Potret Kemiskinan di Kabupaten Tangerang, Puluhan Tahun Hidup di Kandang Bebek
A
A
A
TANGERANG - Potret kemiskinan di wilayah Kabupaten Tangerang, Banten, sangat nyata. Seorang kakek berusia 70 tahun, bernama Janim, tinggal bersama hewan ternak bebek.
Warga asli Kabupaten Tangerang yang tinggal di RT003/07, Desa Kampung Melayu Barat, Teluknaga, ini pun tidak pernah merasakan manfaat pembangunan yang digaungkan oleh Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar.
Sejak puluhan tahun, Janim dan keluarganya tinggal di kandang bebek. Selama itu juga, negara tidak pernah hadir digubuk si miskin. Beginilah nasib buruh tani yang terpinggirkan.
Saat ditemui di rumahnya, kehidupan Janim sekeluarga tampak nelangsa. Rumahnya hanya beralaskan tanah, berbilik bambu dan genting yang tampak bolong dimana-mana.
"Ini gubuk peninggalan orang tua saya. Saya sudah puluhan tahun tinggal di sini," kata Janim, kepada wartawan, di gubuknya, RT003/07, Kampung Melayu Barat, Kamis (5/12/2019).
Di rumah itu, Janim tinggal bersama istri dan seorang anaknya yang menderita sakit vertigo. Diusia tuanya, Janim mengaku tidak pernah sekalipun berpikir untuk istirahat. Padahal, dirinya sudah mulai sakit-sakitan.
"Saya harus terus bekerja keras membanting tulang mencari nafkah untuk keluarga, karena anak-anak saya masih menganggur. Saya bekerja di ladang milik orang sebagai buruh tani. Kalau panen baru dibayar," sambungnya.
Anak Janim sebenarnya ada dua. Pertama sudah menikah dan tinggal menumpang dengan mertuanya. Sedang anaknya yang satu lagi, tidak memiliki pekerjaan hingga kini.
"Sebenarnya anak saya ada dua, yang satu sudah berumah tangga dan tinggal di tempat mertuanya. Sedang yang satu lagi masih tinggal bersama saya dan belum bekerja, karena menderita sakit pertigo," ungkapnya.
Diakui Janim, untuk sehari-hari keluarganya hidup dalam kekurangan. Karena, tidak punya penghasilan tetap. Alhasil, dia hanya bisa mengharap belas kasihan keluarga tetangga.
"Kalau buat kebutuhan sehari-hari saya, saya biasanya pinjem dari tetangga, bayarnya nanti kalau udah panen. Ya, kalau ada yang mau membantu, saya akan sangat senang sekali," ucap Janim, matanya penuh harapan.
Melihat kemiskinan yang dialami warganya itu, pemerintah pun terkesan tutup mata. Seperti dikatakan langsung oleh Ketua RT 003/07, Desa Kampung Melayu Barat, Obes.
"Janim warga asli sini. Sudah berpuluh-puluh tahun dia tinggal di situ bersama anak dan istrinya Atik. Warga sekitar sebenarnya sudah tahu kondisi Janim selama ini. Tetapi kita tidak bisa berbuat banyak," sambung Obes.
Dijelaskan Obes, sebagai ketua RT, pihaknya mengaku bingung untuk membantu, karena kurangnya mendapat sosialisasi mengenai penanganan warga miskin dari pemerintah.
"Sudah lama. Saya juga bingung mau lapor kesiapa, karena saya juga tidak tahu kemana dan bagaimana cara mengatasinya. Saya berharap, ada pihak-pihak yang peduli dan membantu kesulitan Pak Janim," ungkapnya.
Camat Teluknaga Supriyadinata pun akhirnya turun melihat warganya yang tinggal dalam kemiskinan itu. Bersama jajarannya, dia melihat kondisi rumah Janim yang prihatin.
"Kalau melihat kondisi rumah Pak Janim dan keluarga memang cukup memperihatinkan dan layak untuk dibantu. Kami akan musyawarah, bersama dengan kepala desa, agar secepatnya dapat bantuan," ungkapnya.
Subur Maryono yang baru saja terpilih sebagai Kades Kampung Melayu Barat pada Pilkades 2019 pun berjanji, akan lebih memperhatikan kesejahteraan warganya itu.
