Lintasan KRL Commuter Line di IISIP dan Tanjung Barat Ditutup
A
A
A
JAKARTA - Lintasan Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line di Kampus IISIP dan Tanjung Barat, Jakarta Selatan, ditutup akibat pembangunan flyover di kawasan tersebut. Proyek jalan layang itu diperkirakan rampung tahun depan.
"Diharapkan pengguna jalan, baik kendaraan roda dua maupun empat dapat menghindari Jalan Lenteng Agung Raya dan menggunakan jalan alternatif lainnya," ujar Kepala Suku Dinas Perhubungan Jakarta Selatan Budi Setiawan kemarin.
Penutupan lintasan kereta di Tanjung Barat dimulai pukul 00.00 WIB, Sabtu (21/12). Bagi masyarakat yang ingin berputar dari arah selatan menuju Depok dialihkan ke putaran Jalan Raya Pasar Minggu dan sebaliknya dari arah utara Pasar Minggu berputar di U-Turn Jalan Raya Lenteng Agung, depan Universitas Pancasila.
Untuk mencegah pelanggaran di lokasi yang disebabkan banyaknya angkutan umum, taksi, dan ojek daring yang parkir sembarangan sehingga menyebabkan kemacetan, penertiban dilakukan secara terpadu dan rutin dengan melibatkan TNI, Polri, dan Satpol PP. Satuan Pelaksana Perhubungan Kecamatan Jagakarsa juga menertibkan angkutan umum dan ojek daring di Stasiun Tanjung Barat, Jagakarsa, untuk mengantisipasi kemacetan parah.
Pola tata ruang memengaruhi pola perjalanan yang menjadikan Stasiun Tanjung Barat pusat keramaian. Banyak warga naik dan turun dari commuter line sehingga angkutan umum mangkal untuk menunggu penumpang yang turun dari stasiun. Hal inilah yang mengakibatkan kemacetan.
Kepala Satpel Perhubungan Kecamatan Jagakarsa Agus Mustofa menuturkan, selain penertiban di lapangan juga melakukan kegiatan mulai ploting petugas sampai patroli sebagai langkah preventif jika kedapatan pelanggaran dan akan ditindak tegas.
Dari hasil penertiban yang dilakukan Satpel Perhubungan Kecamatan Jagakarsa selama periode Januari–Desember 2019 terdapat 930 pelanggaran yang ditindak, rinciannya 110 kendaraan roda empat diderek dan 820 angkutan umum ditilang.
Pemprov DKI Jakarta memang tengah membangun empat jalan tidak sebidang di persimpangan kereta guna mengurangi kemacetan. Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Harri Nugroho mengatakan, pada tahun ini pemprov membangun 3 flyover dan 1 underpass dengan total anggaran Rp736 miliar.
Rinciannya, flyover Tanjung Barat Rp163 miliar, flyover Cakung Rp261 miliar, flyover Lenteng Agung–IISIP Rp143 miliar, serta underpass Senen Rp169 miliar. "Empat proyek ini dikerjakan dengan tahun jamak (multiyears) dari APBD Perubahan 2019 dan APBD 2020," ujarnya beberapa waktu lalu.
Pembangunan empat infrastruktur tersebut menyusul penutupan perlintasan sebidang kereta yang dilakukan PT KAI. Adapun dasar penutupan perlintasan sebidang demi keselamatan pengendara bermotor yang selama ini jalannya bersinggungan dengan kereta.
Empat infrastruktur itu juga diyakini mengurangi titik kemacetan akibat perlintasan sebidang yang selama ini dilalui pengendara bermotor. "Progres pembangunannya dimulai sejak 30 September 2019 dan ditargetkan selesai pada Desember 2020 sehingga awal 2021 sudah dapat digunakan," ucap Harri.
Pembangunan dilakukan dua tahap karena mempertimbangkan kebutuhan anggaran untuk kegiatan lainnya. Pada tahun ini di flyover Tanjung Barat Pemprov DKI mengalokasikan Rp46,4 miliar, flyover Cakung Rp68,3 miliar, flyover Lenteng Agung-IISIP Rp37 miliar, dan underpass Senen Rp47,68 miliar.
