Polisi Pastikan Korban Bangunan Roboh di Palmerah 3 Orang
A
A
A
JAKARTA - Polres Jakarta Barat memastikan korban akibat robohnya gedung bertingkat di Jalan Brigjen Katamso, Palmerah, sebanyak tiga orang. Seluruh korban telah menjalani perawatan di RS Tarakan dan RS Pelni.
Kapolrestro Jakarta Barat, Kombes Pol Audie Latuheru mengatkan, ada tiga korban luka akibat robohnya bangunan itu dan telah dibawa ke RS Pelni dan RS Tarakan. Untuk mengevakuasi para korban, kepolisian meminta bantuan Basarnas untuk melakukan evakuasi dan menyisir lokasi. Anjing pelacak sempat diturunkan menyisir reruntuhan.
"Enggak ada korban jiwa. Tiga korban menderita luka-luka," kata Audrie di lokasi pada Senin (6/1/2019). (Baca: Bangunan Roboh di Palmerah Sudah Miring Sejak 2 Tahun)
Audie menuturkan, akan menyelidiki penyebab pasti robohnya gedung tersebut, setelah Basarnas selesai mengevakuasi dan menyisir lokasi kejadian. Meski demikian, Satreskrim telah melakukan pengecekan dan memeriksa sejumlah saksi.
Direktur Operasional Basarnas, Brigjen TNI (Mar) Budi Purnama menambahkan, tidak ada korban tewas dalam insiden itu. Meski demikian, lanjut Budi, ada 11 korban yang telah dievakuasi. Delapan korban dievakuasi dari lantai dua bangunan minimarket, serta tiga di antaranya dievakuasi secara mandiri dari luar gedung.
"Pak Kapolres dari data korban sudah dapat dipastikan itu, tiga orang dapat lakukan evakuasi mandiri yang juga toko, lima orang kita evakusi sama-sama dari dalam gedung tadi di lantai dua. Yang lagi melintas ojol itu sudah kita evakuasi ke RS. Jadi clear," kata Budi.
Budi belum bisa memastikan bagaimana kondisi dari para korban tersebut lantaran mereka sudah dibawa ke RS Tarakan dan RS Pelni. Saat mengevakuasi, menurut Budi, pihaknya tidak melakukan dari dalam. Sebab kondisi rapuh sangat berbahaya.
"Karena enggak aman tulang-tulang gedung enggak sambung satu sama lain ini. Ini juga sudah terlalu lama dan kelihatan beton sudah lapuk dan basah. Dari engineering kita, Damkar dan Bsarnas nilai enggak aman," ujar Budi. (Baca: Kesaksian Karyawan Minimarket, Sebelum Roboh Terdengar Suara Krek)
Untuk itu, Budi menyebut pihaknya akan melakukan pemantauan kondisi bangunan dari luar menggunakan crane untuk melihat apakah masih ada korban yang terjebak di dalam bangunan. "Kita akan lakukan sekali lagi assessment pengamatan dari luar. Hanya untuk meyakinkan saja kalau di dalam sudah betul-betul enggak ada korban manusia," tegasnya.
Untuk diketahui ketiga korban yang sudah teridentifikasi yakni Febriani (27) warga Tanjung Duren Raya Nomor 2 RT 10/2 Grogol Petamburan, Jakarta Barat. Kemudian, Muhammad Iqbal (37) warga Jalan Mangga IV, RT 001/02, Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.Serta, Ervan Juliansyah (52) Kampung Gaga, Jalan Amil Abas Nomor 92 RT 01 RW 01, Larangan Selatan, Tangerang.
Kapolrestro Jakarta Barat, Kombes Pol Audie Latuheru mengatkan, ada tiga korban luka akibat robohnya bangunan itu dan telah dibawa ke RS Pelni dan RS Tarakan. Untuk mengevakuasi para korban, kepolisian meminta bantuan Basarnas untuk melakukan evakuasi dan menyisir lokasi. Anjing pelacak sempat diturunkan menyisir reruntuhan.
"Enggak ada korban jiwa. Tiga korban menderita luka-luka," kata Audrie di lokasi pada Senin (6/1/2019). (Baca: Bangunan Roboh di Palmerah Sudah Miring Sejak 2 Tahun)
Audie menuturkan, akan menyelidiki penyebab pasti robohnya gedung tersebut, setelah Basarnas selesai mengevakuasi dan menyisir lokasi kejadian. Meski demikian, Satreskrim telah melakukan pengecekan dan memeriksa sejumlah saksi.
Direktur Operasional Basarnas, Brigjen TNI (Mar) Budi Purnama menambahkan, tidak ada korban tewas dalam insiden itu. Meski demikian, lanjut Budi, ada 11 korban yang telah dievakuasi. Delapan korban dievakuasi dari lantai dua bangunan minimarket, serta tiga di antaranya dievakuasi secara mandiri dari luar gedung.
"Pak Kapolres dari data korban sudah dapat dipastikan itu, tiga orang dapat lakukan evakuasi mandiri yang juga toko, lima orang kita evakusi sama-sama dari dalam gedung tadi di lantai dua. Yang lagi melintas ojol itu sudah kita evakuasi ke RS. Jadi clear," kata Budi.
Budi belum bisa memastikan bagaimana kondisi dari para korban tersebut lantaran mereka sudah dibawa ke RS Tarakan dan RS Pelni. Saat mengevakuasi, menurut Budi, pihaknya tidak melakukan dari dalam. Sebab kondisi rapuh sangat berbahaya.
"Karena enggak aman tulang-tulang gedung enggak sambung satu sama lain ini. Ini juga sudah terlalu lama dan kelihatan beton sudah lapuk dan basah. Dari engineering kita, Damkar dan Bsarnas nilai enggak aman," ujar Budi. (Baca: Kesaksian Karyawan Minimarket, Sebelum Roboh Terdengar Suara Krek)
Untuk itu, Budi menyebut pihaknya akan melakukan pemantauan kondisi bangunan dari luar menggunakan crane untuk melihat apakah masih ada korban yang terjebak di dalam bangunan. "Kita akan lakukan sekali lagi assessment pengamatan dari luar. Hanya untuk meyakinkan saja kalau di dalam sudah betul-betul enggak ada korban manusia," tegasnya.
Untuk diketahui ketiga korban yang sudah teridentifikasi yakni Febriani (27) warga Tanjung Duren Raya Nomor 2 RT 10/2 Grogol Petamburan, Jakarta Barat. Kemudian, Muhammad Iqbal (37) warga Jalan Mangga IV, RT 001/02, Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.Serta, Ervan Juliansyah (52) Kampung Gaga, Jalan Amil Abas Nomor 92 RT 01 RW 01, Larangan Selatan, Tangerang.
(whb)