Jamin Kesehatan Hewan Kurban, Pemkot Tangsel Terjunkan 54 Dokter
A
A
A
TANGERANG SELATAN - Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan (Tangsel) mulai melakukan pendataan hewan kurban yang akan dipotong saat peringatan Idul Adha. Sebanyak 54 kader dari Dinas Perternakan diterjunkan untuk mendata pedagang hewan kurban dari 54 kelurahan.
Tidak hanya itu, Pemkot Tangsel menurunkan sebanyak 54 dokter hewan ke-54 kelurahan. Tujuannya, untuk melakukan pendataan kepada para pedagang hewan kurban, sosialisasi kesehatan dan kelayakan hewan kurban sebelum dipotong saat Idul Adha.
Wakil Wali Kota Tangerang Benyamin Davnie pun terjun langsung ikut melakukan pemantauan hewan kurban itu. Dalam kunjungannya, Benyamin melihat langsung sapi kurban yang didatangkan dari Bima."Ya, jadi hari ini saya melihat langsung di tempat hewan kurban wilayah Rawa Mekar Jaya yang menjual sapi Bima, secara keseluruhan bagus," ujar Benyamin kepada KORAN SINDO, Senin, 29 Juli 2019.Ben juga melakukan sosialisasi pemotongan hewan kurban di masjid-masjid kepada 100 DKM di Kota Tangsel tentang cara pemotongan kurban. "Tata cara pemotongan hewan secara halal itu diajarkan oleh ahlinya, antara lain Kiai Hasan Mustofi. Jadi jenis pisaunya seperti apa, cara memotongnya, cara pegangnya, dan seterusnya, itu diajarkan," ungkap Ben.
Tidak hanya itu, dalam memotong hewan kurban juga, perlu diperhatikan doa yang harus dibaca. Sehingga, tidak bisa asal potong, lalu dibagi-bagikan saja dagingnya. "Cara doanya dan menjatuhkan hewannya juga perlu diperhatikan. Itu tidak bisa sembarangan saja. Makanya, di sinilah kita lakukan sosialisasi itu. Sehingga, diharap hewan kurban membawa berkah," jelasnya.Menurut Ben, tahun ini sedikitnya ada 22 sapi yang akan dipotong sebagai kurban yang berasal dari para pegawai maupun atas nama pribadi ASN di Pemkot Tangsel. "Sapi sekarang sudah ada 22 dari pegawai dan atas nama pribadi. Kemudian, untuk kambing belum dapet laporannya. Nanti itu disebar ke pesantren dan masjid-masjid. Sisanya masih dihitung nih," ucapnya.Benyamin berharap pemotongan hewan kurban tahun ini bisa lebih tinggi dari tahun sebelumnya sebanyak 23.997 ekor untuk sapi, kambing, domba, dan kerbau, dari 360 pedagang yang tersebar di 54 kelurahan. "Sementara untuk pemotongan hewan yang dipotong pada 2018 sebanyak 14.458 hewan. Di tahun ini kita berharap akan terjadi peningkatan hewan kurban, maupun yang diperdagangkan," pungkas Benyamin.Sementara itu, Fikri Amanda, mahasiswa program dokter hewan dari IPB yang melakukan pemantauan hewan kurban di Tangsel menyatakan, ada beberapa hal yang diperhatikan memilih hewan kurban. "Jadi untuk memilih hewan ternak yang baik itu bisa dilihat dari kondisi fisiknya. Bisa dilihat dari suhu tubuhnya, bisa dilihat dari umurnya juga. Kan untuk memilih hewan kurban itu harus cukup umur," ungkapnya.Hewan yang harus dipotong juga harus yang jantan, bukan betina. Usia ideal hewan kurban pun antara 1,5 sampai 2 tahun. Tapi untuk kambing dan domba bisa 6-1 tahun. "Hewan yang sehat juga bisa dilihat dari cara berdirinya. Tegak atau tidak, pincang atau tidak, dari kulitnya juga usahakan tidak ada koreng. Takutnya bisa jadi penyebaran penyakit kudis ke manusia," jelasnya.Hewan kurban juga diusahakan pilih yang tidak buta dan tubuhnya gemuk. Karena yang kurus, dikhawatirkan sapi kurban terinfeksi dan ada cacing hatinya.
