Masyarakat Diminta Gunakan Angkutan Umum di Kawasan Ganjil Genap
A
A
A
JAKARTA - Pemprov DKI Jakarta menambah sebanyak 59 unit bus Transjakarta di rute yang bersentuhan dengan perluasan wilayah ganjil genap. Pengguna kendaraan pribadi diharapkan dapat memanfaatkan angkutan umum tersebut.
Direktur Institut Studi Transportasi (Instran), Dharmaningtyas mengatakan, kondisi angkutan umum di Jakarta saat ini semakin memadai. Apalagi bila Pemprov DKI terus menambah armada dan rutenya hingga melayani ke pemukiman penduduk.
"Tidak ada alasan bagi masyarakat apabila tidak menggunakan kendaraan umum saat ini," kata Dharmaningtyas saat dihubungi pada Senin (23/9/2019).
Dharmaningtyas menjelaskan, masyarakat harus menyadari bahwa kebijakan ganjil genap ini bukan untuk kepentingan Gubernur, Dinas Perhubungan ataupun polisi, tapi murni untuk kepentingan masyarakat.
Sehingga, apabila masyarakat peduli dengan kondisi lingkungan Jakarta, masyarakat harus bisa membiasakan diri menggunakan angkutan umum dan meninggalkan kendaraan pribadi. (Baca: Perluasan Ganjil Genap Tekan Kemacetan di Jakarta Timur 40 Persen)
"Angkutan umum sekarang sudah memadai. Pemerintah saat ini hanya bisa mengandalkan ganjil genap untuk membatasi kendaraan pribadi dan memindahkannya ke angkutan umum. DKI sulit untuk memberlakukan sistem jalan berbayar. Jadi ya ajak masyarakat menggunakan angkutan umum dari sekarang dengan peningkatan layanan," ujarnya.
Pengamat transportasi Universitas Tarumanagara, Leksmono Suryo Putranto meminta agar Pemprov DKI jangan terlalu bangga dengan peningkatan penumpang yang diklaim akibat berpindahnya kendaraan pribadi ke dalam bus Transjakarta. Menurutnya, tidak ada barometer atau ukuran yang bisa diungkapkan PT Transjakarta perihal peningkatan penumpang tersebut.
Kendati demikian, Leksmono mendukung pemberlakuan ganjil-genap guna mengendalikan kendaraan pribadi. Sebab, tidak ada cara lain bagi pemerintah mengendalikan kendaraan pribadi saat ini selain memberlakukan ganjil genap.
"Kalau memang meningkat apakah terjadi di kawasan ganjil-genap. Jelaskan bagiamana penghitunganya," ujarnya.
Kepala Divisi Sekretaris Korporasi, Nadia Diposanjoyo mengungkapkan, setelah empat hari kebijakan ganjil-genap berjalan jumlah pelanggan Transjakarta meningkat sebesar 12%, Begitu juga dengan kecepatan bus di wilayah yang bersentuhan dengan kebijakan ganjil genap, bus bisa melaju dengan kecepatan 21,5% di atas laju bus sebelum kebijakan ini berlaku.
"Kebijakan ganjil genap berdampak positif bagi Transjakarta," ungkapnya.
Kenaikan jumlah pelanggan ini, menurut Nadia, menunjukkan warga DKI banyak yang mulai meninggalkan kendaraan pribadi dan beralih menggunakan Transjakarta dan angkutan umum terintegrasi dalam kegiatan sehari-hari.
Karena itu, untuk meningkatkan kualitas pelayanan, PT Transportasi jakarta akan menambah jumlah unit armadanya dalam waktu dekat. "Kami akan menambah 59 unit armada di semua segmen yang bersentuhan dengan wilayah ganjil genap agar pelayanan Transjakarta maksimal," ucapnya.
Direktur Institut Studi Transportasi (Instran), Dharmaningtyas mengatakan, kondisi angkutan umum di Jakarta saat ini semakin memadai. Apalagi bila Pemprov DKI terus menambah armada dan rutenya hingga melayani ke pemukiman penduduk.
"Tidak ada alasan bagi masyarakat apabila tidak menggunakan kendaraan umum saat ini," kata Dharmaningtyas saat dihubungi pada Senin (23/9/2019).
Dharmaningtyas menjelaskan, masyarakat harus menyadari bahwa kebijakan ganjil genap ini bukan untuk kepentingan Gubernur, Dinas Perhubungan ataupun polisi, tapi murni untuk kepentingan masyarakat.
Sehingga, apabila masyarakat peduli dengan kondisi lingkungan Jakarta, masyarakat harus bisa membiasakan diri menggunakan angkutan umum dan meninggalkan kendaraan pribadi. (Baca: Perluasan Ganjil Genap Tekan Kemacetan di Jakarta Timur 40 Persen)
"Angkutan umum sekarang sudah memadai. Pemerintah saat ini hanya bisa mengandalkan ganjil genap untuk membatasi kendaraan pribadi dan memindahkannya ke angkutan umum. DKI sulit untuk memberlakukan sistem jalan berbayar. Jadi ya ajak masyarakat menggunakan angkutan umum dari sekarang dengan peningkatan layanan," ujarnya.
Pengamat transportasi Universitas Tarumanagara, Leksmono Suryo Putranto meminta agar Pemprov DKI jangan terlalu bangga dengan peningkatan penumpang yang diklaim akibat berpindahnya kendaraan pribadi ke dalam bus Transjakarta. Menurutnya, tidak ada barometer atau ukuran yang bisa diungkapkan PT Transjakarta perihal peningkatan penumpang tersebut.
Kendati demikian, Leksmono mendukung pemberlakuan ganjil-genap guna mengendalikan kendaraan pribadi. Sebab, tidak ada cara lain bagi pemerintah mengendalikan kendaraan pribadi saat ini selain memberlakukan ganjil genap.
"Kalau memang meningkat apakah terjadi di kawasan ganjil-genap. Jelaskan bagiamana penghitunganya," ujarnya.
Kepala Divisi Sekretaris Korporasi, Nadia Diposanjoyo mengungkapkan, setelah empat hari kebijakan ganjil-genap berjalan jumlah pelanggan Transjakarta meningkat sebesar 12%, Begitu juga dengan kecepatan bus di wilayah yang bersentuhan dengan kebijakan ganjil genap, bus bisa melaju dengan kecepatan 21,5% di atas laju bus sebelum kebijakan ini berlaku.
"Kebijakan ganjil genap berdampak positif bagi Transjakarta," ungkapnya.
Kenaikan jumlah pelanggan ini, menurut Nadia, menunjukkan warga DKI banyak yang mulai meninggalkan kendaraan pribadi dan beralih menggunakan Transjakarta dan angkutan umum terintegrasi dalam kegiatan sehari-hari.
Karena itu, untuk meningkatkan kualitas pelayanan, PT Transportasi jakarta akan menambah jumlah unit armadanya dalam waktu dekat. "Kami akan menambah 59 unit armada di semua segmen yang bersentuhan dengan wilayah ganjil genap agar pelayanan Transjakarta maksimal," ucapnya.
(whb)