Bakal Terapkan ERP, DKI Akan Terus Kembangkan Transportasi Massal
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan menerapkan electronik road pricing (ERP) atau jalan berbayar untuk mengatasi kemacetan di Jakarta. Jika ERP diterapkan, Pemprov DKI akan menghapus kawasan ganjil genap di Jakarta.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta mengatakan, jika ERP sudah diterapkan, maka secara otomatis siatem ganjil genap tidak akan berlaku lagi. Menurut Syafrin, antara sistem ganjil genap dan penerapan ERP tidak akan mungkin keduanya dapat dipakai dalam waktu bersamaan. (Baca Juga: Uji Coba ERP Ikut Sertakan Sepeda Motor)
"Jadi traffic rest train itu kan hanya urutannya, pertama kita sudah three ini one (tahapannya). Kemudian sekarang sudah menerapkan ganjil genap, habis ganjil genap baru tahapan selanjutnya itu ERP," kata Syafrin saat dihubungi SINDOnews, Senin (21/10/2019).
Selanjutnya Syafrin meyakini, bahwa dengan penerapan ERP akan sangat terasa dalam mengurangi kemacetan di kota Jakarta. Karena warga berpikir dual kali untuk melintas di jalanan padat yang akan berdampak pada sitem pembayaran yang sangat besar.
"Pasti akan mengurangi kemacetan, sangat mengurangi kemacetan. karena pertama prinsip ERP itu kan akan melakukan traffic rest train, sesuai dengan tingkat kepadatan jalan," imbuhnya. (Baca Juga: Perluasan Sistem Ganjil Genap, Kualitas Udara di Jakarta Meningkat 16 Persen)
Terakhir Syafrin mengatakan, untuk saat ini pihaknya selain diberikan tugas untuk mengurus kelengkapan dokumen terkait ERP. DKI juga tengah mempersiapkan tambahan armada moda transportasi guna memberikan kemudahan bagi warga Jakarta.
Semoga apa yang diharapkan warga Jakarta untuk terhindar dari kemacetan dan polusi udara emisi gas kendaraan bermotor segera berkahir.
"Nah untuk mengurangi kemacetan itu kita akan dorong dengan ERP. Kemudian kita akan full dengan menyiapkan angkutan umum massal yang terintegrasi," pungkasnya.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta mengatakan, jika ERP sudah diterapkan, maka secara otomatis siatem ganjil genap tidak akan berlaku lagi. Menurut Syafrin, antara sistem ganjil genap dan penerapan ERP tidak akan mungkin keduanya dapat dipakai dalam waktu bersamaan. (Baca Juga: Uji Coba ERP Ikut Sertakan Sepeda Motor)
"Jadi traffic rest train itu kan hanya urutannya, pertama kita sudah three ini one (tahapannya). Kemudian sekarang sudah menerapkan ganjil genap, habis ganjil genap baru tahapan selanjutnya itu ERP," kata Syafrin saat dihubungi SINDOnews, Senin (21/10/2019).
Selanjutnya Syafrin meyakini, bahwa dengan penerapan ERP akan sangat terasa dalam mengurangi kemacetan di kota Jakarta. Karena warga berpikir dual kali untuk melintas di jalanan padat yang akan berdampak pada sitem pembayaran yang sangat besar.
"Pasti akan mengurangi kemacetan, sangat mengurangi kemacetan. karena pertama prinsip ERP itu kan akan melakukan traffic rest train, sesuai dengan tingkat kepadatan jalan," imbuhnya. (Baca Juga: Perluasan Sistem Ganjil Genap, Kualitas Udara di Jakarta Meningkat 16 Persen)
Terakhir Syafrin mengatakan, untuk saat ini pihaknya selain diberikan tugas untuk mengurus kelengkapan dokumen terkait ERP. DKI juga tengah mempersiapkan tambahan armada moda transportasi guna memberikan kemudahan bagi warga Jakarta.
Semoga apa yang diharapkan warga Jakarta untuk terhindar dari kemacetan dan polusi udara emisi gas kendaraan bermotor segera berkahir.
"Nah untuk mengurangi kemacetan itu kita akan dorong dengan ERP. Kemudian kita akan full dengan menyiapkan angkutan umum massal yang terintegrasi," pungkasnya.
(ysw)