Tambah Jam Perjalanan, Lalu Lintas Kereta Jakarta Kian Padat

Senin, 02 Desember 2019 - 14:08 WIB
Tambah Jam Perjalanan,...
Tambah Jam Perjalanan, Lalu Lintas Kereta Jakarta Kian Padat
A A A
JAKARTA - Perjalanan kereta api di wilayah Daerah Operasional (Daop) 1 PT KAI mulai ditambah. Kondisi ini membuat lalu lintas kereta api di Jabodetabek kian padat.

Bila sebelumnya pada Grafik Perjalanan Kereta (Gapeka) tahun 2018, yang digunakan Gapeka 2017 jumlah perjalanan mencapai 1.460 perjalanan per hari. Kini ditahun 2019, Gapeka di Daop 1 alami peningkatan sebesar 11,8 persen atau 1.633 perjalan per hari.

Executive Vice President Daop 1 Jakarta, Dadan Rudiansyah menjelaskan khusus kereta luar kota (Intercity). Pada Gapeka sebelumnya, perjalanan mencapai 102 perjalanan per hari, kini mencapai 134 perjalanan per hari.

"Jadi peningkatannya 32 perjalanan. Mereka nantinya akan diberangkat dari Gambir, Pasar Senen, dan Jakarta Kota," kata Dadan sembari mengatakan penetapan Gapeka 2019 merupakan penggantian terhadap Gapeka 2017 yang sebelumnya digunakan oleh KAI, Senin (2/12/2019).

Dadan melanjutkan, selain kereta intercity, penambahan perjalanan itu meliputi perjalanan Commuter Line atau KRL, KA Barang, KA lokal, KA Bandara, Pengiriman rangkaian dan lokomotif.

Melalui Gapeka baru ini, Dadan melanjutkan, Daop 1 bisa melakukan penambahan enam kereta api baru dengan relasi yang memiliki okupansi penumpang yang cukup tinggi.

Adapun dari pemberangkatan enam KA Baru itu, tiga di antaranya keberangkatan dari Stasiun Gambir dan tiga KA lainnya keberangkatan dari Stasiun Pasar Senen.

Kereta itu meliputi, Anjasmoro Ekspres relasi Pasar Senen-Yogyakarta-Jombang (PP). Dengan keberangkatan dari Stasiun Pasar Senen pukul 05.25 WIB.

Kemudian, Dharmawangsa Ekspres relasi Pasar Senen - Surabaya Pasar Turi (PP). Dengan keberangkatan dari Stasiun Pasar Senen pukul 08.25 WIB.

Serta, KA Malabar sebelumnya Malang-Bandung (PP), kini mengalami perpanjangan relasi menjadi Malang-Bandung-Pasar Senen (PP). Dengan jadwal keberangkatan dari Stasiun Pasar Senen pukul 16.10 WIB.

Sedangkan yang berangkat dari Stasiun Gambir, yakni KA Argo Wilis sebelumnya Surabaya Gubeng-Bandung (PP), kini mengalami perpanjangan relasi menjadi Surabaya Gubeng-Bandung-Gambir (PP). Dengan keberangkatan dari Stasiun Gambir pukul 05.00 WIB.

Kemudian, KA Mutiara Selatan sebelumnya Malang-Surabaya Gubeng-Bandung (PP), kini mengalami perpanjangan relasi menjadi Malang-Surabaya Gubeng-Bandung-Gambir (PP). Dengan keberangkatan dari Stasiun Gambir pukul 17.10 WIB.

Serta, KA Turangga sebelumnya Surabaya Gubeng – Bandung (PP), kini mengalami perpanjangan relasi menjadi Surabaya-Bandung-Gambir (pp). Dengan keberangkatan dari Stasiun Gambir pukul 14.00 WIB.

Ka Humas Daop 1 PT KAI, Eva Chairunissa, menambahkan KA Senja Utama Solo, Pasar Senen-Solo juga alami perubahan jadwal. Bila sebelumnya pemberangkatan pada malam hari, menjadi pagi hari dengan keberangkatan dari Stasiun Pasar Senen pukul 05.50 WIB. Dengan perubahan waktu keberangkatan tersebut nama KA Senja Utama Solo juga dirubah menjadi Fajar Utama Solo.

"Tentunya dengan beroperasinya KA baru ini kami berharap dapat memenuhi aspirasi dan kebutuhan pelanggan terhadap layanan kereta api, sehingga kereta api selalu menjadi transportasi yang dapat diandalkan," tambah Eva.

Eva mengatakan, tambahan perjalanan membuat kapasitas tempat duduk alami perubahan sebesar 14,8 persen untuk Ka Intercity. Bila pada Gapeka 2017 mencapai 36.874 tempat duduk per hari, maka pada Gapeka 2019 mencapai 42.336 tempat duduk per hari.

Selain itu, melalui Gapeka 2019 ini, Stasiun yang mengalami penambahan layanan naik-turun penumpang. Seperti Stasiun Karawang, yang sebelumnya hanya melayani empat KA Jarak Jauh, kini dengan Gapeka 2019 akan bertambah enam KA yang berhenti dan melayani naik-turun penumpang, yaitu KA Serayu, Jaka Tingkir dan Tawangjaya Premium.

"Kami mengimbau kepada calon penumpang KA dengan keberangkatan 1 Desember 2019 dan seterusnya agar memerhatikan lagi jadwal yang tertera di tiket untuk keberangkatan dari Stasiun Karawang. Karena baru diberlakukan menggunakan Gapeka 2019, kami berharap calon penumpang tidak tertinggal kereta," ucap Eva.

Terpisah Ketua Bidang Hukum Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Djoko Setijowarno mengatakan sedikitnya tambahan perjalanan kereta harus dikoordinasikan dengan Pemda setempat, khususnya Pemprov DKI Jakarta dan Pemkot maupun Pemkab Bekasi.

Sebab, kata Djoko, tambahan perjalanan ini membuat buka tutup perlintasan akan sering terjadi di perlintasan sebidang. Bila tak diantisipasi, bukan tak mungkin lalu lintas kendaraan akan terhambat seiring buka tutup perlintasan. "Nah ini harus diantisipasi," ucapnya.

Djoko melanjutkan, penanganan saat ini pembangunan flyover dan underpass semestinya dilakukan oleh pemda setempat bila merujuk dari Undang undang nomer 23 tahun 2007 tentang perkeretapian.

Sebagai orang berkecimpung di Perkeretaapian, Djoko melanjutkan sebenarnya dengan kualitas rel yang ada. Di Jakarta, lalu lintas kereta semestinya bisa dilakukan dengan jarak 5 menit sekali. Hanya saja hal itu tak bisa dilakukan lantaran membuat buka tutup perlintasan sering terjadi. "Makanya ini harus diantisipasi," tandasnya.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9932 seconds (0.1#10.140)