Tidak hanya itu, Pemkot Tangsel menurunkan sebanyak 54 dokter hewan ke-54 kelurahan. Tujuannya, untuk melakukan pendataan kepada para pedagang hewan kurban, sosialisasi kesehatan dan kelayakan hewan kurban sebelum dipotong saat Idul Adha.
Wakil Wali Kota Tangerang Benyamin Davnie pun terjun langsung ikut melakukan pemantauan hewan kurban itu. Dalam kunjungannya, Benyamin melihat langsung sapi kurban yang didatangkan dari Bima."Ya, jadi hari ini saya melihat langsung di tempat hewan kurban wilayah Rawa Mekar Jaya yang menjual sapi Bima, secara keseluruhan bagus," ujar Benyamin kepada KORAN SINDO, Senin, 29 Juli 2019.Ben juga melakukan sosialisasi pemotongan hewan kurban di masjid-masjid kepada 100 DKM di Kota Tangsel tentang cara pemotongan kurban. "Tata cara pemotongan hewan secara halal itu diajarkan oleh ahlinya, antara lain Kiai Hasan Mustofi. Jadi jenis pisaunya seperti apa, cara memotongnya, cara pegangnya, dan seterusnya, itu diajarkan," ungkap Ben.
Tidak hanya itu, dalam memotong hewan kurban juga, perlu diperhatikan doa yang harus dibaca. Sehingga, tidak bisa asal potong, lalu dibagi-bagikan saja dagingnya. "Cara doanya dan menjatuhkan hewannya juga perlu diperhatikan. Itu tidak bisa sembarangan saja. Makanya, di sinilah kita lakukan sosialisasi itu. Sehingga, diharap hewan kurban membawa berkah," jelasnya.Menurut Ben, tahun ini sedikitnya ada 22 sapi yang akan dipotong sebagai kurban yang berasal dari para pegawai maupun atas nama pribadi ASN di Pemkot Tangsel. "Sapi sekarang sudah ada 22 dari pegawai dan atas nama pribadi. Kemudian, untuk kambing belum dapet laporannya. Nanti itu disebar ke pesantren dan masjid-masjid. Sisanya masih dihitung nih," ucapnya.Benyamin berharap pemotongan hewan kurban tahun ini bisa lebih tinggi dari tahun sebelumnya sebanyak 23.997 ekor untuk sapi, kambing, domba, dan kerbau, dari 360 pedagang yang tersebar di 54 kelurahan. "Sementara untuk pemotongan hewan yang dipotong pada 2018 sebanyak 14.458 hewan. Di tahun ini kita berharap akan terjadi peningkatan hewan kurban, maupun yang diperdagangkan," pungkas Benyamin.Sementara itu, Fikri Amanda, mahasiswa program dokter hewan dari IPB yang melakukan pemantauan hewan kurban di Tangsel menyatakan, ada beberapa hal yang diperhatikan memilih hewan kurban. "Jadi untuk memilih hewan ternak yang baik itu bisa dilihat dari kondisi fisiknya. Bisa dilihat dari suhu tubuhnya, bisa dilihat dari umurnya juga. Kan untuk memilih hewan kurban itu harus cukup umur," ungkapnya.Hewan yang harus dipotong juga harus yang jantan, bukan betina. Usia ideal hewan kurban pun antara 1,5 sampai 2 tahun. Tapi untuk kambing dan domba bisa 6-1 tahun. "Hewan yang sehat juga bisa dilihat dari cara berdirinya. Tegak atau tidak, pincang atau tidak, dari kulitnya juga usahakan tidak ada koreng. Takutnya bisa jadi penyebaran penyakit kudis ke manusia," jelasnya.Hewan kurban juga diusahakan pilih yang tidak buta dan tubuhnya gemuk. Karena yang kurus, dikhawatirkan sapi kurban terinfeksi dan ada cacing hatinya.
(thm)