Tahun Baru Imlek, BMKG Ingatkan Jakarta Siaga Banjir
A
A
A
JAKARTA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan prakiraan dampak hujan lebat di wilayah Indonesia, termasuk DKI Jakarta. Bahkan, Jakarta menjadi urutan pertama potensi banjir.
Selain Jakarta, potensi banjir juga akan terjadi di Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Bengkulu, dan Lampung. “Jakarta siaga banjir,” kata Kepala Bidang Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG Hary Djatmiko kepada wartawan kemarin.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Mulyono R Prabowo juga memperingatkan sejumlah wilayah akan potensi bahaya yang disebabkan banjir. Salah satunya DKI Jakarta. Berdasarkan prakiraan berbasis dampak hujan lebat, status siaga potensi banjir atau genangan akan terjadi pada 24-25 Januari 2020. “Dan yang perlu diwaspadai adalah wilayah DKI Jakarta,” kata Mulyono dalam keterangannya.
BMKG mengimbau agar masyarakat tetap berhati-hati akan dampak hujan lebat. Misalnya banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin. Mulyono mengatakan, potensi hujan lebat terjadi dalam kurun waktu sepekan ini, yakni selama 24-29 Januari.
Hujan lebat tersebut dipengaruhi sirkulasi siklonik di sekitar Samudra Hindia selatan Lampung. Sirkulasi ini menyebabkan terbentuknya pola konvergensi serta belokan angin di wilayah Indonesia bagian barat.
Selain itu, kata dia, kondisi atmosfer Indonesia yang labil menyebabkan massa udara lembab dari lapisan bawah cukup mudah untuk terangkat ke atmosfer. “Kedua faktor tersebut menyebabkan peningkatan potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah Indonesia bagian barat,” ungkap Mulyono.
Kemarin hujan lebat terjadi sepanjang pagi hingga siang menyebabkan sejumlah wilayah di Jakarta tergenang. Salah satunya Underpass Kemayoran Timur yang menghubungkan wilayah Jakarta Pusat dan Jakarta Utara, tepatnya di bawah Jalan HBR Motik, Jakarta Pusat.
Berdasarkan pantauan, hingga sore kemarin Underpass Kemayoran Timur masih tergenang air dengan ketinggian mencapai 5 meter. Menurut penuturan seorang warga, Zaenal (48), air mulai menggenangi underpass pukul 10.00 WIB. “Awalnya cuma selutut, lama kelamaan naik sampai hampir luber,” kata Zaenal di lokasi.
Sekretaris Daerah Kota Jakarta Pusat Iqbal Akbarudin mengatakan, belum surutnya air di underpass disebabkan meluapnya Kali Sunter dan Kali Blosom. Kedua kali tidak bisa menampung lagi debit air setelah Jakarta diguyur hujan deras sejak pagi.
Jadi, genangan air di underpass Kemayoran Timur untuk sementara waktu belum dapat disedot. “Kita lihat dulu nih ketinggiannya seberapa. Tapi target hari ini insya Allah selesai. yang penting Kali Sunter sama Kali Blosom bisa menampung air,” ujar Iqbal.
Menurut dia, penanganan banjir di underpass Kemayoran Timur harus melibatkan pihak Pengelola Pusat Kawasan Kemayoran (PPKK). Sebab, pemerintah kota sifatnya hanya membantu untuk menangani air supaya cepat surut.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta jumlah genangan air terjadi di 52 titik. Jumlah paling banyak ditemukan di Jakarta Utara. Wakil Wali Kota Jakarta Utara Ali Maulana Hakim mengaku telah mengerahkan seluruh pompa dan petugas untuk mengatasi genangan. Petugas yang disiagakan antara lain operator pompa, Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU), Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA), Suku Dinas Lingkungan Hidup (LH), Suku Dinas Perhubungan, dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).
“Kami sudah mendata titik-titik yang rawan tergenang, mengaktifkan semua pompa mobile, dan menurunkan semua petugas mengecek saluran air tersumbat atau tidak,” katanya.
Dia menjelaskan, pemerintah juga mengerahkan dinas perhubungan dan Satpol PP untuk mengatur lalu lintas di kawasan yang rawan genangan. Ali mengatakan genangan di kawasan Jakarta Utara sekitar 30-40 sentimeter akibat curah hujan tinggi.
Aliran air sejumlah sungai seperti Kali Sunter, Kali Angke, hingga Kali Cakung terpantau normal. Genangan yang ditimbulkan tak membuat warga harus mengungsi. “Sampai sekarang belum ada warga diungsikan. Jalan tergenang juga masih bisa dilewati kendaraan. Namun, kami sudah menyiapkan posko pengungsian,” ungkapnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Subejo mengatakan, ketinggian air bervariasi mulai dari 15 hingga 30cm. Titik terbanyak banjir di Jakarta Utara yakni di Kecamatan Cilincing sebanyak 11 titik, dan 2 lainnya tersebar di Kecamatan Pademangandan Kecamatan Koja. Sementara di Jakarta Barat, genangan terjadi didua titik di Kelurahan Kapuk, Kecamatan Cengkareng dengan ketinggian 15 sentimeter.
