rabu (8/1/2012).
Peraturan ketat sebenarnya sudah diberlakukan oleh pihak manajemen. Termasuk memeriksa kondisi kesehatan para pilot setiap enam bulan sekali. Jangankan nyabu, hasil kesehatan yang menunjukkan pilot menderita kolesterol tinggipun langsung dilarang terbang.
"Kami melakukan pemeriksaan secara rutin terhadap para pilot, jika hasil pemeriksaan kesehatan seorang pilot menderita kolesterol tinggi, kami tidak mengizinkan yang bersangkutan tersebut terbang, dan menunggu sampai pilot tersebut dinyatakan sehat," tegasnya lagi.
"High kolesterol dapat menyebabkan serangan jantung, apalagi narkoba yang dapat membahayakan orang lain, jelas sangat kami larang," imbuhnya.
Menurut Edward, salah satu pilot yang ditangkap BNN bernama SS sebenarnya sudah bekerja di Lion Air selama 7 tahun, diyakini menggunakan narkoba belum lama ini. "Dari hasil hasil pemeriksaan, dia mengaku baru menggunakan narkoba setahun kebelakang," ungkapnya.
Sedangkan menanggapi jam terbang terlalu berlebih diterapkan kepada pilotnya, Edward siap diaudit. Data jam terbang para pilot bisa diketahui di Kementerian Perhubungan yang selalu diaudit setiap tahunnya.
Menurutnya, perusahaan telah mematuhi aturan terbang, 20 jam per dua minggu, 110 jam per bulan, dan 1.050 jam per tahun. (lin)
"Kami akan pecat pilot yang terlibat dalam kasus narkoba. Kami sudah pernah memecat pilot karena terbukti menggunakan narkoba. Memang waktu itu tidak kami publikasikan," tegas Direktur Umum Lion Air Edward Sirait kepada wartawan di kantor BNN, Jalan MT Haryono, Jakarta Timur, Rabu (8/1/2012).
Peraturan ketat sebenarnya sudah diberlakukan oleh pihak manajemen. Termasuk memeriksa kondisi kesehatan para pilot setiap enam bulan sekali. Jangankan nyabu, hasil kesehatan yang menunjukkan pilot menderita kolesterol tinggipun langsung dilarang terbang.
"Kami melakukan pemeriksaan secara rutin terhadap para pilot, jika hasil pemeriksaan kesehatan seorang pilot menderita kolesterol tinggi, kami tidak mengizinkan yang bersangkutan tersebut terbang, dan menunggu sampai pilot tersebut dinyatakan sehat," tegasnya lagi.
"High kolesterol dapat menyebabkan serangan jantung, apalagi narkoba yang dapat membahayakan orang lain, jelas sangat kami larang," imbuhnya.
Menurut Edward, salah satu pilot yang ditangkap BNN bernama SS sebenarnya sudah bekerja di Lion Air selama 7 tahun, diyakini menggunakan narkoba belum lama ini. "Dari hasil hasil pemeriksaan, dia mengaku baru menggunakan narkoba setahun kebelakang," ungkapnya.
Sedangkan menanggapi jam terbang terlalu berlebih diterapkan kepada pilotnya, Edward siap diaudit. Data jam terbang para pilot bisa diketahui di Kementerian Perhubungan yang selalu diaudit setiap tahunnya.
Menurutnya, perusahaan telah mematuhi aturan terbang, 20 jam per dua minggu, 110 jam per bulan, dan 1.050 jam per tahun. (lin)
()