Disnaker Kota Tangerang Jembatani MoU BKK SMK dengan Industri
A
A
A
TANGERANG - Sebanyak 60 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kota Tangerang mengikuti pembinaan kemitraan bursa kerja khusus (BKK) dari Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kota Tangerang dengan industri.
Dalam kegiatan ini sebanyak 60 perusahaan dan pelaku usaha yang akan menjalin kemitraan dengan BKK. Kepala Disnaker Kota Tangerang Moh Rakhmansyah mengatakan, akan mendorong semua SMK di Kota Tangerang untuk mendirikan BKK di sekolah.
"Sekarang sudah ada 60 BKK. Kemudian, BKK itu akan membina dan menyesuaikan dengan kurikulum sekolah. Lalu kita matching-kan dengan perusahaan," kata Rakhman kepada SINDOnews pada Selasa (22/10/2019).
Setelah setiap SMK memiliki BKK, lanjut Rakhman, pihaknya akan mendorong perusahaan di Kota Tangerang membuat perjanjian kerja sama. Sehingga, lulusan terbaik sekolah itu bisa langsung bekerja di perusahaan tersebut.
Menurut Rakhman, setiap satu SMK akan mendapatkan MoU dengan satu perusahaan di Kota Tangerang. Jumlah perusahaan di Kota Tangerang, mencapai 3.200 perusahaan besar kecil. "Kalau bisa, sebanyak-banyaknya ya siswa yang diterima masuk kerja. Target kita dari semua sekolah itu, begitu lulus bisa langsung masuk kerja. Tapi intinya kita ingin mengurangi pengangguran," ujarnya.
Kabid Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja Disnaker Kota Tangerang, Iing Riskomar menambahkan, ada tiga poin penting dalam MoU antara BKK dengan pelaku industri itu."Misal tempat PKL untuk siswa, pemagangan bagi siswa dan guru, lalu ada perekrutan penempatan kerja para siswa," ujar Iing.
Adapun SMK yang sudah memiliki BKK ini untuk jurusan manajemen, akuntansi, perkantoran, jurusan perawat, teknik industri, dan mesin. Tahun depan, diharap sudah ada sekira 100 BKK yang berdiri lagi.
"Jumlah SMK di Kota Tangerang ada 123 SMK, 114 swasta, dan 9 negeri. Yang sudah punya BKK baru 60. Bagi SMK yang belum punya BKK agar mereka membentuk BKK, baru kita bentuk kemitraan," katanya.
Dengan membentuk kemitraan dan MoU itu, pihaknya mencoba sedini mungkin untuk menyiapkan tenaga kerja handal bagi dunia industri yang terus berkembang pesat."Jadi sedini mungkin, jika perusahaan butuh, tinggal bicara saja. Nanti SMK menyiapkan siswa yang kompeten dan mentalnya. Pihak sekolah juga diminta ikut menyesuaikan kurikulumnya dengan industri," ucapnya.
Dalam kegiatan ini sebanyak 60 perusahaan dan pelaku usaha yang akan menjalin kemitraan dengan BKK. Kepala Disnaker Kota Tangerang Moh Rakhmansyah mengatakan, akan mendorong semua SMK di Kota Tangerang untuk mendirikan BKK di sekolah.
"Sekarang sudah ada 60 BKK. Kemudian, BKK itu akan membina dan menyesuaikan dengan kurikulum sekolah. Lalu kita matching-kan dengan perusahaan," kata Rakhman kepada SINDOnews pada Selasa (22/10/2019).
Setelah setiap SMK memiliki BKK, lanjut Rakhman, pihaknya akan mendorong perusahaan di Kota Tangerang membuat perjanjian kerja sama. Sehingga, lulusan terbaik sekolah itu bisa langsung bekerja di perusahaan tersebut.
Menurut Rakhman, setiap satu SMK akan mendapatkan MoU dengan satu perusahaan di Kota Tangerang. Jumlah perusahaan di Kota Tangerang, mencapai 3.200 perusahaan besar kecil. "Kalau bisa, sebanyak-banyaknya ya siswa yang diterima masuk kerja. Target kita dari semua sekolah itu, begitu lulus bisa langsung masuk kerja. Tapi intinya kita ingin mengurangi pengangguran," ujarnya.
Kabid Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja Disnaker Kota Tangerang, Iing Riskomar menambahkan, ada tiga poin penting dalam MoU antara BKK dengan pelaku industri itu."Misal tempat PKL untuk siswa, pemagangan bagi siswa dan guru, lalu ada perekrutan penempatan kerja para siswa," ujar Iing.
Adapun SMK yang sudah memiliki BKK ini untuk jurusan manajemen, akuntansi, perkantoran, jurusan perawat, teknik industri, dan mesin. Tahun depan, diharap sudah ada sekira 100 BKK yang berdiri lagi.
"Jumlah SMK di Kota Tangerang ada 123 SMK, 114 swasta, dan 9 negeri. Yang sudah punya BKK baru 60. Bagi SMK yang belum punya BKK agar mereka membentuk BKK, baru kita bentuk kemitraan," katanya.
Dengan membentuk kemitraan dan MoU itu, pihaknya mencoba sedini mungkin untuk menyiapkan tenaga kerja handal bagi dunia industri yang terus berkembang pesat."Jadi sedini mungkin, jika perusahaan butuh, tinggal bicara saja. Nanti SMK menyiapkan siswa yang kompeten dan mentalnya. Pihak sekolah juga diminta ikut menyesuaikan kurikulumnya dengan industri," ucapnya.
(whb)