Kekeringan di Tangerang Raya Meluas, Warga Kesulitan Air Bersih

Kamis, 22 Agustus 2019 - 19:07 WIB
Kekeringan di Tangerang...
Kekeringan di Tangerang Raya Meluas, Warga Kesulitan Air Bersih
A A A
TANGERANG - Kemarau panjang membuat sejumlah wilayah di Indonesia mengalami kekeringan. Sejumlah wilayah di Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang Selatan mengalami kekeringan dan warga mulai kesulitan air bersih.

Di Kabupaten Tangerang, kekeringan sangat dirasakan oleh para petani. Seluas 1.560 hektare tanaman padi di kota industri ini mulai dilanda kekeringan, dan 201 hektare di antaranya bahkan fuso atau gagal panen. Dalam seminggu terakhir, kekeringan malah bertambah hingga 115 hektare lagi.

Sedangkan di Kota Tangerang, kekeringan paling dirasakan oleh PDAM Tirta Benteng. Sumber air baku perusahaan air bersih inipun semakin menipis di Sungai Cisadane. Sedang di Kota Tangerang Selatan (Tangsel), kekeringan paling dirasakan warga perumahan. Di mana sumber air baku kering, dan warga sulit mendapat air bersih.

Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar mengatakan, kekeringan tahun ini dirasakan hampir seluruh masyarakat Kabupaten Tangerang setiap musim kemarau datang."Hampir setiap musim kemarau, pasti ada beberapa wilayah kita yang terdampak kekeringan dan mayoritas berada di wilayah Pantura. Saya telah melihat langsung kondisi tersebut," kata Zaki beberapa waktu lalu.
Kekeringan di Tangerang Raya Meluas, Warga Kesulitan Air Bersih

Tercatat 25 kecamatan di Kabupaten Tangerang yang mengalami kekeringan di antaranya, Cisoka, Solear, Tigaraksa, Jambe, Cikupa, Panongan, Curug, Legok, Pagedangan, Cisauk, dan Pasar Kemis. Kemudian, Sindang Jaya, Balaraja, Jayanti, Sukamulya, Kresek, Gunung Kaler, Kronjo, Mekar baru, Mauk, Kemiri , Rajeg, Sepatan, Pakuhaji, Teluknaga dan Kosambi.

Sementara di Kota Tangsel, kekeringan terjadi di dua wilayah. Kepala Seksi Kesiapsiagaan BPBD Tangsel Urip Supriatna, mengatakan, kekeringan paling parah terjadi di kawasan Perumahan Pesona Serpong dan Kampung Koceak, Kecamatan Setu. "Setiap hari kami kirim pasokan air bersihnya. Bisa mencapai tiga mobil tangki yang kapasitas per unit sebanyak 4.000 liter," kata Urip Supriatna kepada SINDOnews, Kamis (22/8/2019).

Sementara itu, Minah, warga Perumahan Pesona Serpong mengatakan, kekeringan mulai melanda sejak dua minggu belakangan. Warga pun mengaku sangat kesulitan air bersih."Saya sudah dua hari tidak mandi. Suami saya bahkan terpaksa mandi di kantor, karena air tidak ada. Kering semuanya, jadi susah mau apa-apa. Anak saya juga ke kampus jadi gak mandi," sambungnya.

Tidak adanya air bersih membuat warga di perumahan yang dihuni sekira 300 KK ini sulit menjalankan aktivitas sehari-sehari. Terutama kegiatan yang banyak memakai air, seperti mandi, mencuci dan memasak. Saat petugas BPBD Tangsel membawa air bersih, warga yang sudah menunggunya langsung datang menyerbu dan berebutan, dengan membawa jerikan air, mereka pun antre.

Sementara di Koceak, warga yang dilanda kekeringan terpaksa menggunakan air yang sudah tercemar limbah di anak sungai, untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, seperti mandi dan mencuci baju. Siman, salah seorang warga mengaku mau tidak mau menggunakan air tercemar limbah itu.
Kekeringan di Tangerang Raya Meluas, Warga Kesulitan Air Bersih

"Selama anak-anak masih sehat mah, enggak apa-apa. Mudah-mudahan sehat terus. Habis mau bagaimana lagi, masak mandi dan cuci harus numpang ke rumah orang. Makanya pakai air limbah ini," jelasnya.

Wakil Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie mengatakan, untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga pihaknya memberikan bantuan air bersih. Bagi warga yang butuh air bersih, bisa menghubungi lurah sekitar."Kasatlak BPBD sudah mendrop bantuan air bersih ke wilayah Kecamatan Setu, sesuai permintaan warga. Begitu juga unuk wilayah lainnya, siap didrop air bersih bila ada permintaan warga," kata Benyamin kepada SINDOnews di Pemkot Tangsel, sore tadi.

Terpisah, Direktur PDAM Tirta Benteng Sumarya mengatakan, sumber air baku di Sungai Cisadane hampir habi. Jika tidak hujan dalam beberapa minggu ke depan, maka operasional PDAM akan berhenti. "Ya, jika sampai beberapa minggu kedepan tidak ada hujan dan kiriman air dari Bogor, maka operasional PDAM bisa berhenti. Ada sebanyak 269.320 jiwa warga yang bergantung pada pasokan air dari PDAM," ucapnya.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1601 seconds (0.1#10.140)