Lagi, Wartawan di Tangsel Diintimidasi Anggota Ormas
A
A
A
TANGERANG SELATAN - Aksi kekerasan terhadap insan pers oleh oknum anggota ormas kembali terjadi. Kali ini, menimpa wartawan muda Eka Huda Rizki (20) dari online Kabar6.com. Aksi kekerasan terjadi saat Eka dan sejumlah wartawan lainnya tengah meliput aksi ormas FBR yang protes, karena bendera ormasnya diturunkan petugas Satpol PP saat menertibkan bangunan liar di wilayah Gaplek.
Saat massa FBR dengan atribut lengkap tiba di depan Puspemkot Tangsel, Eka dengan sejumlah wartawan lainnya langsung mendekati kerumunan melakukan peliputan. "Jam 14.00 WIB, kejadian awal penasaran ada apa rame-rame kedalam Pemkot Tangsel, posisi saya saat itu lagi berada di Masjid Itishom, Ciputat, Tangsel," kata Eka kepada SINDOnews, Selasa (3/12/2019).
Di tengah kerumunan massa, Eka langsung mengeluarkan telepon genggamnya, siap-siap untuk mengabadikan foto aksi FBR yang sudah mulai berteriak-teriak tersebut. "Pas baru pengen ambil foto aksi, ada yang berteriak, 'woi! Ngapain lu foto-foto,' kata seorang anggota FBR sambil deketin saya. Saat itu, posisi saya memang belum sempet moto, sudah diteriakin," sambung Eka.
Tidak hanya itu, Eka juga dikejar oleh banyak anggota FBR dan dipegang. Dia pun lalu diminta menghapus foto yang belum sempat diambilnya. Meski telah menjelaskan, para anggota ormas itu tetap saja mendesak.
"Dia nyamperin ramean. 'Apus gak foto lu! Digituin, saya bilang aja belum sempet moto. Tapi dibilang, 'bohong lu!! Coba liat HP lu' 'Nih!' kan emang belum sempat moto. Tangan saya dipelintir sampai sakit," jelasnya.
Di tengah intimidasi itu, Eka dirangkul oleh dua orang anggota FBR ke arah masjid tempat pertama dia berada. Di sana, Eka juga masih dikejar oleh sejumlah anggota FBR. "Saya diamanin ke deket masjid. Pas di tengah itu, kacamata saya ditarik. Untungnya gak copot dari kepala dan gak patah. Saya juga sempat mau ditabrak motor. Tangan juga terluka kena goresan, agak perih," ungkapnya.
Sementara itu, Hambali, salah seorang rekan Eka yang meliput aksi FBR itu mengatakan, saat terjadi peristiwa itu situasi sedang tidak kondusif, dan wartawan sedang liputan. "Jadi, dia maubambil foto, langsung ditarik sama ormas, diminta hapus foto. Terus si Eka ngasihin HP-nya biar dihapus, abis diseret ke arah masjid, diseret dari lobi pemkot. Tangannya tergores," tukas Hambali.
Saat massa FBR dengan atribut lengkap tiba di depan Puspemkot Tangsel, Eka dengan sejumlah wartawan lainnya langsung mendekati kerumunan melakukan peliputan. "Jam 14.00 WIB, kejadian awal penasaran ada apa rame-rame kedalam Pemkot Tangsel, posisi saya saat itu lagi berada di Masjid Itishom, Ciputat, Tangsel," kata Eka kepada SINDOnews, Selasa (3/12/2019).
Di tengah kerumunan massa, Eka langsung mengeluarkan telepon genggamnya, siap-siap untuk mengabadikan foto aksi FBR yang sudah mulai berteriak-teriak tersebut. "Pas baru pengen ambil foto aksi, ada yang berteriak, 'woi! Ngapain lu foto-foto,' kata seorang anggota FBR sambil deketin saya. Saat itu, posisi saya memang belum sempet moto, sudah diteriakin," sambung Eka.
Tidak hanya itu, Eka juga dikejar oleh banyak anggota FBR dan dipegang. Dia pun lalu diminta menghapus foto yang belum sempat diambilnya. Meski telah menjelaskan, para anggota ormas itu tetap saja mendesak.
"Dia nyamperin ramean. 'Apus gak foto lu! Digituin, saya bilang aja belum sempet moto. Tapi dibilang, 'bohong lu!! Coba liat HP lu' 'Nih!' kan emang belum sempat moto. Tangan saya dipelintir sampai sakit," jelasnya.
Di tengah intimidasi itu, Eka dirangkul oleh dua orang anggota FBR ke arah masjid tempat pertama dia berada. Di sana, Eka juga masih dikejar oleh sejumlah anggota FBR. "Saya diamanin ke deket masjid. Pas di tengah itu, kacamata saya ditarik. Untungnya gak copot dari kepala dan gak patah. Saya juga sempat mau ditabrak motor. Tangan juga terluka kena goresan, agak perih," ungkapnya.
Sementara itu, Hambali, salah seorang rekan Eka yang meliput aksi FBR itu mengatakan, saat terjadi peristiwa itu situasi sedang tidak kondusif, dan wartawan sedang liputan. "Jadi, dia maubambil foto, langsung ditarik sama ormas, diminta hapus foto. Terus si Eka ngasihin HP-nya biar dihapus, abis diseret ke arah masjid, diseret dari lobi pemkot. Tangannya tergores," tukas Hambali.
(zil)