Tak Dapat Lagi Jatah Sarapan, Siswa SDN Bidara Cina Pingsan saat Upacara
A
A
A
JAKARTA - Siswa SDN Bidara Cina 05, Jatinegara, Jakarta Timur kerap pingsan ketika mengikuti upacara. Itu terjadi lantaran siswa tak pernah merasakan sarapan, padahal Pemprov DKI Jakarta telah mengeluarkan Program Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMTAS).
Kini 412 siswa tak mendapatkan bantuan tersebut. Akibatnya, setiap kali upacara berlangsung ada saja murid yang pingsan. "Itu setiap upacara ada yang pingsan karena belum sarapan di rumah," kata Kepala SDN Bidara Cina 05 Sudarto, Kamis (30/1/2020).
Mayoritas siswa yang bersekolah di sini berlatarbelakang dari keluarga tidak mampu atau berada dalam ekonomi pas-pasan. Ironisnya, pihak sekolah tak mampu berbuat banyak lantaran tenaga pendidik masih banyak berstatus pegawai kontrak kerja individu (KKI).
"Kami bantu dengan uang dari guru-guru tapi hanya dapat membeli sepotong roti sebagai pengganjal. Setidaknya 9-10 murid yang enggak kuat lalu dibawa ke UKS. Murid yang pingsan sekitar 2 orang setiap upacara. Dari pihak sekolah cuma bisa kasih teh manis sama roti," kata Sudarto.
Apalagi siswa SDN Bidara Cina 05 baru saja menjadi korban banjir awal 2020 akibat luapan Kali Ciliwung sehingga membuat perlengkapan sekolah mereka banyak yang hilang. “90% penerima KJP. Kebanyakan orang tua murid bekerja sebagai buruh. Ibunya buruh cuci, bapaknya buruh serabutan, ada yang sopir angkot, satpam," ucapnya.
Program PMTAS merupakan program Dinas Pendidikan DKI diatur dalam Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 9 Tahun 2019. Seluruh siswa/siswi mulai dari tingkat PAUD, TK, SD, dan SLB di daerah kategori miskin dapat sarapan gratis dengan tujuan memenuhi gizi para murid dalam masa pertumbuhan.
Adapun wilayah Jatinegara dimana SDN Bidara Cina 05 berada merupakan kecamatan urutan kedua di Jakarta Timur dengan sebaran rumah tangga miskin sebanyak 14.200.
Kini 412 siswa tak mendapatkan bantuan tersebut. Akibatnya, setiap kali upacara berlangsung ada saja murid yang pingsan. "Itu setiap upacara ada yang pingsan karena belum sarapan di rumah," kata Kepala SDN Bidara Cina 05 Sudarto, Kamis (30/1/2020).
Mayoritas siswa yang bersekolah di sini berlatarbelakang dari keluarga tidak mampu atau berada dalam ekonomi pas-pasan. Ironisnya, pihak sekolah tak mampu berbuat banyak lantaran tenaga pendidik masih banyak berstatus pegawai kontrak kerja individu (KKI).
"Kami bantu dengan uang dari guru-guru tapi hanya dapat membeli sepotong roti sebagai pengganjal. Setidaknya 9-10 murid yang enggak kuat lalu dibawa ke UKS. Murid yang pingsan sekitar 2 orang setiap upacara. Dari pihak sekolah cuma bisa kasih teh manis sama roti," kata Sudarto.
Apalagi siswa SDN Bidara Cina 05 baru saja menjadi korban banjir awal 2020 akibat luapan Kali Ciliwung sehingga membuat perlengkapan sekolah mereka banyak yang hilang. “90% penerima KJP. Kebanyakan orang tua murid bekerja sebagai buruh. Ibunya buruh cuci, bapaknya buruh serabutan, ada yang sopir angkot, satpam," ucapnya.
Program PMTAS merupakan program Dinas Pendidikan DKI diatur dalam Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 9 Tahun 2019. Seluruh siswa/siswi mulai dari tingkat PAUD, TK, SD, dan SLB di daerah kategori miskin dapat sarapan gratis dengan tujuan memenuhi gizi para murid dalam masa pertumbuhan.
Adapun wilayah Jatinegara dimana SDN Bidara Cina 05 berada merupakan kecamatan urutan kedua di Jakarta Timur dengan sebaran rumah tangga miskin sebanyak 14.200.
(jon)