2 Tahun Kepemimpinan Anies, Pemprov DKI Gencar Bangun Taman Kota

Selasa, 15 Oktober 2019 - 18:34 WIB
2 Tahun Kepemimpinan...
2 Tahun Kepemimpinan Anies, Pemprov DKI Gencar Bangun Taman Kota
A A A
JAKARTA - Pemprov DKI Jakarta dalam kurun dua tahun terakhir, gencar membangun infrastruktur publik sebagai ruang ketiga bagi masyaraka t. Ruang ketiga merupakan tempat berinteraksinya masyarakat, di mana setiap pembangunannya memiliki nilai bernama kesetaraan.

Salah satu pembangunan ruang ketiga yang massif dilakukan Pemprov DKI adalah taman kota. Taman kota dapat berupa taman maju bersama atau ruang terbuka hijau (RTH) lainnya.

"Taman maju bersama merupakan dari Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) yang telah ada. Pembangunan masing-masing taman maju bersama disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat sekitar. Terpenting tujuan utama dibangunnya taman ini untuk menambah RTH sebagai tempat berinteraksi warga," ungkap Kepala Dinas Kehutanan DKI Jakarta, Suzi Marsitawati pada Selasa (15/10/2019).

Menurut Suzi, Pemprov DKI Jakarta menargetkan pembangunan 261 taman maju bersama, sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) DKI Jakarta 2018-2022. Arah pembangunan RTH dan seluruh pembangunan taman di Jakarta adalah agar semua penduduk dapat mengakses dalam radius kurang lebih sekitar 300 meter dengan berjalan kaki.

Sehingga, taman menjadi tempat pertemuan antar perbedaan kelas sosial masyarakat, juga pertemuan antar manusia dengan alam. Pada 2018, ditargetkan sebanyak 21 taman maju bersama dibangun dengan anggaran Rp27,3 miliar. Dari target tersebut, yang masuk ke proses lelang hanya 10 taman maju bersama, dan yang selesai dirampungkan sebanyak tujuh taman maju bersama dengan anggaran Rp10 miliar.

Pada 2019, target pembangunan taman maju bersama naik hingga mencapai 53 taman dengan anggaran Rp130 miliar dan total luas 335.807 meter persegi. Secara realisasi per 2 Oktober 2019, sebanyak 30 lokasi taman telah mencapai progres pembangunan sebesar 80-90%.

Sisanya, telah mencapai progres antara 40-80%, kurang dari 40%, terkendala lahan, dan terkendala hasil lelang. Meskipun demikian, Gubernur Anies memastikan pada 10 Desember 2019, seluruh taman maju bersama di 53 lokasi tersebut dapat tercapai secara pekerjaan fisik.

Gubernur Anies menegaskan pembangunan taman maju bersama memiliki paradigma yang berbeda dalam pembangunan taman-taman sebelumnya, yaitu RPTRA. Meskipun keduanya sama-sama tergolong RTH, taman maju bersama lebih variatif, tematik, disesuaikan dengan karakteristik dan luas lahannya, serta dibangun secara kolaboratif bersama masyarakat.

Taman maju bersama didominasi oleh ruang terbuka dan berkonsep "park" dibanding "garden". Sehingga, meskipun sama-sama berlokasi di tengah-tengah permukiman, dengan hadirnya konsep "park" tersebut, warga menjadi lebih leluasa untuk dapat bermain di atas rumput dikarenakan minimnya pembangunan di tengah-tengah taman.

Konsekuensi dari minimnya pembangunan di tengah taman tersebut, taman maju bersama dapat pula berfungsi dari sisi ekologis, yaitu sebagai resapan air untuk menjaga ketersediaan air tanah, baik saat musim hujan terlebih saat musim kemarau.

Selain pembangunan taman maju bersama, pada 2019 ini pula, Pemprov DKI Jakarta merevitalisasi dua jenis taman grande, yaitu Taman Mataram dan Taman Puring. Revitalisasi kedua taman ini dilakukan pertama kali pada 16 Agustus 2019 dan ditargetkan selesai pada 15 Desember 2019.

Berbeda dengan taman maju bersama, konsep taman grande lebih menekankan untuk revitalisasi taman-taman yang berskala besar dengan tetap menjadi lahan untuk retensi air. Konsep taman ini adalah Fun Transit Park, yaitu sebagai tempat transit yang nyaman para pedestrian karena terintegrasi dengan transportasi publik.

Sehingga, selain untuk transit, Taman Grande juga mendukung untuk RTH (ekologis), penuh sarana bermain (playful), termasuk dapat diakses siapa pun termasuk berpenyandang disabilitas (inclusive). Kebutuhan akan RTH di Jakarta tidak cukup hanya dalam rangka untuk memenuhi amanat perundang-undangan semata.

Jakarta juga perlu mempercepat penyelesaian target pembangunan RTH tersebut, dalam rangka untuk menjawab respon publik terhadap tingginya pencemaran udara di langit Jakarta. Oleh karena itu, pada 1 Agustus 2019, Gubernur Anies menandatangani Instruksi Gubernur Nomor 66 Tahun 2019 tentang Pengendalian Kualitas Udara.

Dalam Ingub tersebut, Gubernur Anies menggalakkan penanaman tanaman berdaya serap polutan tinggi mulai pada tahun 2019, hingga menekankan para pengelola gedung untuk untuk menerapkan prinsip green building. Beberapa tanaman yang ditekankan untuk massif ditanam tersebut misalnya adalah bougenville, tabebuya, sansiviera (lidah mertua), dan sirih kuning.

Di sisi lain, penggalakkan tersebut tak cukup hanya dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta semata, melainkan perlu juga keterlibatan (kolaborasi) yang intensif dari masyarakat. Oleh karena itu, pada Minggu 18 Agustus 2019 lalu, Gubernur Anies telah meluncurkan gerakan #200Taman2JutaTanaman untuk melibatkan beragam instansi dan komunitas warga di bidang lingkungan hidup.

2 juta tanaman tersebut berupa 500.000 pohon dan 1.500.000 tanaman hias. Hingga September 2019, progres penanaman tanaman hias telah mencapai 339.590 tanaman, dan penanaman pohon mencapai 6.787 pohon.

Dengan hadirnya beragam taman kota yang telah, sedang, dan terus dilakukan pembangunannya tersebut, membuktikan Pemprov DKI Jakarta berkomitmen penuh untuk mengimplementasikan Ruang Ketiga yang nyaman bagi warganya. Sehingga, penataan kota menjadi lebih maju dan melibatkan seluruh komponen masyarakat sesuai dengan konsep City 4.0.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7785 seconds (0.1#10.140)