Lima Kasus Penembakan yang Menewaskan Anggota Polisi

Jum'at, 26 Juli 2019 - 17:01 WIB
Lima Kasus Penembakan...
Lima Kasus Penembakan yang Menewaskan Anggota Polisi
A A A
JAKARTA - Institusi Polri kembali tercoreng dengan ulah anggotanya di mata masyarakat. Kali ini, kasus penembakan yang diduga dilakukan Brigadir Rangga Tianto di ruang Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Polsek Cimanggis, Depok, Jawa Barat, tengah menjadi perhatian publik.

Pasalnya, kasus penembakan antar polisi ini bukanlah yang pertama. Bahkan, tak sedikit polisi yang tewas akibat senjatanya sendiri. Begitu juga anggota polisi yang tewas ditembak.

Berdasarkan catatan yang dirangkum SINDOnews, sedikitnya ada lima kasus anggota polisi yang menjadi korban penembakan. Baik itu korban penembakan antar anggota atau bunuh diri menggunakan senjata api (senpi) yang dimilikinya.

Berikut lima kasus penembakan anggota polisi yang dirangkum SINDOnews:

1. Penembakan Bripka Rachmat Efendy di Polsek Cimanggis

Kasus penembakan antar anggota polisi ini menggegerkan masyarakat, khususnya Depok. Pasalnya, kasus penembakan ini terjadi di ruang SPK Polsek Cimanggis, Depok, Jawa Barat, Kamis 25 Juli 2019 malam.

Bripka Rachmat Efendy tewas ditembak yang diduga dilakukan Brigadir Rangga Tianto yang diduga dipicu oleh permasalahan sepela. (Baca Juga: Kronologi Anggota Polisi Diberondong Tembakan di Polsek Cimanggis
Berawal dari Bripka Rachmat yang menangkap seorang pelaku tawuran berinisial FZ ke Polsek Cimanggis pada Kamis malam. Dalam penangkapan itu, FZ kedapatan membawa senjata tajam jenis celurit.

Saat sedang diperiksa, tiba-tiba orang tua FZ berinisial Z datang bersama Brigadir Rangga. Belakangan diketahui, Brigadir Rangga merupakan paman dari FZ.

Bripka Rachmat tewas yang diduga dilakukan Brigadir Rangga. Korban tewas diberondong tembakan sebanyak tujuh kali. (Baca Juga: Anggota Polri Pemegang Senpi Setiap 6 Bulan Lakukan Pemeriksaan Psikologis
Hingga kini kasus penembakan ini tengah diselidiki pihak kepolisian guna mengungkap motif penembakan yang diduga dilakukan oleh Bripka Rangga.

2. AKBP Pamudji Tewas Ditembak Anak Buahnya Brigadir Susanto

Aksi penembakan yang dilakukan Brigadir Susanto terhadap komandannya AKBP Pamudji berawal dari teguran yang dilakukan korban terhadap pelaku. Sebelum tewas di tangan anak buahnya, korban sempat bergelut dengan pelaku namun kalah kuat.

"Tersangka dan korban awalnya sempat berselisih. Pistol Brigadir S akhirnya disita komandannya," ujar Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Heru Pranoto di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin 24 Maret 2014.

Kepala Detasemen Markas (Denma) Polda Metro Jaya AKBP Pamudji tewas di ruang Yanma Polda Metro Jaya dengan luka tembak di kepalanya. Kasus penembakan yang dilakukan anak buah ini juga dipicu permasalahan sepele, yakni pelaku tak sakit hati lantaran suka ditegur oleh atasannya itu.

Bahkan, dalam kasus ini pihak kepolisian mulai melakukan memanajemen psikologis bagi anggotanya yang emegang senjata api hingga ketingkat terendah.

Kasus Penembakan yang dilakukan Brigadir Susanto kepada atasannya AKBP Pamudji lantaran terlalu lama bertugas di kesatuan tersebut. (Baca Juga: Brigadir Susanto Akui Tembak AKBP Pamudji
3. Penembakan Anggota Polres Depok Bripka Matheus

Bripkan Matheus ditemukan tak bernyawa di sekitar Tempat Pemakaman Umum (TPU) Mutiara, Pancoranmas, Kota Depok, Jawa Barat, Senin 31 Desember 2018. Bripka Matheus tewas dengan luka tembakan senjata api yang menembus ke kepalanya.

"Luka tersebut disebabkan tembakan senjata api yang menembus kepala. Luka tembak di kepala, belum tahu ditembak dari arah mana, tapi itu tembus," ujar Kepala Instalasi Forensik Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati, Kombes Pol Edi Purnomo saat dikonfirmasi, Selasa 1 Januari 2019.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan, Bripka Matheus sempat mengirimkan pesan singkat ke seseorang yang berisi permohonan maaf.

Pesan terakhir permintaan maaf di telepon seluler milik Bripka Matheus itu diketahui ditujukan kepada rekannya sesama anggota polisi. "Iya betul, permintaan maaf ditujukan ke rekannya," ujar Argo kepada wartawan, Jumat 4 Januari 2019. (Baca Juga: Polisi Temukan Permohonan Maaf di Ponsel Bripka Matheus
Anggota Provost dari Mabes Polri Aipda anumerta Sukardi ditembak di depan Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, oleh orang tak dikenal, Selasa 10 September 2013. Sukardi tewas saat tengah mengendarai sepeda motor Hondar Supra X 125 R, yang berwarna merah dengan nomor polisi B 6671 TXL.

Sukardi tewas dengan tiga luka tembakan di bagian dada dan perut. Mengawal sebuah truk bermuatan bahan bangunan dari Tanjung Priok menuju Rasuna Said Tower Setia Budi, Jakarta Selatan. (Baca Juga: Polisi dalami penembak Bripka Sukardi dengan 2 DPO
Aipda anumerta Sukardi kemudian disemayamkan di rumah duka, Gedung Sanggita, Kompleks Brimob, Cipinang, Jakarta Timur. Kemudian jenazah dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kemiri, Jakarta Timur.

5. Aiptu TG Tewas Bunuh Diri Pakai Pistol Dinasnya

Aiptu TG anggota Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Unit Tipikor Polres Karawang tewas bunuh diri dengan menembak kepalanya sendiri pakai pistol dinas miliknya. (Baca Juga: Anggota Polres Karawang Diduga Bunuh Diri, Tembak Kepala Pakai Pistol )

Aiptu TG nekat mengakhiri hidupnya lantaran sakit yang dideritanya tak kunjung sembuh hingga membuat dirinya depresi. TG bunuh diri di dalam mobilnya sendiri Toyota Rush warna hitam pelat T 1415 A yang terparkir di Mapolres Karawang. (Baca juga: Ini Diduga Penyebab Anggota Polres Karawang Tembak Kepala Sendiri )
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1700 seconds (0.1#10.140)