Semakin Parah, Kemacetan di Kota Satelit Dikeluhkan Warga
A
A
A
JAKARTA - Kemacetan parah yang sering terjadi dikota satelit banyak dikeluhkan masyarakat. Kawasan di sekitar Metland Transyogi, Cileungsi, Bogor, misalnya, pada jam pergi dan pulang kantor, kemacetan parah kerap terjadi.
"Parahnya, ketika kemacetan terjadi, petugas keamanan mengalihkan jalur untuk masuk ke perumahan Metland Transyogi, memutar hingga bundaran McDonald’s. Bukannya memperlancar lalu lintas, malah membuat kemacetan bertambah parah,’’ ujar Irwan Waskito, warga Jonggol, Bogor, kemarin.
Menurut Waskito, akibat kemacetan tersebut, waktu tempuh pengguna jalan menjadi lebih lama 30-45 menit. Belum lagi pemakaian bahan bakar (BBM) jadi boros. Kejadian ini dialami hampir setiap hari. Untuk itu, dia meminta pengembang mencari solusi pengaturan jalan, dan menempatkan petugasnya, terutama pada jam-jam sibuk.
Dia pun meminta perhatian Pemkab Bogor terhadap masalah ini. Sebab, jalur Cibubur-Jonggol (Transyogi) hingga Cianjur merupakan jalur ekonomi yang banyak dimanfaatkan untuk lalu lintas bagi permukiman, distribusi komoditas pertanian dan manufaktur yang menggerakkan perekonomian di Kabupaten Bogor.Senada dengan Waskito, Ahmad Hermawan, warga Cileungsi yang bekerja di Jl. Jend Sudirman, Jakarta, mengatakan, pertigaan Metland Tranyogi merupakan urat nadi lalu lintas bagi warga Bogor, menjadi titik kemacetan merugikan banyak warga permukiman di sekitar Cileungsi-Jonggol.
“Macet kendaraan di jalan itu bisa mencapai 1 km tanpa solusi yang jelas sampai saat ini.Kadang cuma ditangani oleh warga, tapi itutidak banyak membantu,’’ kata Hermawan.
Dia juga mengharapkan Pemkab Bogor dengan kepolisian memberikan perhatian serius untuk menangani masalah kemacetan di titik tersebut. Koridor Cibubur-Jonggol-Cianjur adalah kawasan pengembangan properti, khususnya perumahan yang banyak diincar oleh pengembang-pengembang besar. Hal itu karena cadangan lahan yang relatif luas tersedia di kawasan itu dengan harga yang masih murah.
Di samping pengembang kecil, banyak pengembang besar yang masuk ke kawasan ini, sebut saja Ciputra Group, Metropolitan Land, Suryamas Dutamakmur, dan Kalindo Land. (Anton C)
"Parahnya, ketika kemacetan terjadi, petugas keamanan mengalihkan jalur untuk masuk ke perumahan Metland Transyogi, memutar hingga bundaran McDonald’s. Bukannya memperlancar lalu lintas, malah membuat kemacetan bertambah parah,’’ ujar Irwan Waskito, warga Jonggol, Bogor, kemarin.
Menurut Waskito, akibat kemacetan tersebut, waktu tempuh pengguna jalan menjadi lebih lama 30-45 menit. Belum lagi pemakaian bahan bakar (BBM) jadi boros. Kejadian ini dialami hampir setiap hari. Untuk itu, dia meminta pengembang mencari solusi pengaturan jalan, dan menempatkan petugasnya, terutama pada jam-jam sibuk.
Dia pun meminta perhatian Pemkab Bogor terhadap masalah ini. Sebab, jalur Cibubur-Jonggol (Transyogi) hingga Cianjur merupakan jalur ekonomi yang banyak dimanfaatkan untuk lalu lintas bagi permukiman, distribusi komoditas pertanian dan manufaktur yang menggerakkan perekonomian di Kabupaten Bogor.Senada dengan Waskito, Ahmad Hermawan, warga Cileungsi yang bekerja di Jl. Jend Sudirman, Jakarta, mengatakan, pertigaan Metland Tranyogi merupakan urat nadi lalu lintas bagi warga Bogor, menjadi titik kemacetan merugikan banyak warga permukiman di sekitar Cileungsi-Jonggol.
“Macet kendaraan di jalan itu bisa mencapai 1 km tanpa solusi yang jelas sampai saat ini.Kadang cuma ditangani oleh warga, tapi itutidak banyak membantu,’’ kata Hermawan.
Dia juga mengharapkan Pemkab Bogor dengan kepolisian memberikan perhatian serius untuk menangani masalah kemacetan di titik tersebut. Koridor Cibubur-Jonggol-Cianjur adalah kawasan pengembangan properti, khususnya perumahan yang banyak diincar oleh pengembang-pengembang besar. Hal itu karena cadangan lahan yang relatif luas tersedia di kawasan itu dengan harga yang masih murah.
Di samping pengembang kecil, banyak pengembang besar yang masuk ke kawasan ini, sebut saja Ciputra Group, Metropolitan Land, Suryamas Dutamakmur, dan Kalindo Land. (Anton C)
(nfl)