AMPI Dukung Polisi Tangkap Provokator dan Biang Kerusuhan Papua

Minggu, 01 September 2019 - 17:43 WIB
AMPI Dukung Polisi Tangkap...
AMPI Dukung Polisi Tangkap Provokator dan Biang Kerusuhan Papua
A A A
JAKARTA - Sejumlah elemen masyarakat Papua pro NKRI terus menyampaikan dukungan dan kesetiannya kepada Merah Putih. Kini giliran massa Aliansi Masyarakat Papua Indonesia (AMPI) yang turun gunung menyuarakan penolakan Referendum Papua, dengan menggelar aksi damai di depan Istana Negara, Jakarta, Minggu (1/9/2019).

Dalam aksinya, mereka menegaskan tidak akan membuka opsi referendum untuk Papua. "Kami ingatkan bahwa Papua setia pada Merah Putih, NKRI harga mati, tak ada tempat Bintang Kejora bagi kami. Merah Putih yes, bintang kejora no," tegas Koordinator aksi Rio Wanda.

Rio menegaskan, sudah menjadi kesepakatan bersama dan berdasarkan keputusan PBB bahwa Irian Barat, Papua, dan Papua Barat menjadi bagian sah dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Karena itu, pihaknya mengingatkan agar masyarakat Papua mewaspadai adanya upaya pihak yang sengaja ingin memecah belah bangsa.

"Hoaks alias berita bohong menjadi sumber bencana di Papua. Dan terbaru, ada pihak yang ingin mengadu domba umat beragama dengan menyebarkan video masjid terbakar di medsos dan group Whatsapp untuk memperlebar konflik isu SARA di Papua. Mereka sengaja menggoreng isu untuk memperlebar isu SARA di Papua. Kok bisa-bisa bersenang-senang di atas penderitaan masyarakat Papua," tandasnya.

Pihaknya juga mendukung langkah pihak kepolisian menyeret para provokator, pengadu domba masyarakat Papua, dan LSM pro asing yang ingin memperkeruh suasana di bumi Cenderawasih itu, ke ranah hukum. Dia berharap TNI-Polri bersikap tegas memberikan rasa aman kepada masyarakat.

"Rakyat Papua jangan jadikan korban, mari bersama-sama ikutan berperan mendamaikan tanah Papua. Kami berdoa konflik Papua segera berakhir dengan damai," katanya.

Selain melakukan orasi, mereka juga melakukan penandatanganan petisi di atas kain putih yang terbentang di sekitar lokasi aksi. Tanda tangan itu dilakukan sebagai bentuk solidaritas untuk menolak Referendum Papua dan menangkap provokator.

"Tanda tangan petisi sebagai bentuk dukungan agar Papua kembali kondusif dan damai. Juga menolak Referendum untuk Papua dan menangkap para provokator," pungkasnya.
(thm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9274 seconds (0.1#10.140)