Kering, Situ Parigi Dipenuhi Sampah dan seperti Lapangan Bola
A
A
A
JAKARTA - Kondisi Situ Parigi, Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), kian memprihatinkan. Kondisi airnya mulai kering, dan lumpurnya banyak sampah.
Pada bagian tengahnya, bahkan rerumputan tinggi sudah mulai bertumbuhan. Rupanya kini tidak lagi seperti tempat penampungan air. Tetapi seperti lapangan bola, dengan rumput tinggi dan sampah disekelilingnya.
Kimpo, penjaga Situ Perigi mengaku, sejak beberapa bulan lalu hujan tidak turun, Situ Perigi mengalami kekeringan yang parah. Permukaan airnya turun sangat drastis.
"Kedalaman airnya, di tengah turun 15-20 centimer. kalau di pinggir bisa sampai 40 cm. Normalnya bisa sampai 6 meter di pinggiran," kata Kimpo kepada SINDOnews di Situ Perigi, Tangsel, Selasa (1/10/2019).
Pada bagian depan pintu air, ketinggian air masih 1 hingga 1,5 meter. Sedikitnya, ada 150 meter wilayah situ yang mengalami kekeringan cukup parah dan akan dikeruk.
"Infonya memang mau dikeruk oleh tentara. Kita sudah mengajukan pengerukan sejak Juli. Sekarang sudah masuk Oktober, masih belum juga. Saya takutnya molor lagi. Katanya sudah ada yang datang," jelasnya.
Meski demikian, pihaknya tidak mengetahui kapan pengerukan lumpur dan sampah itu akan dilakukan. Begitupun berapa kedalaman lumpur situ yang akan diambil.
"Nanti lumpur yang akan diangkat panjang 150 meter dari titik nol sini. Kalau untuk kedalamannya kita belum ada kabar. Tetapi mudah-mudahan besok diangkatnya bisa sampai 2 meter kebawah," sambungnya.
Dijelaskan Kimpo, kekeringan di Situ Perigi, sudah terjadi sejak beberapa bulan lalu. Saat kering, dasar situ dipenuhi sampah dan bisa digunakan berjalan kaki ke tengahnya.
"Kalau sampah, satu banding 1.000. Satu ngangkat, yang buang 1.000. Waktu kapan, dua hari yang lalu, orang LH datang moto-moto. Saya kira mau angkut sampah, saya tungguin gak ada juga," ungkapnya.
Dirinya pun mengaku, hampir saban hari mengangkut sampah di pinggir situ. Namun, banyaknya sampah membuat pekerjaan yang dilakukan manual itu berjalan lamban.
Pada bagian tengahnya, bahkan rerumputan tinggi sudah mulai bertumbuhan. Rupanya kini tidak lagi seperti tempat penampungan air. Tetapi seperti lapangan bola, dengan rumput tinggi dan sampah disekelilingnya.
Kimpo, penjaga Situ Perigi mengaku, sejak beberapa bulan lalu hujan tidak turun, Situ Perigi mengalami kekeringan yang parah. Permukaan airnya turun sangat drastis.
"Kedalaman airnya, di tengah turun 15-20 centimer. kalau di pinggir bisa sampai 40 cm. Normalnya bisa sampai 6 meter di pinggiran," kata Kimpo kepada SINDOnews di Situ Perigi, Tangsel, Selasa (1/10/2019).
Pada bagian depan pintu air, ketinggian air masih 1 hingga 1,5 meter. Sedikitnya, ada 150 meter wilayah situ yang mengalami kekeringan cukup parah dan akan dikeruk.
"Infonya memang mau dikeruk oleh tentara. Kita sudah mengajukan pengerukan sejak Juli. Sekarang sudah masuk Oktober, masih belum juga. Saya takutnya molor lagi. Katanya sudah ada yang datang," jelasnya.
Meski demikian, pihaknya tidak mengetahui kapan pengerukan lumpur dan sampah itu akan dilakukan. Begitupun berapa kedalaman lumpur situ yang akan diambil.
"Nanti lumpur yang akan diangkat panjang 150 meter dari titik nol sini. Kalau untuk kedalamannya kita belum ada kabar. Tetapi mudah-mudahan besok diangkatnya bisa sampai 2 meter kebawah," sambungnya.
Dijelaskan Kimpo, kekeringan di Situ Perigi, sudah terjadi sejak beberapa bulan lalu. Saat kering, dasar situ dipenuhi sampah dan bisa digunakan berjalan kaki ke tengahnya.
"Kalau sampah, satu banding 1.000. Satu ngangkat, yang buang 1.000. Waktu kapan, dua hari yang lalu, orang LH datang moto-moto. Saya kira mau angkut sampah, saya tungguin gak ada juga," ungkapnya.
Dirinya pun mengaku, hampir saban hari mengangkut sampah di pinggir situ. Namun, banyaknya sampah membuat pekerjaan yang dilakukan manual itu berjalan lamban.
(mhd)