Seniman Datangi Fraksi PDIP DKI Jakarta Tolak Komersialisasi TIM
A
A
A
JAKARTA - Sejumlah seniman Taman Ismail Marzuki (TIM), Menteng, Jakarta Pusat mendatangi kantor Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta. Mereka meminta agar Pemprov DKI tidak mengkomersilkan kawasan TIM melalui pembangunan hotel maupun wisma berbintang lima.
Seniman Senior TIM, Radhar Panca Dahana mengatakan, selain mengacu pada tujuan pembangunan itu sendiri bahwa TIM merupakan tempat seni dan budaya, penolakan bisnis di kawasan TIM juga mengacu pada pernyataan gubernur terdahulu."Jangan dianggap TIM itu sebagai beban, sehingga harus mencari uang untuk membiayai TIM. Dulu itu saudara Jokowi dan Ahok (Basuki Tjahaja Purnama) pernah mengatakan, DKI sudah kaya raya sehingga tidak perlu uang dari seniman dan kami malah akan membiayai seniman," kata Radhar di lokasi.
Radhar yang ditemani oleh puluhan seniman TIM itu menemui Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono dan Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah beserta jajarannya.
Dalam kesempatan itu, Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta memfasilitasi seniman TIM untuk bertemu Pemprov DKI Jakarta dan PT Jakarta Propertindo (Jakpro). Hal ini menyusul polemik mengenai revitalisasi TIM senilai Rp1,8 triliun yang memakai dana anggaran tahun jamak (multiyears) karena muncul pembangunan hotel berbintang lima yang syarat pada kepentingan bisnis.
Padahal selama ini, TIM merupakan pusat kajian seni dan budaya yang ada di Jakarta. "Kami meminta agar Pemprov DKI Jakarta tidak mengkomersilkan kawasan TIM melalui pembangunan hotel ataupun wisma berbintang lima," ujarnya.
Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono mengatakan, pihaknya hanya menjembatani pertemuan antara seniman TIM dengan Pemprov DKI Jakarta dan PT Jakpro selaku pelaksana proyek revitalisasi TIM. Pertemuan ini sebagai pintu masuk kepada Pemprov DKI Jakarta untuk mendengar saran dan masuk dan dari para seniman TIM.
"Insya Allah pada pertemuan berikutnya kami akan menemukan titik terang bagaimana untuk mengelola TIM menjadi lebih baik," ungkapnya. Menurut Gembong, Fraksi PDI Perjuangan sebetulnya mendorong rencana revitalisasi TIM. Akan tetapi revitalisasinya tidak menyimpang dari roh atau dasar pembangunan TIM sebagai tempat seni dan budaya.
"Karena itu kami dorong ayo untuk bersama-sama komunikasi dengan Pemprov DKI, alhamdulillah Dirut Jakpro bisa hadir untuk mendengarkan keluhannya," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Jakpro Dwi Wahyu menambahkan, tengah mendesain ulang rencana pembangunan TIM. Hal ini menyusul adanya penolakan rencana pembangunan wisma TIM beberapa waktu lalu.
"Masalah hotel itu memang ada miss-informasi, mudah-mudahan nanti kalau revisinya sudah kami jadikan. Itu bisa terwujud. Tapi bagaimanapun juga kami akan memfasilitasi wisma untuk seniman," ucapnya.
Seniman Senior TIM, Radhar Panca Dahana mengatakan, selain mengacu pada tujuan pembangunan itu sendiri bahwa TIM merupakan tempat seni dan budaya, penolakan bisnis di kawasan TIM juga mengacu pada pernyataan gubernur terdahulu."Jangan dianggap TIM itu sebagai beban, sehingga harus mencari uang untuk membiayai TIM. Dulu itu saudara Jokowi dan Ahok (Basuki Tjahaja Purnama) pernah mengatakan, DKI sudah kaya raya sehingga tidak perlu uang dari seniman dan kami malah akan membiayai seniman," kata Radhar di lokasi.
Radhar yang ditemani oleh puluhan seniman TIM itu menemui Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono dan Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah beserta jajarannya.
Dalam kesempatan itu, Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta memfasilitasi seniman TIM untuk bertemu Pemprov DKI Jakarta dan PT Jakarta Propertindo (Jakpro). Hal ini menyusul polemik mengenai revitalisasi TIM senilai Rp1,8 triliun yang memakai dana anggaran tahun jamak (multiyears) karena muncul pembangunan hotel berbintang lima yang syarat pada kepentingan bisnis.
Padahal selama ini, TIM merupakan pusat kajian seni dan budaya yang ada di Jakarta. "Kami meminta agar Pemprov DKI Jakarta tidak mengkomersilkan kawasan TIM melalui pembangunan hotel ataupun wisma berbintang lima," ujarnya.
Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono mengatakan, pihaknya hanya menjembatani pertemuan antara seniman TIM dengan Pemprov DKI Jakarta dan PT Jakpro selaku pelaksana proyek revitalisasi TIM. Pertemuan ini sebagai pintu masuk kepada Pemprov DKI Jakarta untuk mendengar saran dan masuk dan dari para seniman TIM.
"Insya Allah pada pertemuan berikutnya kami akan menemukan titik terang bagaimana untuk mengelola TIM menjadi lebih baik," ungkapnya. Menurut Gembong, Fraksi PDI Perjuangan sebetulnya mendorong rencana revitalisasi TIM. Akan tetapi revitalisasinya tidak menyimpang dari roh atau dasar pembangunan TIM sebagai tempat seni dan budaya.
"Karena itu kami dorong ayo untuk bersama-sama komunikasi dengan Pemprov DKI, alhamdulillah Dirut Jakpro bisa hadir untuk mendengarkan keluhannya," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Jakpro Dwi Wahyu menambahkan, tengah mendesain ulang rencana pembangunan TIM. Hal ini menyusul adanya penolakan rencana pembangunan wisma TIM beberapa waktu lalu.
"Masalah hotel itu memang ada miss-informasi, mudah-mudahan nanti kalau revisinya sudah kami jadikan. Itu bisa terwujud. Tapi bagaimanapun juga kami akan memfasilitasi wisma untuk seniman," ucapnya.
(whb)