Santap Makanan Posyandu, Puluhan Balita Keracunan di Pademangan
A
A
A
JAKARTA - Sebanyak 24 balita di Pademangan, Jakarta Utara, mengalami keracunan usai menyantap makanan dari Posyandu RW 10, Pademangan Timur, Pademangan, Jakarta Utara, pada Rabu, 9 Oktober 2019 kemarin. Para balita tersebut menderita muntaber dan pusing dan sebagian di antaranya masih menjalani perawatan di RSUD Pademangan, Jakarta Utara.
"Dugaan sementara, puluhan balitan ini menderita keracunan dari makanan yang diberikan pihak Posyandu," ungkap Kapolrestro Jakarta Utara, Kombes Pol Budhi Herdi Susianto, pada Kamis membenarkan akan hal itu. Ia menduga, penyebab keracunan berasal dari makanan yang diberikan pihak Posyandu.
Budhi menuturkan, karena banyaknya korban, maka penanganan medis balita yang menjadi korban ada yang jalan rawat dan inap di di RSUD Pademangan, Puskesmas Kecamatan Pademangan dan ada juga yang dirujuk ke RSUK Tanjung Priok.
Budhi melanjutkan, kejadian ini bermula saat balita dan orang tua mengikuti pemeriksaan yang biasa dilakukan Posyandu. Selain mendata perkembangan dan gizi balita, posyandu juga memberikan makanan usai proses pendataan.
Makanan itu sangat variatif, ada yang mendapat nasi, sayur sop, pisang ambon, dan biskuit balita. Makanan itu dikemas dalam kantong plastik."Dari data awal kami ada 47 balita yang terdata, 24 diantaranya mealami keracunan," ujarnya.
Budhi menuturkan, masih menyelidiki kasus itu dan dua orang petugas Posyandu telah dimintai keterangan."Sampel makanan beserta pembungkusnya sudah dibawa ke Laboratorium Forensik. Nanti akan terlihat penyebabnya dimana, apakah dari makanananya atau pembungkusnya, termasuk kandungan didalamnya, apakah beracun atau tidak. Jadi kita tunggu hasilnya," tuturnya.
Sementara itu, salah satu pemasak makanan, Onah (63), mengaku tak percaya masakannya meracuni sejumlah balita. Sebab sejak tahun 2000-an, Onah biasa memasak untuk makanan di Posyandu itu.
"Menunya juga dari Puskesmas Pademangan Timur kok," ujarnya. Terlebih, sebelum makanan itu disajikan, Onah bersama keluarganya sempat menyantap makanan itu, dan hingga kini tidak mengalami kejadian aneh, seperti mual dan diare.
Meski demikian, sejak mengetahui keracunan terjadi. Onah meminta maaf kepada warga sekitar. Dia bahkan mendatangi satu satu persatu warga, termasuk RW setempat."Saya juga sudah bilang ke Pak RW untuk berhenti. Saya capek sudah tua," ucap Onah.
"Dugaan sementara, puluhan balitan ini menderita keracunan dari makanan yang diberikan pihak Posyandu," ungkap Kapolrestro Jakarta Utara, Kombes Pol Budhi Herdi Susianto, pada Kamis membenarkan akan hal itu. Ia menduga, penyebab keracunan berasal dari makanan yang diberikan pihak Posyandu.
Budhi menuturkan, karena banyaknya korban, maka penanganan medis balita yang menjadi korban ada yang jalan rawat dan inap di di RSUD Pademangan, Puskesmas Kecamatan Pademangan dan ada juga yang dirujuk ke RSUK Tanjung Priok.
Budhi melanjutkan, kejadian ini bermula saat balita dan orang tua mengikuti pemeriksaan yang biasa dilakukan Posyandu. Selain mendata perkembangan dan gizi balita, posyandu juga memberikan makanan usai proses pendataan.
Makanan itu sangat variatif, ada yang mendapat nasi, sayur sop, pisang ambon, dan biskuit balita. Makanan itu dikemas dalam kantong plastik."Dari data awal kami ada 47 balita yang terdata, 24 diantaranya mealami keracunan," ujarnya.
Budhi menuturkan, masih menyelidiki kasus itu dan dua orang petugas Posyandu telah dimintai keterangan."Sampel makanan beserta pembungkusnya sudah dibawa ke Laboratorium Forensik. Nanti akan terlihat penyebabnya dimana, apakah dari makanananya atau pembungkusnya, termasuk kandungan didalamnya, apakah beracun atau tidak. Jadi kita tunggu hasilnya," tuturnya.
Sementara itu, salah satu pemasak makanan, Onah (63), mengaku tak percaya masakannya meracuni sejumlah balita. Sebab sejak tahun 2000-an, Onah biasa memasak untuk makanan di Posyandu itu.
"Menunya juga dari Puskesmas Pademangan Timur kok," ujarnya. Terlebih, sebelum makanan itu disajikan, Onah bersama keluarganya sempat menyantap makanan itu, dan hingga kini tidak mengalami kejadian aneh, seperti mual dan diare.
Meski demikian, sejak mengetahui keracunan terjadi. Onah meminta maaf kepada warga sekitar. Dia bahkan mendatangi satu satu persatu warga, termasuk RW setempat."Saya juga sudah bilang ke Pak RW untuk berhenti. Saya capek sudah tua," ucap Onah.
(whb)