Terseret Banjir, 57 Truk Angkut Sampah dari Pintu Air Manggarai

Kamis, 02 Januari 2020 - 20:54 WIB
Terseret Banjir, 57 Truk Angkut Sampah dari Pintu Air Manggarai
Terseret Banjir, 57 Truk Angkut Sampah dari Pintu Air Manggarai
A A A
JAKARTA - Sebanyak 57 truk mengangkut sampah akibat terseret banjir di pintu air Manggarai, Jakarta Selatan. Sampah itu merupakan hasil penyisiran oleh pekerja Penanganan Prasaran dan Sarana Umum (PPSU) sejak Rabu 1 Januari hingga Kamis (2/1/2020).

Kepala Satuan Pelaksana (Kasatpel) UPK Badan Air Dinas Lingkungan Hidup, Rohmat mengatakan, volume sampah yang meningkat lazim terjadi saat hujan turun. Menurutnya, aliran kali yang deras membawa sampah warga menuju aliran sungai yang lebih besar.

Rohmat menyebut, di hari normal sampah yang terangkut di aliran air Pintu Manggarai hanya sebanyak 2-3 truk setiap hari. Saat banjir jumlah sampah yang diangkut bisa mencapai ratusan truk.

"Di Manggarai setiap hari itu rata rata 2-3 truk. Beda jauh sekali. Perbedaannya 80 persen. Tapi kalau sudah banjir begini bisa ratusan (truk yang mengangkut sampah)," kata Rohmat saat dihubungi, Kamis (2/1/2020).

Rohmat memaparkan, sampah didominasi kayu dan bambu. Bahkan, petugas menemukan peralatan rumah tangga di tumpukan sampah seperti, kulkas, TV, radio, tabung gas, bangku, meja, dan lemari. Guna mengantisipasi datangnya sampah-sampah, PPSU bersiaga selama 24 jam sedari pagi hari.

Adapun satu truk sampah jenis compactor memiliki kapasitas sekitar enam meter kubik sampai 15 meter kubik. Jumlah sampah yang diangkut masih akan terus bertambah seiring proses pengangkutan yang masih dilakukan oleh PPSU di kali-kali kecil.

Rohmat menjelaskan, banjir kali ini bukan hanya disebabkan curah hujan yang tinggi. Air dari laut juga datang menuju daratan di musim penghujan seperti ini. "Aliran ini kadang-kadang berbalik dari laut kedarat atau dari darat ke laut. Jadi mungkin meluap akhirnya ada genangan," ungkapnya.

Pengamat Tata Kota dari Universitas Trisakti, Nirwono Joga mengakui persoalan sampah masih tetap menjadi penyebab terjadinya banjir. Hingga saat ini tidak banyak hal yang berubah terkait penanganan pengelolaan sampah. Hal ini terbukti dari masih banyaknya masyarakat yang membuang sampah sembarangan sehingga air banjir yang mengalir membawa tumpukan sampah.

Meski demikian, banjir yang terjadi di sejumlah titik di Jakarta lebih disebabkan faktor curah hujan yang tinggi. Kondisi menjadi tidak terkendali karena faktor ini tidak diantisipasi oleh pemerintah. "Banjir sekarang lebih karena faktor curah hujan yang tinggi, tapi tidak diantisipasi dengan kesiapan penataan bantaran kali maupun perbaikan saluran air kota yang masih buruk," katanya.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7989 seconds (0.1#10.140)