Aksi solidaritas Sondang kembali ricuh

Sabtu, 17 Desember 2011 - 19:14 WIB
Aksi solidaritas Sondang kembali ricuh
Aksi solidaritas Sondang kembali ricuh
A A A
Sindonews.com – Tak mau membubarkan diri, aksi demonstrasi solidaritas Sondang dari eleman mahasiswa di Istana Negara, Sabtu (17/12/2011) kembali ricuh.

Aksi dorong-dorongan terjadi antara mahasiswa dengan aparat kepolisian, sekira pukul 17:35 WIB. Akibat dari aksi dorong-dorongan tersebut, tiga mahasiswa pingsan dan tiga peserta aksi demonstrasi lainnya diamankan pihak kepolisian. Kericuhan tersebut berlangsung sekira 30 menit.

"Tiga peserta aksi yang ditahan itu adalah Risky Tuaname dari Jayabaya, Sofyan dari Universitas Pamulang yang juga aktif di organisasi Mahasiswa Karat dan Erian dari organisasi masyarakat Gonas," ujar Ahmad Latupono, salah seorang humas aksi yang juga mahasiswa Universitas Islam Jakarta, kepada Sindonews.com.

Dirinya menambahkan, mahasiswa akan tetap bertahan di depan Istana Negara, hingga sejumlah mahasiswa yang diamankan dibebaskan. "Kami menyayangkan tindakan polisi. Kalau mau membubarkan kami jangan pakai fisik dong," tandasnya.

Lebih lanjut ia menuturkan, tindakan represif pihak kepolisian tersebut bukti bahwa rezim SBY-Boediono bersifat militerisme atau individualisme. Sekedar diketahui, mahasiswa tiba didepan istana negara sekitar pukul 15.00 WIB. Sedangkan ratusan polisi berjaga di depan Istana. Dalam waktu bersamaan, Kontras pun melakukan aksi menyalakan lilin.

Sementara itu pada siang hari tadi, ratusan mahasiswa tergabung dalam Laskar Sondang atau Sondang untuk Revolusi menggelar aksi unjuk rasa secara long march dari depan Kantor Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) menuju ke Istana Negara, Sabtu (17/12/2011).

Unjuk rasa itu digelar sebagai aksi protes terhadap pemerintahan SBY-Boediono yang dianggap gagal, sekaligus sebagai bentuk solidaritas terhadap aksi bakar diri dilakukan Sondang Hutagalung.

Begitu pula dalam orasinya, Humas Aksi demo dari Universitas Bung Karno (UBK) Faren Sadao membeberkan kegagalan pemerintah SBY-Boediono. Pemerintah belum mampu membawa negara ke arah yang lebih baik.

Buktinya, banyak aset negara yang diambil negara lain, sehingga makin banyak rakyat Indonesia yang sengsara. Bukti lain kegagalan itu, adanya aparat keamanan yang bertindak represif, membantai warga dan ironisnya pemerintah hanya bisa diam.

"Negara ini seperti tak memiliki pemimpin. Sudah selayaknya, SBY-Boediono turun dari jabatannya," kata Faren yang aktif di organisasi mahasiswa LMND itu.

Deni Ardiansyah, aktivis lainnya mengatakan aksi Bakar diri yang telah dilakukan Sondang Hutagalung, jangan hanya di kenang dan diperdebatkan. Tapi, pemuda Indonesia harus mampu memperjuangkan apa yang telah dilakukan Sondang.
"Hingga pada akhirnya SBY-Boediono mundur, atau sudah ada perubahan yang baik bagi negara kita," tandasnya.
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8844 seconds (0.1#10.140)