Kawasan Puncak Tempat Favorit Pencari Suaka asal Timur Tengah

Kamis, 25 Juli 2019 - 22:01 WIB
Kawasan Puncak Tempat Favorit Pencari Suaka asal Timur Tengah
Kawasan Puncak Tempat Favorit Pencari Suaka asal Timur Tengah
A A A
BOGOR - Jumlah pencari suaka atau pengungsi di Kabupaten Bogor terus mengalami peningkatan. Bahkan kawasan Puncak, Cisarua, Bogor masih jadi tempat favorit para pencari suaka, khususnya asal Timur Tengah.

Berdadarkan data Kantor Imigrasi Kelas I Bogor dan International Networking for Humanitarian (INH) jumlah pencari suaka dari berbagai negara di Kabupaten Bogor mencapai 1.700 orang. "Kita hanya memberikan sosialisasi ke mereka, yang bisa kita lakukan mengingatkan mereka agar tidak melakukan hal-hal yang mereka lakukan seperti membuka usaha," ungkap Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Bogor Suhendra, pada Kamis (25/7/2019).

Suhendra melanjutkan, pihaknya juga kerap mengingatkan para imigran pencari suaka itu agar tidak mengganggu ketertiban dan ketentraman warga setempat.
"Mereka ini kan pengungsi dan pencari suaka, mereka sedang menunggu proses penempatan ke negara ketiga. Jadi harap dipahami agar saling menjaga ketertiban dan ketentraman," katanya.

Sementara itu, Pemkab Bogor melalui Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) mulai tahun ini akan intensif melakukan monitoring terhadap para pencari suaka yang sebagian besar bermukim di kawasan Puncak, Bogor.
Kepala Seksi Pengawasan Dini dan Ketahanan Bangsa Kesbangpol Kabupaten Bogor, Suharto mengaku, tak bisa berbuat banyak terhadap pencari suaka itu.

"Kita tidak memiliki kewenangan apa-apa. Bahkan untuk anggaran monitoring orang asing saja, baru dianggarkan pada tahun ini. Paling itu saja, kami hanya bisa melakukan monitoring," ujarnya.

Dia menambahkan, meski tidak memiliki kewenangan, pihaknya berharap kepada pemerintah pusat, agar memberikan perhatian khusus terhadap membludaknya imigran di Kabupaten Bogor dapat menimbulkan dampak sosial."Apalagi sampai Agustus 2018 pihak IOM sudah tidak lagi membiayai mereka. Nah, kami khawatirkan jika pembiayaan kebutuhan para imigran ini tidak dipenuhi, bisa menimbulkan persoalan sosial. Sebab mereka sehari-hari tinggal di Kabupaten Bogor," katanya

Sementara itu, Ketua INH, Lukmanul Hakim menuturkan, dengan banyaknya pengungsi itu, Kabupaten Bogor sempat diusulkan untuk membuat lokasi penampungan Warna Negara Asing (WNA) pencari suaka."Namun itu, masih dalam tahap pembahasan, dan belum dapat terealisasi dalam waktu dekat," katanya.

Menurutnya, salah satu hambatan tak terealisasinya lokasi penampungan pencari suaka yakni biaya. Terlebih, lembaga donatur dari Australia yakni International Organization for Migration (IOM) telah mengehentikan kucuran anggarannya kepada UNHCR sebagai lembaga PBB untuk pengungsian.

"Sejak Australia menyetop bantuan untuk pengungsi, anggaran pun menurun, kecuali kalau bantuan IOM kembali dikucurkan," tuturnya. Dia melanjutkan, hingga kini jumlah pencari suaka di Kabupaten Bogor terbanyak berasal dari negara Timur Tengah, yakni Afghanistan, Palestina, dan sebagainya.

"Jumlah tersebut belum ditambah dengan pengungsi non-pencari suaka. Kalau ditambah non-pencari suaka bisa mencapai 2.000-an, dan itu tersebar ada yang lari ke penampungan di Tangerang dan beberapa juga ke Jakarta," pungkasnya.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3391 seconds (0.1#10.140)