"Diharapkan pengguna jalan, baik kendaraan roda dua maupun empat dapat menghindari Jalan Lenteng Agung Raya dan menggunakan jalan alternatif lainnya," ujar Kepala Suku Dinas Perhubungan Jakarta Selatan Budi Setiawan kemarin.
Penutupan lintasan kereta di Tanjung Barat dimulai pukul 00.00 WIB, Sabtu (21/12). Bagi masyarakat yang ingin berputar dari arah selatan menuju Depok dialihkan ke putaran Jalan Raya Pasar Minggu dan sebaliknya dari arah utara Pasar Minggu berputar di U-Turn Jalan Raya Lenteng Agung, depan Universitas Pancasila.
Untuk mencegah pelanggaran di lokasi yang disebabkan banyaknya angkutan umum, taksi, dan ojek daring yang parkir sembarangan sehingga menyebabkan kemacetan, penertiban dilakukan secara terpadu dan rutin dengan melibatkan TNI, Polri, dan Satpol PP. Satuan Pelaksana Perhubungan Kecamatan Jagakarsa juga menertibkan angkutan umum dan ojek daring di Stasiun Tanjung Barat, Jagakarsa, untuk mengantisipasi kemacetan parah.
Pola tata ruang memengaruhi pola perjalanan yang menjadikan Stasiun Tanjung Barat pusat keramaian. Banyak warga naik dan turun dari commuter line sehingga angkutan umum mangkal untuk menunggu penumpang yang turun dari stasiun. Hal inilah yang mengakibatkan kemacetan.
Kepala Satpel Perhubungan Kecamatan Jagakarsa Agus Mustofa menuturkan, selain penertiban di lapangan juga melakukan kegiatan mulai ploting petugas sampai patroli sebagai langkah preventif jika kedapatan pelanggaran dan akan ditindak tegas.
Dari hasil penertiban yang dilakukan Satpel Perhubungan Kecamatan Jagakarsa selama periode Januari–Desember 2019 terdapat 930 pelanggaran yang ditindak, rinciannya 110 kendaraan roda empat diderek dan 820 angkutan umum ditilang.
Pemprov DKI Jakarta memang tengah membangun empat jalan tidak sebidang di persimpangan kereta guna mengurangi kemacetan. Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Harri Nugroho mengatakan, pada tahun ini pemprov membangun 3 flyover dan 1 underpass dengan total anggaran Rp736 miliar.
Rinciannya, flyover Tanjung Barat Rp163 miliar, flyover Cakung Rp261 miliar, flyover Lenteng Agung–IISIP Rp143 miliar, serta underpass Senen Rp169 miliar. "Empat proyek ini dikerjakan dengan tahun jamak (multiyears) dari APBD Perubahan 2019 dan APBD 2020," ujarnya beberapa waktu lalu.
Pembangunan empat infrastruktur tersebut menyusul penutupan perlintasan sebidang kereta yang dilakukan PT KAI. Adapun dasar penutupan perlintasan sebidang demi keselamatan pengendara bermotor yang selama ini jalannya bersinggungan dengan kereta.
Empat infrastruktur itu juga diyakini mengurangi titik kemacetan akibat perlintasan sebidang yang selama ini dilalui pengendara bermotor. "Progres pembangunannya dimulai sejak 30 September 2019 dan ditargetkan selesai pada Desember 2020 sehingga awal 2021 sudah dapat digunakan," ucap Harri.
Pembangunan dilakukan dua tahap karena mempertimbangkan kebutuhan anggaran untuk kegiatan lainnya. Pada tahun ini di flyover Tanjung Barat Pemprov DKI mengalokasikan Rp46,4 miliar, flyover Cakung Rp68,3 miliar, flyover Lenteng Agung-IISIP Rp37 miliar, dan underpass Senen Rp47,68 miliar.
(don)