Tidak Ada Pembuangan, Ketinggian Banjir di Underpass Kemayoran Capai 6 Meter
A
A
A
JAKARTA - Ketinggian banjir di Underpass Kemayoran Timur, Jalan HBR Motik, Jakarta Pusat, terus naik dan saat ini sudah mencapai 6 meter. Genangan banjir di underpass yang menghubungkan wilayah Jakarta Pusat dan Jakarta Utara itu masih sulit ditangani.
Sekretaris Daerah Kota Jakarta Pusat Iqbal Akbarudin mengatakan, belum surutnya air di Underpass Kemayoran Timur disebabkan meluapknya Kali Sunter dan Kali Blosom. Kedua kali tidak bisa menampung lagi debit air setelah Jakarta diyugur hujan deras sejak pagi. (Baca juga: Underpass Penghubung Jakarta Pusat dan Utara Tergenang Banjir Setinggi 5 Meter)
Sehingga genangan air di Underpass Kemayoran Timur untuk sementara waktu belum dapat disedot. "Kita lihat dulu nih ketinggiannya seberapa. Tapi target hari ini Insya Allah selesai. yang penting Kali Sunter sama Kali Blosom bisa menampung air," ujar Iqbal kepada wartawan saat meninjau lokasi banjir di Underpass Kemayoran Timur, Jakarta Pusat, Jumat (24/1/2020) petang.
Menurut Iqbal, penanganan banjir di Underpass Kemayoran Timur harus melibatkan pihak Pengelola Pusat Kawasan Kemayoran (PPKK). Sebab pemerintah kota sifatnya hanya membantu untuk menangani air supaya cepat surut.
"Pertama kita memang akan diskusikan terkait genangan yang selama ini sering muncul habis hujan. Itu nanti akan disampaikan oleh PPKK, kita dari sumber daya air akan berdiskusi bersama ke depannya gimana. Karena kalau dari kontur underpass, ini sangat sulit dilakukan penanganan cepat," kata Iqbal.
Sementara itu, pihak Rizki Fernando mengungkapkan, penyebab Underpass Kemayoran sering dilanda banjir karena air yang tergenang tak dapat dibuang dengan cepat. (Baca juga: Diguyur Hujan Deras, 17 Titik di Jakarta Terendam Banjir)
"Masalahnya air sungai lagi tinggi juga, jadi air di sini enggak bisa dibuang kemana mana. Kalau air sungainya itu bisa direndahkan permukaannya ke laut, ya air di sini bisa turun juga. Karena ini kan sudah di bawah permukaan laut," kata Rizki kepada wartawan di Underpass Kemayoran, Jakarta Pusat.
Ia mengklaim bahwa pihaknya telah mencoba untuk menyedot air di underpass tersebut dengan menyiagakan tiga buah pompa air. Namun cara tersebut akan sia-sia jika posisi permukaan air di Kali Sunter dan Kali Blosom masih tinggi.
"Jadi air di sini enggak bisa kemana- mana larinya, disini terus. Permukaaan waduk kita sudah tinggi sekali airnya, sudah enggak bisa dibuang ke luar. Kalau sungainya meluap kita pompa berapa kali juga pasti air balik lagi," tukasnya.
Sekretaris Daerah Kota Jakarta Pusat Iqbal Akbarudin mengatakan, belum surutnya air di Underpass Kemayoran Timur disebabkan meluapknya Kali Sunter dan Kali Blosom. Kedua kali tidak bisa menampung lagi debit air setelah Jakarta diyugur hujan deras sejak pagi. (Baca juga: Underpass Penghubung Jakarta Pusat dan Utara Tergenang Banjir Setinggi 5 Meter)
Sehingga genangan air di Underpass Kemayoran Timur untuk sementara waktu belum dapat disedot. "Kita lihat dulu nih ketinggiannya seberapa. Tapi target hari ini Insya Allah selesai. yang penting Kali Sunter sama Kali Blosom bisa menampung air," ujar Iqbal kepada wartawan saat meninjau lokasi banjir di Underpass Kemayoran Timur, Jakarta Pusat, Jumat (24/1/2020) petang.
Menurut Iqbal, penanganan banjir di Underpass Kemayoran Timur harus melibatkan pihak Pengelola Pusat Kawasan Kemayoran (PPKK). Sebab pemerintah kota sifatnya hanya membantu untuk menangani air supaya cepat surut.
"Pertama kita memang akan diskusikan terkait genangan yang selama ini sering muncul habis hujan. Itu nanti akan disampaikan oleh PPKK, kita dari sumber daya air akan berdiskusi bersama ke depannya gimana. Karena kalau dari kontur underpass, ini sangat sulit dilakukan penanganan cepat," kata Iqbal.
Sementara itu, pihak Rizki Fernando mengungkapkan, penyebab Underpass Kemayoran sering dilanda banjir karena air yang tergenang tak dapat dibuang dengan cepat. (Baca juga: Diguyur Hujan Deras, 17 Titik di Jakarta Terendam Banjir)
"Masalahnya air sungai lagi tinggi juga, jadi air di sini enggak bisa dibuang kemana mana. Kalau air sungainya itu bisa direndahkan permukaannya ke laut, ya air di sini bisa turun juga. Karena ini kan sudah di bawah permukaan laut," kata Rizki kepada wartawan di Underpass Kemayoran, Jakarta Pusat.
Ia mengklaim bahwa pihaknya telah mencoba untuk menyedot air di underpass tersebut dengan menyiagakan tiga buah pompa air. Namun cara tersebut akan sia-sia jika posisi permukaan air di Kali Sunter dan Kali Blosom masih tinggi.
"Jadi air di sini enggak bisa kemana- mana larinya, disini terus. Permukaaan waduk kita sudah tinggi sekali airnya, sudah enggak bisa dibuang ke luar. Kalau sungainya meluap kita pompa berapa kali juga pasti air balik lagi," tukasnya.
(thm)