PWI DKI Jakarta: Media Massa Jadi Rujukan Milenial

Kamis, 21 November 2019 - 12:31 WIB
PWI DKI Jakarta: Media...
PWI DKI Jakarta: Media Massa Jadi Rujukan Milenial
A A A
JAKARTA - Media massa di era sekarang ini dapat menjadi rujukan generasi milenial untuk menyaring masifnya berita bohong atau hoaks. Apalagi mencermati pesatnya teknologi milenial terutama penggunaan media sosial bagi kebutuhan informasi masyarakat.

Sekretaris PWI DKI Jakarta Kesit B Handoyono mengatakan, tantangan pers hari ini semakin berat dengan keberadaan media sosial yang begitu banyak diiringi arus globalisasi yang makin cepat. Situasi ini menjadikan pers harus bisa menjadi penyeimbang.

"Pers harus memberikan informasi relevan dengan mengkroscek berita tersebut supaya tidak menjadi hoaks. Pers juga harus menguji kebenaran berita-berita yang bertebaran di masyarakat sehingga bisa meminimalisir berita yang tidak semestinya," ujarnya pada sebuah diskusi di Tebet, Jakarta Selatan, kemarin.

Selain media informasi, pers bertanggungjawab kepada masyarakat sebagai agen kontrol, agen untuk mendidik masyarakat mendapatkan berita murni. "Ada berbagai regulasi yang mengharuskan pers memberikan berita sesuai fakta karena jika pers memberikan berita tidak sesuai fakta atau hoaks, maka akan mendapatkan sanksi dari regulasi yang ada," kata Kesit.

Pengamat Politik dari Indonesian Public Institute (IPI) Karyono Wibowo mengatakan, media massa harus memiliki tanggung jawab dalam merespons hal-hal yang sedang hangat diperbincangkan di kalangan masyarakat.

“Media harus menjadi pelayan publik dalam memberikan informasi-informasi yang relevan dan dinikmati masyarakat. Informasi konstruktif dan solutif," ujarnya. Pers adalah bagian dari masyarakat yang harus didukung untuk mengawasi jalannya pemerintah, mengawal jalannya kehidupan berbangsa dan bernegara.

Terkait peran milenial untuk mengawal pemerintahan Joko Widodo (Jokowi)-KH Ma’ruf Amin, pegiat milenial Reza Pahlevi menuturkan, hampir di seluruh belahan dunia manapun anak muda selalu mengambil peran penting dalam setiap momentum perubahan di negaranya. Indonesia di abad 20 dimana Sumpah Pemuda menjadi pemantik persatuan dan kesatuan bangsa dapat menjadi pemantik untuk memproklamirkan kemerdekaannya.

"Pemuda harus bisa menjadi orang yang selalu berpikir solutif karena dalam diri pemudalah benih-benih intelektualitas itu tumbuh subur. Pemuda juga harus mengkaji setiap permasalahan yang ada supaya bisa membantu bangsa dan negara, menghadapi bonus demografi yang mana ini dicita-citakan oleh semua negara," ungkapnya.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0744 seconds (0.1#10.140)