Peduli Lingkungan, Parade Busana TMII 2019 Gunakan Limbah Barang Bekas
A
A
A
JAKARTA - Taman Mini Indonesia Indah (TMII) menggelar Parade Busana Daerah 2019 pada Jumat 25 Oktober 2019 malam kemarin di Sasono Langen Budoyo.
Manajer Budaya TMII Ertis Yuliamanikam menjelaskan, kegiatan yang mengambil tema 'Busana Pasangan bangsawan/tokoh/kepala suku/raja ratu tradisi tersebut menginjak usia 11 yang dimulai sejak tahun 2008 lalu.
"TMII dalam menyelenggarakan Parade Busana Daerah yang ke 11 sudah 11 tahun acara digulirkan menjadi ajang kreativitas bagi potensi daerah. Khususnya para desainer dan juga untuk tata rias wajah dan juga peraga putra putri," kata Ertis kepada wartawan di lokasi.
Ertis menambahkan, Parade Busana Daerah 2019 itu diikuti oleh perwakilan provinsi yang ada di Indonesia sebagai bentuk upaya TMII mendukung pemerintah dalam memajukan kemajuan nasional di tengah peradaban dunia dan menjadikan budaya sebagai investasi membangun masa depan dan peradaban bangsa.
Pada acara ini, tema utamanya yakni bagaimana para desainer mampu memanfaatkan limbah barang bekas untuk menjadi karya seni pada busana.
"Busananya terbuat dari bahan limbah. Mereka harus memproses memenuhi standar kesehatan, berkreasi membuat busana tokoh atau bangsawan yang ada di daerah masing-masing," tambahnya.
Limbah yang ada, kata Ertis biasanya berbeda antara daerah satu dengan yang lainnya.
"Limbah terserah mereka, misalnya ada yang daerah laut atau nelayan mereka manfaatkan sisa jaring yang mereka buat diproses untuk bahan dibajunya ada yang sabut kelapa, tutup botol plastik, plastik bekas minuman diproses dan hasilnya seperti itu. Kalau dilihat dari jauh kita tidak akan menyangka bahwa itu terbuat dari limbah. Itu adalah barang bekas yang tidak manfaat ternyata bisa dibuat barang seni bernilai tinggi," urainya.
Alasan penggunaan barang bekas bertujuan untuk mendaur ulang sampah-sampah sehingga selain mengurangi polusi juga dapat meningkatkan nilai ekonomi suatu barang.
"Kita mencoba mengangkat bagaimana membuat karya seni dari limbah. Karena selama ini beban berat bagaimana sampah itu seperti plastik-plastik bagaimana para seniman berkarya yang memiliki nilai seni luar biasa. Ini bisa menjadi satu gambaran para desainer selain bisa desain tapi bagaimana barang yang tidak layak pakai memiliki nilai manfaat. TMII mendorong ekonomi kreatif dan penduli lingkungan artinya kita bisa buat sampah yang membebani bisa lebih panjang umur," terangnya.
Sementara itu, Sekdis Pariwisata dan Budaya DKI Jakarta Asiantoro mengapresiasi kegiatan Parade Busana Daerah 2019.
"Kalau Pemda DKI sebagai Ibu Kota negara, perintah UU yaitu turut melestarikan seni budaya yang ada di Jakarta terutama Betawi. Ini perintah UU nya," kata Asiantoro.
Asiantoro juga menjelaskan sejumlah persiapan yang dilakukan oleh Pemprov DKI dalam memenangkan lomba tersebut.
"Otomatis sebagai tuan rumah ingin yamg terbaik. Dari mulai perekrutan dan perancangan busana yang terbaik. Kalau kita lihat kan ini dari limbah yanh notabene mengakomodir untuk hijaunya kota diawali dengan memanfaatkan limbah. Limbah memiliki nilai tersendiri," tuturnya.
