Ada Temuan Cat Berbahaya, Semua Taman Bermain Anak Akan Diteliti
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan menerapkan standar baku untuk pembuatan taman bermain anak . Langkah itu dilakukan menyusul temuan adanya taman anak yang terindikasi menggunakan cat bertimbal.
Temuan itu merupakan hasil penelitian dari Nexus3, sebuah yayasan yang konsen di bidang kesehatan dan pembangunan lingkungan. Atas temuan awal itu, Pemprov DKI mulai sadar dan meminta Nexus3 untuk meneliti lebih luas taman-taman mana saja yang terindikasi cat bertimbal.
"Jadi mereka mau mulai menerapkan kriteria dan spesifikasi pengadaan cat ramah lingkungan di taman maju bersama. Jadi kita nanti bantu bikin kriterianya untuk taman maju bersama dan RPTRA yang benar-benar ramah anak," ujar Penasihat Senior Nexus3, Yuyun Ismawati, Selasa (29/10/2019). (Baca juga: 13 Taman Bermain Anak di DKI Terindikasi Gunakan Cat Bertimbal) Penggunaan cat untuk mempercantik tempat bermain anak-anak dapat menimbulkan risiko kesehatan. Idealnya penggunaan kadar timbal di dunia berada pada kisaran angka 90 bagian per juta (ppm). Sedangkan untuk hasil penelitian Nexus3 di wilayah Jakarta, ditemukan penggunaan timbal yang berlebihan
Menurut Yuyun, ke depan dalam pembuatan taman maju bersama, DKI akan melihat dan mempertimbangkan aspek material bahan baku, agar tidak terjadi penyalah gunaan yang diakibatkan ketidaktahuan atau kebiasaan masyarakat di Indonesia dalam membangun suatu bangunan.
"Jadi bukan cat saja, kalau mau diperluaskan taman bermain anak-anak itu kan banyak mainannya. Terus lantai dan dasarnya terbuat dari apa? Jangan sampai memakai bahan tidak ramah lingkungan seperti cacahan ban yang dijadikan sebagai rumput palsu. Itu kan banyak racunnya," imbuhnya. (Baca: Fasilitas Bermain di RPTRA Mengandung Kadar Timbal, Anies: Saya Cek Dulu)
Kendati demikian, tidak semua taman akan dilakukan uji penelitian oleh Nexus3. Karena di samping terkendala waktu dan tenaga, juga harus ada biaya yang dikeluarkan. Untuk saat ini Pemprov DKI belum dapat mengeluarkan dana untuk kebutuhan penelitian Nexus3.
"Kita hanya diminta untuk berkoordinasi dengan Dinas Kehutanan, karena nanti taman maju bersama akan dikelola oleh Dinas Kehutanan DKI Jakarta," pungkasnya.
Temuan itu merupakan hasil penelitian dari Nexus3, sebuah yayasan yang konsen di bidang kesehatan dan pembangunan lingkungan. Atas temuan awal itu, Pemprov DKI mulai sadar dan meminta Nexus3 untuk meneliti lebih luas taman-taman mana saja yang terindikasi cat bertimbal.
"Jadi mereka mau mulai menerapkan kriteria dan spesifikasi pengadaan cat ramah lingkungan di taman maju bersama. Jadi kita nanti bantu bikin kriterianya untuk taman maju bersama dan RPTRA yang benar-benar ramah anak," ujar Penasihat Senior Nexus3, Yuyun Ismawati, Selasa (29/10/2019). (Baca juga: 13 Taman Bermain Anak di DKI Terindikasi Gunakan Cat Bertimbal) Penggunaan cat untuk mempercantik tempat bermain anak-anak dapat menimbulkan risiko kesehatan. Idealnya penggunaan kadar timbal di dunia berada pada kisaran angka 90 bagian per juta (ppm). Sedangkan untuk hasil penelitian Nexus3 di wilayah Jakarta, ditemukan penggunaan timbal yang berlebihan
Menurut Yuyun, ke depan dalam pembuatan taman maju bersama, DKI akan melihat dan mempertimbangkan aspek material bahan baku, agar tidak terjadi penyalah gunaan yang diakibatkan ketidaktahuan atau kebiasaan masyarakat di Indonesia dalam membangun suatu bangunan.
"Jadi bukan cat saja, kalau mau diperluaskan taman bermain anak-anak itu kan banyak mainannya. Terus lantai dan dasarnya terbuat dari apa? Jangan sampai memakai bahan tidak ramah lingkungan seperti cacahan ban yang dijadikan sebagai rumput palsu. Itu kan banyak racunnya," imbuhnya. (Baca: Fasilitas Bermain di RPTRA Mengandung Kadar Timbal, Anies: Saya Cek Dulu)
Kendati demikian, tidak semua taman akan dilakukan uji penelitian oleh Nexus3. Karena di samping terkendala waktu dan tenaga, juga harus ada biaya yang dikeluarkan. Untuk saat ini Pemprov DKI belum dapat mengeluarkan dana untuk kebutuhan penelitian Nexus3.
"Kita hanya diminta untuk berkoordinasi dengan Dinas Kehutanan, karena nanti taman maju bersama akan dikelola oleh Dinas Kehutanan DKI Jakarta," pungkasnya.
(thm)