Warga minta kembalikan fungsi trotoar
A
A
A
Sindonews.com - Pejalan kaki di Jakarta tak mendapat perhatian dari pemerintah. Buktinya, trotoar dan halte di ibu kota tidak nyaman dan aman. Kasus kecelakaan yang merenggut sembilan nyawa di Jalan Ridwan Rais, Jakarta Pusat, membuktikan keamanan pejalan kaki masih belum terjamin di ruas jalan ibu kota.
Menurut Andi (23), lebar trotoar juga masih tak sesuai standard, bahkan sering diserobot pengendara motor. Tak hanya itu, pedagang kaki lima ataupun parkir liar tak mau ketinggalan. “Kualitas material trotoar juga tidak bagus. Akibatnya, banyak yang rusak, bahkan ada yang berlubang,” kritiknya.
Untuk itu, Andi meminta Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta berkoordinasi dengan instansi terkait untuk mengembalikan fungsi trotoar. “Hanya beberapa wilayah DKI yang trotoarnya bagus dan aman, seperti di kawasan Menteng. Namun, lebih banyak yang tidak memberi rasa aman bagi pejalan kaki,” ujar Andi (23).
Pendapat yang sama diutarakan Krishna (25), mengaku prihatin, dengan trotoar yang banyak beralih fungsi. Menurutnya, kondisi trotoar di ibu kota jauh dari aman dan memadai. “Sangat berbeda dibanding kota-kota lainnya di dunia,” sentil Krishna.
Dia meminta Pemprov DKI Jakarta lebih tegas terhadap masalah ini. Jika terus dibiarkan, akan memperburuk citra Jakarta sebagai kota metropolitan. “Di sejumlah jalan nyaris tidak ada areal untuk pejalan kaki,” curhatnya.
Krishna berharap, yang terpenting sekarang adalah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta agar menerapkan aturan yang jelas bagi para pengendara sepeda motor yang menggunakan trotoar.
"Ya, minimal dipasangin pembatas lah supaya motor tidak naik ke trotoar atau pihak Polantas menerapkan aturan jelas bagi para pengendara motor tersebut. Ditilang lah atau dikasih hukuman disiplin aja biar jera," pungkasnya. (wbs)
Menurut Andi (23), lebar trotoar juga masih tak sesuai standard, bahkan sering diserobot pengendara motor. Tak hanya itu, pedagang kaki lima ataupun parkir liar tak mau ketinggalan. “Kualitas material trotoar juga tidak bagus. Akibatnya, banyak yang rusak, bahkan ada yang berlubang,” kritiknya.
Untuk itu, Andi meminta Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta berkoordinasi dengan instansi terkait untuk mengembalikan fungsi trotoar. “Hanya beberapa wilayah DKI yang trotoarnya bagus dan aman, seperti di kawasan Menteng. Namun, lebih banyak yang tidak memberi rasa aman bagi pejalan kaki,” ujar Andi (23).
Pendapat yang sama diutarakan Krishna (25), mengaku prihatin, dengan trotoar yang banyak beralih fungsi. Menurutnya, kondisi trotoar di ibu kota jauh dari aman dan memadai. “Sangat berbeda dibanding kota-kota lainnya di dunia,” sentil Krishna.
Dia meminta Pemprov DKI Jakarta lebih tegas terhadap masalah ini. Jika terus dibiarkan, akan memperburuk citra Jakarta sebagai kota metropolitan. “Di sejumlah jalan nyaris tidak ada areal untuk pejalan kaki,” curhatnya.
Krishna berharap, yang terpenting sekarang adalah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta agar menerapkan aturan yang jelas bagi para pengendara sepeda motor yang menggunakan trotoar.
"Ya, minimal dipasangin pembatas lah supaya motor tidak naik ke trotoar atau pihak Polantas menerapkan aturan jelas bagi para pengendara motor tersebut. Ditilang lah atau dikasih hukuman disiplin aja biar jera," pungkasnya. (wbs)
()