Adapun di Jakarta Pusat, genangan terjadi di dua titik di Cempaka Putih dan Kemayoran dengan ketinggian 15 sentimeter. Saat ini menyurutkan genangan. Penyedotan tengah dilakukan petugas. Pengurasan terhadap genangan tengah dilakukan petugas di kawasan ini. (Yan Yusuf/Okto Rizki Alpino/Bima Setiyadi)
Selain Jakarta, potensi banjir juga akan terjadi di Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Bengkulu, dan Lampung. “Jakarta siaga banjir,” kata Kepala Bidang Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG Hary Djatmiko kepada wartawan kemarin.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Mulyono R Prabowo juga memperingatkan sejumlah wilayah akan potensi bahaya yang disebabkan banjir. Salah satunya DKI Jakarta. Berdasarkan prakiraan berbasis dampak hujan lebat, status siaga potensi banjir atau genangan akan terjadi pada 24-25 Januari 2020. “Dan yang perlu diwaspadai adalah wilayah DKI Jakarta,” kata Mulyono dalam keterangannya.
BMKG mengimbau agar masyarakat tetap berhati-hati akan dampak hujan lebat. Misalnya banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin. Mulyono mengatakan, potensi hujan lebat terjadi dalam kurun waktu sepekan ini, yakni selama 24-29 Januari.
Hujan lebat tersebut dipengaruhi sirkulasi siklonik di sekitar Samudra Hindia selatan Lampung. Sirkulasi ini menyebabkan terbentuknya pola konvergensi serta belokan angin di wilayah Indonesia bagian barat.
Selain itu, kata dia, kondisi atmosfer Indonesia yang labil menyebabkan massa udara lembab dari lapisan bawah cukup mudah untuk terangkat ke atmosfer. “Kedua faktor tersebut menyebabkan peningkatan potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah Indonesia bagian barat,” ungkap Mulyono.
Kemarin hujan lebat terjadi sepanjang pagi hingga siang menyebabkan sejumlah wilayah di Jakarta tergenang. Salah satunya Underpass Kemayoran Timur yang menghubungkan wilayah Jakarta Pusat dan Jakarta Utara, tepatnya di bawah Jalan HBR Motik, Jakarta Pusat.
Berdasarkan pantauan, hingga sore kemarin Underpass Kemayoran Timur masih tergenang air dengan ketinggian mencapai 5 meter. Menurut penuturan seorang warga, Zaenal (48), air mulai menggenangi underpass pukul 10.00 WIB. “Awalnya cuma selutut, lama kelamaan naik sampai hampir luber,” kata Zaenal di lokasi.
Sekretaris Daerah Kota Jakarta Pusat Iqbal Akbarudin mengatakan, belum surutnya air di underpass disebabkan meluapnya Kali Sunter dan Kali Blosom. Kedua kali tidak bisa menampung lagi debit air setelah Jakarta diguyur hujan deras sejak pagi.
Jadi, genangan air di underpass Kemayoran Timur untuk sementara waktu belum dapat disedot. “Kita lihat dulu nih ketinggiannya seberapa. Tapi target hari ini insya Allah selesai. yang penting Kali Sunter sama Kali Blosom bisa menampung air,” ujar Iqbal.
Menurut dia, penanganan banjir di underpass Kemayoran Timur harus melibatkan pihak Pengelola Pusat Kawasan Kemayoran (PPKK). Sebab, pemerintah kota sifatnya hanya membantu untuk menangani air supaya cepat surut.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta jumlah genangan air terjadi di 52 titik. Jumlah paling banyak ditemukan di Jakarta Utara. Wakil Wali Kota Jakarta Utara Ali Maulana Hakim mengaku telah mengerahkan seluruh pompa dan petugas untuk mengatasi genangan. Petugas yang disiagakan antara lain operator pompa, Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU), Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA), Suku Dinas Lingkungan Hidup (LH), Suku Dinas Perhubungan, dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).
“Kami sudah mendata titik-titik yang rawan tergenang, mengaktifkan semua pompa mobile, dan menurunkan semua petugas mengecek saluran air tersumbat atau tidak,” katanya.
Dia menjelaskan, pemerintah juga mengerahkan dinas perhubungan dan Satpol PP untuk mengatur lalu lintas di kawasan yang rawan genangan. Ali mengatakan genangan di kawasan Jakarta Utara sekitar 30-40 sentimeter akibat curah hujan tinggi.
Aliran air sejumlah sungai seperti Kali Sunter, Kali Angke, hingga Kali Cakung terpantau normal. Genangan yang ditimbulkan tak membuat warga harus mengungsi. “Sampai sekarang belum ada warga diungsikan. Jalan tergenang juga masih bisa dilewati kendaraan. Namun, kami sudah menyiapkan posko pengungsian,” ungkapnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Subejo mengatakan, ketinggian air bervariasi mulai dari 15 hingga 30cm. Titik terbanyak banjir di Jakarta Utara yakni di Kecamatan Cilincing sebanyak 11 titik, dan 2 lainnya tersebar di Kecamatan Pademangandan Kecamatan Koja. Sementara di Jakarta Barat, genangan terjadi didua titik di Kelurahan Kapuk, Kecamatan Cengkareng dengan ketinggian 15 sentimeter.
Adapun di Jakarta Pusat, genangan terjadi di dua titik di Cempaka Putih dan Kemayoran dengan ketinggian 15 sentimeter. Saat ini menyurutkan genangan. Penyedotan tengah dilakukan petugas. Pengurasan terhadap genangan tengah dilakukan petugas di kawasan ini. (Yan Yusuf/Okto Rizki Alpino/Bima Setiyadi)
(ysw)