Imbas Corona, Ribuan Perusahaan di Bekasi Terancam Gulung Tikar

Selasa, 07 April 2020 - 16:07 WIB
Imbas Corona, Ribuan Perusahaan di Bekasi Terancam Gulung Tikar
Imbas Corona, Ribuan Perusahaan di Bekasi Terancam Gulung Tikar
A A A
BEKASI - Ribuan perusahaan yang ada di Kabupaten Bekasi terancam gulung tikar akibat terkena dampak wabah virus Corona (Covid-19). Ribuan perusahaan ini terancam tutup lantaran kelangkaan bahan baku dari China dan berkurangnya kapasitas produksi.

Ketua Asosiasi Pengusahan Indonesia (APINDO) Kabupaten Bekasi, Sutomo mengatakan, dari sekitar 5000 perusahaan yang ada di Kabupaten Bekasi, hampir setengahnya sudah menurunkan 40% produksinya. ”Informasi yang kita terima dari lisan para pengusaha,” kata Sutomo kepada wartawan Selasa (7/4/2020).

Namun, kata dia, khusus untuk perusahaan automotif dan elektronik yang ada di Kabupaten Bekasi sudah 50% produksinya menurun sejak WHO menetapkan pandemi Corona. Meski demikian, ada beberapa suplayer yang bekerja sama dengan induknya mengubah hari kerjanya.

“Dari semula full seminggu berubah hanya dua hingga tiga hari kerja,” ungkapnya. Sehingga, kata dia, APINDO menyakini kondisi seperti ini akan berdampak untuk perusahaan yang menengah ke bawah, jika tidak ada tolerasi apapun untuk bisa bertahan dalam kondisi seperti ini.

Menurut dia, kondisi perusahaan menengah ke bawah itu istilah hari ini ada bisnis, hari ini ada duit. Tinggal ukurannya berapa lama perusahaan bisa menghidupinya, bisa sebulan atau tidak.”Hampir 50-60% perusahaan menengah ke bawan akan gulung tikar dengan kondisi seperti ini,” ujarnya.

Untuk perusahaan menengah ke atas, Sutomo memastikan tidak akan terlalu berdampak dengan kondisi seperti sekarang, mengingat keuanganya besar, sehingga bisa bertahan untuk beberapa bulan kedepan.”Karena keuanganya kuat tidak terlalu berdampak,” jelasnya.

Sutomo memprediksi akan banyak tenaga kerja yang dirumahkan dengan kondisi sekarang, mengingat untuk membuat mobil atau elektronik sebagian sparepart-nya dikirim dari China. Sementara barang dari China masuk ke Indonesia belum bisa hingga waktu yang belum ditentukan.

”Prediksi saya 50% pekerja diberhentikan dari jumlah sebanyak 2 juta orang pekerja,” ungkapnya. Saat ini para pengusaha diseluruh Indonesia mengikuti imbaun pemerintah untuk menekan Covid -19 dengan berbagai cara seperti meliburkan karyawannya.

Dan menyesuaikan pengaturan jumlah dan jam kerjanya. Situasi ini akan berpengaruh pada upah yang diterima oleh karyawan. Meskipun beberapa perusahaan dilaporkan tetap membayar gaji karyawanya secara penuh, meskipun diliburkan sementara untuk menekan penyebaran.

Terpisah, Ketua APINDO Kota Bekasi, Purnomo menambahkan, perlu sama-sama memahami kondisi yang saat ini terjadi, baik pekerja maupun pengusaha.”Di Kota Bekasi hanya dua sampai tiga perusahaan yang meliburkan karyawanya mengikuti anjuran dari pemerintah,” katanya.

Sementara beberapa perusahaan tidak dapat menghentikan aktivitas bisnisnya lantaran terkait kontrak dan pesanan. Beberapa alternatif dilakukan pengusaha di Kota Bekasi dengan menerapkan work from home (WFH) bagi karyawan staf, melakukan pergantian kerja yang masuk dan libur.

”Belum ada pekerja yang diberhentikan hingga kini,” tegasnya. Dari sisi pengusaha, profit secara otomatis berkurang dibandingkan situasi normal. Meskipun belum dipastikan kerugiannya, hal ini dipastikan lantaran produksi berkurang, pengiriman jadi terganggu. Ditambah biaya yang harus dikeluarkan lebih besar dibandinhkan biasanya.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3756 seconds (0.1#10.140)