Waspadai Penipuan Tiket Online Taman Safari Bogor
A
A
A
JAKARTA - Penipuan online mengatasnamakan Taman Safari Indonesia (TSI) marak terjadi akhir-akhir ini. Pelaku menawarkan e-voucher Taman Safari Bogor dengan promo diskon menggiurkan melalui media sosial. Korban penipuan ini telah mencapai ratusan orang .
"Ada sekitar 500-an (orang) yang telah mengadukan ke kami," ungkap Head of Digital Marketing TSI Group, Daniel Thian dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (5/11/2019).
Daniel mengatakan, pihaknya memang telah meluncurkan pemesan online tiket sejumlah tempat wisata dan hotel di bawah naungan TSI Group pada September lalu. Antara lain Taman Safari Bogor, Taman Safari Prigen, Bali Safari Marine Park, Batang Dolphins Center, Royal Safari Garden, Mara River Safari Lodge, Baobab Safari Resort, dan Safari lodge. Momen inilah yang dimanfaatkan oleh pelaku untuk menipu masyarakat.
"Pelaku memanfaatkan momen bersamaan dengan mulai dijalankannya program pemesanan tiket online di unit-unit TSI Group, sehingga korban sulit membedakan mana yang resmi dan palsu. Apalagi pelaku juga beriklan di media sosial dengan iming-iming diskon hingga 50%," katanya.
Marketing Communication Manager Taman Safari Bogor, Abi Febrian menambahkan, kasus penipuan online mulai diketahui pada 11 September 2019, setelah mendapatkan laporan dari masyarakat melalui WhatsApp dan media sosial bahwa telah mentransfer uang tapi belum mendapatkan tiket. Mereka membeli tiket secara online melalui iklan di Instagram dan Facebook.
Setelah itu mereka diarahkan ke website palsu yang mirip seperti situs resmi TSI."Websitenya m-tamansafari.com. Modusnya pakai virtual account atas nama PT Taman Safari Indonesia. Masyarakat yakin karena rekeningnya bernama Taman Safari, padahal itu virtual account," ujar Abi.
Mendapat aduan itu, TSI langsung membuat klarifikasi di medsos resmi dan bekerja sama dengan tim IT untuk memblokir website palsu tersebut. Namun pada 12 September muncul website lain lagi, yakni www.temansafari.com dan akun Facebook yang sama.
Setelah diblokir lagi, pada 13 September juga muncul website serupa, yakni www.bogor-tamansafari.com. Lalu penipuan muncul lagi melalui Shopee Pay dengan virtual account bernama Taman Safari Bogor. Setelah dilaporkan, akun itu langsung ditutup.
"Kami juga menemukan virtual account BRI dengan nama yang sama," katanya.
Abi mengingatkan kepada masyarakat luas untuk berhati-hati dengan segala bentuk promosi yang beredar di internet maupun media sosial. Jika sumbernya bukan berasal dari website atau akun-akun resmi TSI Group, maka bisa dipastikan bahwa itu adalah penipuan.
Adapun website resmi TSI adalah www.tamansafari.com dan akun resmi media sosial Taman Safari Bogor adalah @taman_safari. "Khusus untuk booking online, Taman Safari Bogor hanya bekerja sama dengan DOKU. Kami sama sekali tidak melayani pembayaran melalui rekening pribadi atau atas nama PT Taman Safari Indonesia," katanya.
Sementara itu, kuasa hukum TSI Group, Kirana Kuswardhani mengaku telah melaporkan kasus ini ke Polda Metro Jaya. Menurutnya, tindak penipuan ini mencemarkan nama baik dan sangat merugikan TSI. "Kami sudah melakukan pelaporan ke polisi. Kini sedang ditangani langsung oleh kepolisian," katanya.
"Ada sekitar 500-an (orang) yang telah mengadukan ke kami," ungkap Head of Digital Marketing TSI Group, Daniel Thian dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (5/11/2019).
Daniel mengatakan, pihaknya memang telah meluncurkan pemesan online tiket sejumlah tempat wisata dan hotel di bawah naungan TSI Group pada September lalu. Antara lain Taman Safari Bogor, Taman Safari Prigen, Bali Safari Marine Park, Batang Dolphins Center, Royal Safari Garden, Mara River Safari Lodge, Baobab Safari Resort, dan Safari lodge. Momen inilah yang dimanfaatkan oleh pelaku untuk menipu masyarakat.
"Pelaku memanfaatkan momen bersamaan dengan mulai dijalankannya program pemesanan tiket online di unit-unit TSI Group, sehingga korban sulit membedakan mana yang resmi dan palsu. Apalagi pelaku juga beriklan di media sosial dengan iming-iming diskon hingga 50%," katanya.
Marketing Communication Manager Taman Safari Bogor, Abi Febrian menambahkan, kasus penipuan online mulai diketahui pada 11 September 2019, setelah mendapatkan laporan dari masyarakat melalui WhatsApp dan media sosial bahwa telah mentransfer uang tapi belum mendapatkan tiket. Mereka membeli tiket secara online melalui iklan di Instagram dan Facebook.
Setelah itu mereka diarahkan ke website palsu yang mirip seperti situs resmi TSI."Websitenya m-tamansafari.com. Modusnya pakai virtual account atas nama PT Taman Safari Indonesia. Masyarakat yakin karena rekeningnya bernama Taman Safari, padahal itu virtual account," ujar Abi.
Mendapat aduan itu, TSI langsung membuat klarifikasi di medsos resmi dan bekerja sama dengan tim IT untuk memblokir website palsu tersebut. Namun pada 12 September muncul website lain lagi, yakni www.temansafari.com dan akun Facebook yang sama.
Setelah diblokir lagi, pada 13 September juga muncul website serupa, yakni www.bogor-tamansafari.com. Lalu penipuan muncul lagi melalui Shopee Pay dengan virtual account bernama Taman Safari Bogor. Setelah dilaporkan, akun itu langsung ditutup.
"Kami juga menemukan virtual account BRI dengan nama yang sama," katanya.
Abi mengingatkan kepada masyarakat luas untuk berhati-hati dengan segala bentuk promosi yang beredar di internet maupun media sosial. Jika sumbernya bukan berasal dari website atau akun-akun resmi TSI Group, maka bisa dipastikan bahwa itu adalah penipuan.
Adapun website resmi TSI adalah www.tamansafari.com dan akun resmi media sosial Taman Safari Bogor adalah @taman_safari. "Khusus untuk booking online, Taman Safari Bogor hanya bekerja sama dengan DOKU. Kami sama sekali tidak melayani pembayaran melalui rekening pribadi atau atas nama PT Taman Safari Indonesia," katanya.
Sementara itu, kuasa hukum TSI Group, Kirana Kuswardhani mengaku telah melaporkan kasus ini ke Polda Metro Jaya. Menurutnya, tindak penipuan ini mencemarkan nama baik dan sangat merugikan TSI. "Kami sudah melakukan pelaporan ke polisi. Kini sedang ditangani langsung oleh kepolisian," katanya.
(whb)