Lima Pekerja Jalan Tol Desari Luka-luka Akibat Girder Ambruk
A
A
A
DEPOK - Lima orang pekerja menjadi korban luka-luka akibat girder proyek Tol Depok-Antasari (Desari) seksi II ambruk, Selasa (8/10/2019) dini hari tadi. Peristiwa kecelakaan kerja ini terjadi tepat di Jalan H Umar, Limo Depok.
Kapolsek Limo Kompol Iskandar mengatakan, ambruknya pengecoran girder karena penyangga tidak kuat. Hal itu, kata dia, diketahui oleh pekerja sekitar pukul 01.00 WIB.
"Karena sudah tahu itu jadi pekerjaan dihentikan. Setelah itu baru kejadian (ambruk)," kata Iskandar di Depok.
Pihaknya sudah mendatangi lokasi kejadian. Namun diakui dia tidak ada laporan resmi kepada kepolisian. "Iya (belum ada) tapi kalau info sudah kami terima memang," ujarnya.
Diduga peristiwa ini terjadi karena ada kelalaian sehingga ambruk. Namun untuk lebih detilnya masih didalami. "Ini ada kelalaian, tapi masih kita dalami," katanya.
Meski dmeikian, di lokasi tidak terlihat garis polisi. Hanya ada tali pembatas yang dipasang oleh pihak kontraktor.
"Informasinya memang ada lima pekerja yang luka dan dibawa ke rumah sakit tapi tidak dirawat inap," tambahnya.
Warga mengaku sempat mendengar suara gemuruh namun tidak tahu kalau itu adalah grider yang ambruk.
"Kirain mah lagi nurunin material kan suaranya memang geruduk gitu," kata salah seorang warga yang tidak mau disebut namanya.
Project Manager PT Citra Waspphutowa, Donosius Widianto mengatakan, peristiwa tersebut terjadi karena tiang penyanggah tidak kuat menahan beban coran. "Kalau yang tercatat, soaring/soring penyanggahnya mengalami penurunan kemampuan menyanggah," katanya.
Menurutnya, yang terjadi bukan ambruk pada girder, melainkan penurunan beberapa konstruksi. "Kriteria ambruk itu beda, kalau sekarang bisa dilihat masih ada sebagian besar konstruksinya pada posisinya," paparnya.
Project Manager PT. Girder Indonesia, Ekwan Yulianto, mengatakan masih mendalami terkait penyebab penurunan sebagian konstruksi tersebut. "Kita akan cek semua, dan kita akan minta keterangan dari vendor, tapi tidak bisa sekarang," katanya.
Dia mengklaim ini merupakan kejadian pertama setelah sebelumnya pihaknya telah melakukan berbagai pekerjaan pengecoran di beberapa terowongan. "Kami sudah lakukan pengecoran berkali-kali, memang Ramp 8 ini, soaringnya agak tinggi," pungkasnya.
Kapolsek Limo Kompol Iskandar mengatakan, ambruknya pengecoran girder karena penyangga tidak kuat. Hal itu, kata dia, diketahui oleh pekerja sekitar pukul 01.00 WIB.
"Karena sudah tahu itu jadi pekerjaan dihentikan. Setelah itu baru kejadian (ambruk)," kata Iskandar di Depok.
Pihaknya sudah mendatangi lokasi kejadian. Namun diakui dia tidak ada laporan resmi kepada kepolisian. "Iya (belum ada) tapi kalau info sudah kami terima memang," ujarnya.
Diduga peristiwa ini terjadi karena ada kelalaian sehingga ambruk. Namun untuk lebih detilnya masih didalami. "Ini ada kelalaian, tapi masih kita dalami," katanya.
Meski dmeikian, di lokasi tidak terlihat garis polisi. Hanya ada tali pembatas yang dipasang oleh pihak kontraktor.
"Informasinya memang ada lima pekerja yang luka dan dibawa ke rumah sakit tapi tidak dirawat inap," tambahnya.
Warga mengaku sempat mendengar suara gemuruh namun tidak tahu kalau itu adalah grider yang ambruk.
"Kirain mah lagi nurunin material kan suaranya memang geruduk gitu," kata salah seorang warga yang tidak mau disebut namanya.
Project Manager PT Citra Waspphutowa, Donosius Widianto mengatakan, peristiwa tersebut terjadi karena tiang penyanggah tidak kuat menahan beban coran. "Kalau yang tercatat, soaring/soring penyanggahnya mengalami penurunan kemampuan menyanggah," katanya.
Menurutnya, yang terjadi bukan ambruk pada girder, melainkan penurunan beberapa konstruksi. "Kriteria ambruk itu beda, kalau sekarang bisa dilihat masih ada sebagian besar konstruksinya pada posisinya," paparnya.
Project Manager PT. Girder Indonesia, Ekwan Yulianto, mengatakan masih mendalami terkait penyebab penurunan sebagian konstruksi tersebut. "Kita akan cek semua, dan kita akan minta keterangan dari vendor, tapi tidak bisa sekarang," katanya.
Dia mengklaim ini merupakan kejadian pertama setelah sebelumnya pihaknya telah melakukan berbagai pekerjaan pengecoran di beberapa terowongan. "Kami sudah lakukan pengecoran berkali-kali, memang Ramp 8 ini, soaringnya agak tinggi," pungkasnya.
(mhd)