Bogor Dilanda Bencana Banjir dan Longsor, Satu Orang Meninggal
A
A
A
BOGOR - Hujan deras yang mengguyur wilayah Bogor membuat ketinggian air Sungai Ciliwung di Bendung Katulampa, naik drastis dan sejumlah lokasi terendam banjir. Hujan deras juga menyebabkan tebing setinggi 10 meter di Kampung Kedung Badak Sentral, RT 01/RW 13, Kelurahan Kedung Badak, Tanah Sareal, Kota Bogor, diterjang longsor.
Akibatnya, Kusmiyati (30), salah satu penghuni dari dua rumah yang ambruk diterjang longsor meninggal dunia di lokasi kejadian. Sedangkan empat penghuni lainnya, yakni Saepuloh, Heriawan, Dara, dan Aisyah, berhasil menyelamatkan diri beberapa saat setelah kejadian.
Asep Rohman (38), tetangga korban menuturkan, peristiwa itu terjadi secara tiba-tiba ketika hujan yang mengguyur wilayah Bogor sejak Rabu (1/1/2020) dini hari semakin deras pada pukul 07.00 WIB.
"Saat kejadian saya sedang di rumah. Istri saya mendadak teriak histeris mendengar suara gemuruh berbarengan dengan suara petir, ternyata saat dicek keluar longsor menimpa rumah korban," ujar Asep saat ditemui di lokasi kejadian.
Beberapa saat setelah kejadian terdengar suara teriakan minta tolong. "Katanya ada yang ketiban. Saat itu juga saya masuk ke dalam rumah menolong para penghuni yang didalamnya ada lima orang. Tapi satu orang enggak terselamatkan," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor Juniarti Estjiningsih menjelaskan, peristiwa longsor itu terjadi sekitar pukul 07.00 WIB saat hujan dengan intensitas sedang mengguyur wilayah Bogor dan sekitarnya. "Yang paling parah adalah satu rumah, korban meninggal ada dalam satu rumah yang tertimbun," ujarnya.
Menurut dia, longsor disebabkan hujan dengan intensitas tinggi sehingga mengakibatkan tebing setinggi 10 meter ambrol menimbun dua rumah yang ada di bawahnya. "Koban tertimbun setengah badan, sedangkan empat penghuni lainnya berhasil menyelamatkan diri dan sudah dievakuasi," ujarnya.
Selain longsor, banjir lintasan akibat luapan sejumlah sungai di Kota Bogor juga terjadi di enam titik. "Hingga saat ini kita sedang mendata banjir lintasan yang ada di Kota Bogor," tandasnya.
D itempat terpisah, jalan penghubung kecamatan di Kampung Cilaya, Desa Karang Tengah, Babakanmadang, Kabupaten Bogor, terputus akibat longsor. Akibatnya, lalu lintas di jalur tersebut lumpuh total.
Sekretaris BPBD Kabupaten Bogor Budi Pranowo mengatakan, ambrolnya jalan tersebut terjadi karena hujan dengan intensitas tinggi yang melanda wilayah Kabupaten Bogor dalam dua hari terakhir. "Kejadiannya kemarin sore, jalan utama penghubung itu ambles sepanjang 50 meter, ke dalaman sampai satu meter," kata Budi.
Akibat amblesnya jalan utama penghubung antara Kecamatan Babakan Madang dengan Kecamatan Sukamakmur itu membuat akses lumpuh total dan tidak bisa dilalui oleh kendaraan roda dua maupun roda empat.
"Sekarang tidak bisa dilalui kendaraan. Ada jalan alternatif lain tetapi harus memutar dan hanya bisa untuk motor dan kendaraan kecil saja," ucapnya.
Jalan longsor juga menyebabkan tiga rumah warga dengan jumlah 12 jiwa di sekitar lokasi kejadian terancam dan terpaksa harus mengungsi ke tempat yang lebih aman. "Ada tiga rumah warga yang ikut terancam, satu warga sudah mengungsi. Kita sudah koordinasi dengan Dinas PUPR dan pihak terkait lain untuk segera mengatasi bencana ini," tukasnya.
Akibatnya, Kusmiyati (30), salah satu penghuni dari dua rumah yang ambruk diterjang longsor meninggal dunia di lokasi kejadian. Sedangkan empat penghuni lainnya, yakni Saepuloh, Heriawan, Dara, dan Aisyah, berhasil menyelamatkan diri beberapa saat setelah kejadian.
Asep Rohman (38), tetangga korban menuturkan, peristiwa itu terjadi secara tiba-tiba ketika hujan yang mengguyur wilayah Bogor sejak Rabu (1/1/2020) dini hari semakin deras pada pukul 07.00 WIB.
"Saat kejadian saya sedang di rumah. Istri saya mendadak teriak histeris mendengar suara gemuruh berbarengan dengan suara petir, ternyata saat dicek keluar longsor menimpa rumah korban," ujar Asep saat ditemui di lokasi kejadian.
Beberapa saat setelah kejadian terdengar suara teriakan minta tolong. "Katanya ada yang ketiban. Saat itu juga saya masuk ke dalam rumah menolong para penghuni yang didalamnya ada lima orang. Tapi satu orang enggak terselamatkan," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor Juniarti Estjiningsih menjelaskan, peristiwa longsor itu terjadi sekitar pukul 07.00 WIB saat hujan dengan intensitas sedang mengguyur wilayah Bogor dan sekitarnya. "Yang paling parah adalah satu rumah, korban meninggal ada dalam satu rumah yang tertimbun," ujarnya.
Menurut dia, longsor disebabkan hujan dengan intensitas tinggi sehingga mengakibatkan tebing setinggi 10 meter ambrol menimbun dua rumah yang ada di bawahnya. "Koban tertimbun setengah badan, sedangkan empat penghuni lainnya berhasil menyelamatkan diri dan sudah dievakuasi," ujarnya.
Selain longsor, banjir lintasan akibat luapan sejumlah sungai di Kota Bogor juga terjadi di enam titik. "Hingga saat ini kita sedang mendata banjir lintasan yang ada di Kota Bogor," tandasnya.
D itempat terpisah, jalan penghubung kecamatan di Kampung Cilaya, Desa Karang Tengah, Babakanmadang, Kabupaten Bogor, terputus akibat longsor. Akibatnya, lalu lintas di jalur tersebut lumpuh total.
Sekretaris BPBD Kabupaten Bogor Budi Pranowo mengatakan, ambrolnya jalan tersebut terjadi karena hujan dengan intensitas tinggi yang melanda wilayah Kabupaten Bogor dalam dua hari terakhir. "Kejadiannya kemarin sore, jalan utama penghubung itu ambles sepanjang 50 meter, ke dalaman sampai satu meter," kata Budi.
Akibat amblesnya jalan utama penghubung antara Kecamatan Babakan Madang dengan Kecamatan Sukamakmur itu membuat akses lumpuh total dan tidak bisa dilalui oleh kendaraan roda dua maupun roda empat.
"Sekarang tidak bisa dilalui kendaraan. Ada jalan alternatif lain tetapi harus memutar dan hanya bisa untuk motor dan kendaraan kecil saja," ucapnya.
Jalan longsor juga menyebabkan tiga rumah warga dengan jumlah 12 jiwa di sekitar lokasi kejadian terancam dan terpaksa harus mengungsi ke tempat yang lebih aman. "Ada tiga rumah warga yang ikut terancam, satu warga sudah mengungsi. Kita sudah koordinasi dengan Dinas PUPR dan pihak terkait lain untuk segera mengatasi bencana ini," tukasnya.
(thm)