Bukan Mengkritik, Ade Armando Dinilai Lebih Menyerang Pribadi Anies
A
A
A
JAKARTA - Bentuk kritikan yang dilontarkan Ade Armando kepada Gubernur Anies Rasyid Baswedan dinilai banyak pihak sebagai perbuatan yang kurang etis. Pasalnya, Ade mengunggah wajah Anies menjadi karakter fiktif Joker dan menambahkan caption 'Gubernur jahat berawal dari Menteri yang dipecat' ke media sosial miliknya.
Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin mengatakan, jika Ade hendak mengkritik kebijakan Anies Rasyid Baswedan lakukan dengan cara yang santun dan elegan."Mengkritik itu apanya? iya kritik kebijakannya. Jadi kesalahan kebijakan itu harus kita kritik, sekeras apapun kritik itu. Tapi jika sudah berbicara personal atau pribadi, itu yang tidak kita inginkan yang tidak kita mau," kata Ujang saat dihubungi SINDOnews, Selasa (5/11/2019).
Menurut Ujang, apa yang dilakukan oleh Ade Armando tidak tepat, karena konteksnya lebih kepada menyerang pribadi, ketimbang melontarkan sebuah kritikan. Maka pantas jika anggota DPD RI Fahira Idris melaporkan Ade Armando ke Polda Metro Jaya atas dugaan pembunuhan karakter melaui media sosial.
"Karena sifatnya sudah masuk kategori personal, pribadi berdasarkan cuitan Gubernur jahat berawal dari Menteri yang dipecat. Menurut saya kata-kata itu tendensius, mengatakan orang jahat, gubernur jahat, itu kan sudah kelihatan tendensiusnya," terangnya. (Baca: Posting Foto Gubernur DKI Mirip Joker, Ade Armando Dipolisikan)
Ujang menggarisbawahi, dalam mengkritik juga ada kaidah yang harus dikedepankan, yakni salah satunya adalah kesopanan dalam mengkritik.
"Kita itu kan bangsa yang beradab, bangsa beretika, tentu nilai nilai kekayaan etika dan budaya seperti kesopanan, kesantunan dalam bertutur atau dalam berkomentar itu penting harus dijaga. Tentu ini tidak boleh kan kita berkomentar dan menyuarakan pendapat yang itu menyinggung atau melukai orang lain. yang boleh adalah mengkritik," ucapnya.
Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin mengatakan, jika Ade hendak mengkritik kebijakan Anies Rasyid Baswedan lakukan dengan cara yang santun dan elegan."Mengkritik itu apanya? iya kritik kebijakannya. Jadi kesalahan kebijakan itu harus kita kritik, sekeras apapun kritik itu. Tapi jika sudah berbicara personal atau pribadi, itu yang tidak kita inginkan yang tidak kita mau," kata Ujang saat dihubungi SINDOnews, Selasa (5/11/2019).
Menurut Ujang, apa yang dilakukan oleh Ade Armando tidak tepat, karena konteksnya lebih kepada menyerang pribadi, ketimbang melontarkan sebuah kritikan. Maka pantas jika anggota DPD RI Fahira Idris melaporkan Ade Armando ke Polda Metro Jaya atas dugaan pembunuhan karakter melaui media sosial.
"Karena sifatnya sudah masuk kategori personal, pribadi berdasarkan cuitan Gubernur jahat berawal dari Menteri yang dipecat. Menurut saya kata-kata itu tendensius, mengatakan orang jahat, gubernur jahat, itu kan sudah kelihatan tendensiusnya," terangnya. (Baca: Posting Foto Gubernur DKI Mirip Joker, Ade Armando Dipolisikan)
Ujang menggarisbawahi, dalam mengkritik juga ada kaidah yang harus dikedepankan, yakni salah satunya adalah kesopanan dalam mengkritik.
"Kita itu kan bangsa yang beradab, bangsa beretika, tentu nilai nilai kekayaan etika dan budaya seperti kesopanan, kesantunan dalam bertutur atau dalam berkomentar itu penting harus dijaga. Tentu ini tidak boleh kan kita berkomentar dan menyuarakan pendapat yang itu menyinggung atau melukai orang lain. yang boleh adalah mengkritik," ucapnya.
(whb)