Menhub Beri Lampu Hijau PT Transjakarta Tambah Armada Bus Listrik
A
A
A
JAKARTA - Guna mengantisipasi perkembangan transportasi publik DKI Jakarta, PT Transjakarta segera mempercepat pemenambahan jumlah armada bus listriknya. Kementerian Perhubungan sendiri sudah memberi lampu hijau kepada PT Transjakarta untuk penambahan bus listrik.
Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan dan Humas PT Transportasi Jakarta, Nadia Diposanjoyo mengaku telah bertemu dengan Menteri Perhubungan Budi Karya terkait penambahan armada bus listrik.
“Baru kemarin kami bertemu Menteri Perhubungan dan mendapat back up penuh untuk penggunaan bus listrik,” kata Nadia dalam keterangannya, Rabu (11/9/2019).
Dalam pertemuan jajaran PT Transjakarta yang dipimpin Direktur Utama Agung Wicaksono dengan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, terdapat tiga poin yang menjadi arahan.
"Percepatan penerbitan plat kuning untuk uji coba bus listrik, percepat dan perbanyak realisasi bus listrik, dan dispensasi terhadap ketidaksesuaian spesifikasi pada saat ujicoba," ujarnya.
Menurut Nadia, saat ini sudah tersedia bus listrik merek MAB (Mobil Anak Bangsa) dan BYD dengan distributor resmi Bakrie Autopart yang sedang dalam jadwal ujicoba. Setelah Perpres Mobil Listrik terbit, Transjakarta akan mengujicoba berbagai merek bus dari pabrikan di dunia, seperti Eropa, Amerika, dan Asia.
“Tujuannya mengetahui spesifikasi dan ketahanan merek tertentu terhadap cuaca, kondisi jalan, pola lalulintas, dan berbagai kondisi lain yang ada di Jakarta, termasuk ujicoba terhadap genangan tertentu,” tutur Nadia.
Pada bulan Juni lalu, Transjakarta telah melakukan pra-uji coba tiga bus listrik. Tak kurang dari 14 ribu penumpang telah menikmati kendaraan itu.
Direktur Utama Transjakarta Agung Wicaksono, ketika itu mengatakan, bus listrik sudah siap beroperasi di Jakarta.
"Warga sangat antusias. Mereka bilang busnya nyaman, tidak ada bunyi seperti bus pada umumnya yang bising, dan tidak ada knalpot sehingga tidak ada asap," ujar Agung.
Transjakarta berencana mengganti bus berbahan bakar fosil dengan full elektrik secara bertahap. “Kita ingin menekan semaksimal mungkin tingkat emisi yang dihasilkan transportasi publik,” tutur Nadia.
Dijelaskan, uji coba dilakukan selama 6 hingga 12 bulan agar melewati berbagai musim yang ada di Jakarta. “Musim hujan, musim kemarau, dan musim banjir tentunya,” tambah Nadia.
Mengenai jumlah merek yang akan diujicoba, Nadia mengatakan hingga saat ini terdapat 28 merek produsen bus listrik dalam dan luar negeri yang ingin menjadi rekanan Transjakarta.
Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan dan Humas PT Transportasi Jakarta, Nadia Diposanjoyo mengaku telah bertemu dengan Menteri Perhubungan Budi Karya terkait penambahan armada bus listrik.
“Baru kemarin kami bertemu Menteri Perhubungan dan mendapat back up penuh untuk penggunaan bus listrik,” kata Nadia dalam keterangannya, Rabu (11/9/2019).
Dalam pertemuan jajaran PT Transjakarta yang dipimpin Direktur Utama Agung Wicaksono dengan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, terdapat tiga poin yang menjadi arahan.
"Percepatan penerbitan plat kuning untuk uji coba bus listrik, percepat dan perbanyak realisasi bus listrik, dan dispensasi terhadap ketidaksesuaian spesifikasi pada saat ujicoba," ujarnya.
Menurut Nadia, saat ini sudah tersedia bus listrik merek MAB (Mobil Anak Bangsa) dan BYD dengan distributor resmi Bakrie Autopart yang sedang dalam jadwal ujicoba. Setelah Perpres Mobil Listrik terbit, Transjakarta akan mengujicoba berbagai merek bus dari pabrikan di dunia, seperti Eropa, Amerika, dan Asia.
“Tujuannya mengetahui spesifikasi dan ketahanan merek tertentu terhadap cuaca, kondisi jalan, pola lalulintas, dan berbagai kondisi lain yang ada di Jakarta, termasuk ujicoba terhadap genangan tertentu,” tutur Nadia.
Pada bulan Juni lalu, Transjakarta telah melakukan pra-uji coba tiga bus listrik. Tak kurang dari 14 ribu penumpang telah menikmati kendaraan itu.
Direktur Utama Transjakarta Agung Wicaksono, ketika itu mengatakan, bus listrik sudah siap beroperasi di Jakarta.
"Warga sangat antusias. Mereka bilang busnya nyaman, tidak ada bunyi seperti bus pada umumnya yang bising, dan tidak ada knalpot sehingga tidak ada asap," ujar Agung.
Transjakarta berencana mengganti bus berbahan bakar fosil dengan full elektrik secara bertahap. “Kita ingin menekan semaksimal mungkin tingkat emisi yang dihasilkan transportasi publik,” tutur Nadia.
Dijelaskan, uji coba dilakukan selama 6 hingga 12 bulan agar melewati berbagai musim yang ada di Jakarta. “Musim hujan, musim kemarau, dan musim banjir tentunya,” tambah Nadia.
Mengenai jumlah merek yang akan diujicoba, Nadia mengatakan hingga saat ini terdapat 28 merek produsen bus listrik dalam dan luar negeri yang ingin menjadi rekanan Transjakarta.
(sms)