Diketahui Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyabet gelar Juara Umum dalam Parade Busana Daerah 2019. Berikut beberapa kategori yang berhasil diraih oleh Pemprov DKI:
Perancang Busana Terbaik: Mangesti Rahayu (DKI Jakarta)
Peraga Busana Putri Terbaik: Zovanka Umaira
Penyaji Busana Terbaik antar wilayah Jawa-Bali: Provinsi DKI
Penyaji terbaik atau juara umum: DKI Jakarta
Manajer Budaya TMII Ertis Yuliamanikam menjelaskan, kegiatan yang mengambil tema 'Busana Pasangan bangsawan/tokoh/kepala suku/raja ratu tradisi tersebut menginjak usia 11 yang dimulai sejak tahun 2008 lalu.
"TMII dalam menyelenggarakan Parade Busana Daerah yang ke 11 sudah 11 tahun acara digulirkan menjadi ajang kreativitas bagi potensi daerah. Khususnya para desainer dan juga untuk tata rias wajah dan juga peraga putra putri," kata Ertis kepada wartawan di lokasi.
Ertis menambahkan, Parade Busana Daerah 2019 itu diikuti oleh perwakilan provinsi yang ada di Indonesia sebagai bentuk upaya TMII mendukung pemerintah dalam memajukan kemajuan nasional di tengah peradaban dunia dan menjadikan budaya sebagai investasi membangun masa depan dan peradaban bangsa.
Pada acara ini, tema utamanya yakni bagaimana para desainer mampu memanfaatkan limbah barang bekas untuk menjadi karya seni pada busana.
"Busananya terbuat dari bahan limbah. Mereka harus memproses memenuhi standar kesehatan, berkreasi membuat busana tokoh atau bangsawan yang ada di daerah masing-masing," tambahnya.
Limbah yang ada, kata Ertis biasanya berbeda antara daerah satu dengan yang lainnya.
"Limbah terserah mereka, misalnya ada yang daerah laut atau nelayan mereka manfaatkan sisa jaring yang mereka buat diproses untuk bahan dibajunya ada yang sabut kelapa, tutup botol plastik, plastik bekas minuman diproses dan hasilnya seperti itu. Kalau dilihat dari jauh kita tidak akan menyangka bahwa itu terbuat dari limbah. Itu adalah barang bekas yang tidak manfaat ternyata bisa dibuat barang seni bernilai tinggi," urainya.
Alasan penggunaan barang bekas bertujuan untuk mendaur ulang sampah-sampah sehingga selain mengurangi polusi juga dapat meningkatkan nilai ekonomi suatu barang.
"Kita mencoba mengangkat bagaimana membuat karya seni dari limbah. Karena selama ini beban berat bagaimana sampah itu seperti plastik-plastik bagaimana para seniman berkarya yang memiliki nilai seni luar biasa. Ini bisa menjadi satu gambaran para desainer selain bisa desain tapi bagaimana barang yang tidak layak pakai memiliki nilai manfaat. TMII mendorong ekonomi kreatif dan penduli lingkungan artinya kita bisa buat sampah yang membebani bisa lebih panjang umur," terangnya.
Sementara itu, Sekdis Pariwisata dan Budaya DKI Jakarta Asiantoro mengapresiasi kegiatan Parade Busana Daerah 2019.
"Kalau Pemda DKI sebagai Ibu Kota negara, perintah UU yaitu turut melestarikan seni budaya yang ada di Jakarta terutama Betawi. Ini perintah UU nya," kata Asiantoro.
Asiantoro juga menjelaskan sejumlah persiapan yang dilakukan oleh Pemprov DKI dalam memenangkan lomba tersebut.
"Otomatis sebagai tuan rumah ingin yamg terbaik. Dari mulai perekrutan dan perancangan busana yang terbaik. Kalau kita lihat kan ini dari limbah yanh notabene mengakomodir untuk hijaunya kota diawali dengan memanfaatkan limbah. Limbah memiliki nilai tersendiri," tuturnya.
Diketahui Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyabet gelar Juara Umum dalam Parade Busana Daerah 2019. Berikut beberapa kategori yang berhasil diraih oleh Pemprov DKI:
Perancang Busana Terbaik: Mangesti Rahayu (DKI Jakarta)
Peraga Busana Putri Terbaik: Zovanka Umaira
Penyaji Busana Terbaik antar wilayah Jawa-Bali: Provinsi DKI
Penyaji terbaik atau juara umum: DKI Jakarta
(pur)