"Ya, Insya Allah, kami akan langsung bekerja. Fokus utama kami adalah kesejahtraan masyarakat dan mengentaskan kemiskinan. Saya mohon doa dan dukungan dari semua pihak, semoga berjalan lancar," pungkasnya.
Warga asli Kabupaten Tangerang yang tinggal di RT003/07, Desa Kampung Melayu Barat, Teluknaga, ini pun tidak pernah merasakan manfaat pembangunan yang digaungkan oleh Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar.
Sejak puluhan tahun, Janim dan keluarganya tinggal di kandang bebek. Selama itu juga, negara tidak pernah hadir digubuk si miskin. Beginilah nasib buruh tani yang terpinggirkan.
Saat ditemui di rumahnya, kehidupan Janim sekeluarga tampak nelangsa. Rumahnya hanya beralaskan tanah, berbilik bambu dan genting yang tampak bolong dimana-mana.
"Ini gubuk peninggalan orang tua saya. Saya sudah puluhan tahun tinggal di sini," kata Janim, kepada wartawan, di gubuknya, RT003/07, Kampung Melayu Barat, Kamis (5/12/2019).
Di rumah itu, Janim tinggal bersama istri dan seorang anaknya yang menderita sakit vertigo. Diusia tuanya, Janim mengaku tidak pernah sekalipun berpikir untuk istirahat. Padahal, dirinya sudah mulai sakit-sakitan.
"Saya harus terus bekerja keras membanting tulang mencari nafkah untuk keluarga, karena anak-anak saya masih menganggur. Saya bekerja di ladang milik orang sebagai buruh tani. Kalau panen baru dibayar," sambungnya.
Anak Janim sebenarnya ada dua. Pertama sudah menikah dan tinggal menumpang dengan mertuanya. Sedang anaknya yang satu lagi, tidak memiliki pekerjaan hingga kini.
"Sebenarnya anak saya ada dua, yang satu sudah berumah tangga dan tinggal di tempat mertuanya. Sedang yang satu lagi masih tinggal bersama saya dan belum bekerja, karena menderita sakit pertigo," ungkapnya.
Diakui Janim, untuk sehari-hari keluarganya hidup dalam kekurangan. Karena, tidak punya penghasilan tetap. Alhasil, dia hanya bisa mengharap belas kasihan keluarga tetangga.
"Kalau buat kebutuhan sehari-hari saya, saya biasanya pinjem dari tetangga, bayarnya nanti kalau udah panen. Ya, kalau ada yang mau membantu, saya akan sangat senang sekali," ucap Janim, matanya penuh harapan.
Melihat kemiskinan yang dialami warganya itu, pemerintah pun terkesan tutup mata. Seperti dikatakan langsung oleh Ketua RT 003/07, Desa Kampung Melayu Barat, Obes.
"Janim warga asli sini. Sudah berpuluh-puluh tahun dia tinggal di situ bersama anak dan istrinya Atik. Warga sekitar sebenarnya sudah tahu kondisi Janim selama ini. Tetapi kita tidak bisa berbuat banyak," sambung Obes.
Dijelaskan Obes, sebagai ketua RT, pihaknya mengaku bingung untuk membantu, karena kurangnya mendapat sosialisasi mengenai penanganan warga miskin dari pemerintah.
"Sudah lama. Saya juga bingung mau lapor kesiapa, karena saya juga tidak tahu kemana dan bagaimana cara mengatasinya. Saya berharap, ada pihak-pihak yang peduli dan membantu kesulitan Pak Janim," ungkapnya.
Camat Teluknaga Supriyadinata pun akhirnya turun melihat warganya yang tinggal dalam kemiskinan itu. Bersama jajarannya, dia melihat kondisi rumah Janim yang prihatin.
"Kalau melihat kondisi rumah Pak Janim dan keluarga memang cukup memperihatinkan dan layak untuk dibantu. Kami akan musyawarah, bersama dengan kepala desa, agar secepatnya dapat bantuan," ungkapnya.
Subur Maryono yang baru saja terpilih sebagai Kades Kampung Melayu Barat pada Pilkades 2019 pun berjanji, akan lebih memperhatikan kesejahteraan warganya itu.
"Ya, Insya Allah, kami akan langsung bekerja. Fokus utama kami adalah kesejahtraan masyarakat dan mengentaskan kemiskinan. Saya mohon doa dan dukungan dari semua pihak, semoga berjalan lancar," pungkasnya.
(ysw)